Langsung ke konten utama

Dibalik Julukan Kota “Cantik”


Assalamu'alaikum Blogger….

                Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga tadi pagi sudah shalat subuh yah, karena Allah akan memberikan rahmat dan kasih sayangNya bagi kita yang tadi shalat subuh. Aamiin
                Hari ini saya mau berbagi kisah nih Blogger, dari judulnya mungkin Anda sudah bisa menebak apa yang akan saya bahas di sini. Ya, mungkin ini hanya sekelumit dari Palangka Raya undercover. Saat pertama kali menginjakkan kaki di kota ini, kata yang pertama kali tersirat di benak saya adalah “bagus”. Lebih bagus dari kota saya maksudnya. Sebelumnya yang harus Anda ketahui, saya bukan orang yang berdomisili di kota Palangka Raya, saya berasal dari kota kecil Sampit dan mulai menetap di kota ini karena saya harus kuliah. Saat saya mulai tinggal di kota berjulukan Cantik ini, kata kedua yang tersirat di benak saya adalah “panas”. Kota ini jauh lebih panas dari kota saya, mungkin karena letaknya berdekatan dengan garis khatulistiwa atau kota ini sudah miskin pepohonan ya? Ternyata tidak hanya itu, banyak hal yang harus dibenahi dari kota Cantik ini. Kerusakan yang tampak kasat mata dan menurut saya pemerintah harus tahu itu. Semoga tulisan saya ini bisa mewakili aspirasi dari warga Palangka Raya.
               
Hal pertama adalah kerusakan jalan-jalannya, terutama jalan yang sering dilalui mahasiswa. Saya terkadang bingung dengan pengurus RT atau RW di daerah saya tinggal, tampaknya ada atau tidaknya mereka tidak terlalu berpengaruh besar terhadap kemajuan di lingkungan sekitarnya. Buktinya saja, banyak jalan-jalan yang rusak seperti ini. Mana kinerja pengurus RT dan RW-nya? Saya curiga, jangan-jangan memang tidak ada ya…
Lihat aja gambar di samping kanan...saya ambil paska turun hujan lebat...
ini adalah jalan Bima Komp. UNPAR.... Gimana menurut Anda? WOW ya? :)
Foto yang disebelah kiri ini di jalan Bima juga...
Kebetulan saya lagi mampir mau ngisi ulang air galon :D
Nah coba anda lihat di dekat situ kan ada kost-kostan mahasiswa ya.. Sedih juga punya kost di situ kalau setiap saat lewat jalan becek seperti ini. Buat yang pakai kendaraan sih tidak masalah, tapi buat yang jalan kaki? Satu kata "Tragis"
Kemudian ada foto lagi, yang ini menurut saya juga tragis... kebetulan yang ini di jalan Borneo Komp. UNPAR dan tragisnya itu karena saya sering lewat jalan sini :(        

Hal kedua, tumpukan sampah menjamur dimana-mana di sepanjang jalan. Hanya ruas jalan-jalan utama saja yang tampaknya rapi, bersih dan dilengkapi oleh TPS, tapi kalau Anda mulai memasuki jalan-jalan kecil, Anda akan menemui pemandangan yang saya sebutkan tadi. Berbeda dengan kota Sampit, kota ini memang tidak terlalu bagus namun kota ini cukup terkontrol kebersihannya. Mungkin ini bisa dicontoh oleh Palangka Raya ya. Anda bisa lihat gambar di samping, tumpukan sampah seperti ini bisa ditemui dimana saja, kotor, bau dan membawa bibit penyakit. Tindakan selanjutnya dari sampah ini biasanya dibakar. Padahal seharusnya sampah-sampah ini diangkut oleh truk sampah yang dikelola dinas PU, namun karena sampah ini tidak dibuang di TPS maka petugas acuh tak acuh saja karena memang bukan tugasnya. Nah Blogger tahukah Anda mengapa kita dilarang membakar sampah? Ini karena menimbulkan polusi udara dan sampah anorganik menjadi sulit terurai di tanah. Butuh waktu ribuan tahun agar dapat terurai sempurna, akibatnya apa? Sampah-sampah itu hanya mengalami transformasi bentuk saja menjadi benda tak berbentuk dan hangus.
                Kemudian hal ketiga yang patut diperhatikan pemerintah ialah kelakuan remaja yang terlalu bebas. Mungkin fenomena ini tidak hanya di Palangka Raya saja, tapi di kota-kota lain terutama pulau Jawa. Kebanyakan remaja saat ini dekat dengan narkoba, miras dan seks bebas. Bukankah itu semua dilarang? Untuk di Palangka Raya-nya sendiri, hal ini tampaknya sangat sulit dihindari. Mengapa demikian? Karena lingkungannya cukup mendukung, yaitu tidak adanya kontrol sosial dari masyarakat, masyarakatnya acuh tak acuh saja melihat hal seperti ini, banyaknya toko/ kios yang menjual minuman keras di pinggir jalan, kos-kosan mahasiswa yang cenderung memberikan kebebasan bagi penghuninya dan masih banyak lagi. Apa ada tindakan tegas dari pemerintah? Entahlah, yang pastinya saya belum lihat hal itu.      

Nih saya kasih contoh di sebelah kanan..
Kios ini menjual aneka jenis minuman keras...kiosnya tidak di tempat yang 'gimana-gimana' tapi di tempat terbuka di pinggir jalan besar. lokasinya dekat sekali dengan lingkungan kampus. Apa ini contoh yang baik?
                Kemudian saya jadi bertanya-tanya, dimanakah sisi cantiknya dari ibukota Kalimantan Tengah ini? Lingkungannya rusak, moralnya bisa dikatakan berantakan dan masih banyak lagi. Kalau dibandingkan dengan kota saya Sampit, disana sudah jarang ditemui jalan-jalan yang belum beraspal. Padahal kota kecil itu bukanlah ibukota.
                Kalau kerusakan di atas tidak segera ditangani pemerintah, maka akan banyak masalah yang timbul. Semoga dengan artikel ini bisa menyadarkan pemerintahan Palangka Raya dan segera melakukan perbaikan. Karena bila diabaikan terus, kapan kota ini mau maju?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Bersyukur

Hari ini aku mengajar. Menjelaskan dengan suara lantang dan tangan yang ku masukkan di saku. Oh ayolah. Jangan kaku begitu. Jangan kamu bilang aku sombong karena gesture ini. Tangan yang dimasukkan ke saku...memang seenak itu! Rasanya letih sekali kalau harus kamu kritik hal itu. Di sela mengajar, Anak anak kelas lain lewat sambil menoleh ke kelasku, bergantian memberikan senyum untukku, atau melambai padaku. Pun ketika aku berjalan di koridor, sapaan, tawa, malu malunya mereka, hal remeh yang ternyata menyenangkan untuk dirasakan :) Semoga semua perlakuan itu tulus dari hati. Dengan begitu, hatiku juga bisa nyaman menerimanya. :) Terima kasih ya Allah. Aku bersyukur.

Kapsul Waktu Part 1 (Teknologi)

Membicarakan masa lalu memang seseru itu. Anak anak kelahiran tahun 90an pasti sangat relate. Tapi tidak banyak yang bisa berlama-lama membicarakan masa lalu lagi saat ini, waktu semakin menghimpit, beban semakin berat di pundak, banyak pekerjaan yang mencapai tenggat. Padahal seandainya mau meluangkan waktu, aku yakin waktu yang dibutuhkan untuk mengupas masa lalu tak akan pernah sebentar. Mari kita bercakap-cakap masa lalu yang luar biasa itu disini saja, sebab kini kita sudah kehilangan banyak kesempatan. Kali ini temanya teknologi, tapi mungkin tidak runut ceritanya, aku minta maaf dulu :D Dan semoga ada kesempatan berikutnya untuk kita membicarakan tema lainnya. *** Aku punya sebuah kotak kardus kecil di lemari, isinya adalah beberapa kenangan di waktu sekolah dulu. Saat aku menyimpannya, aku tak punya maksud apa-apa selain terlalu sayang untuk membuang benda tersebut. Tapi kini aku bersyukur masih memiliki benda-benda itu, aku seperti sedang mengubur kapsul waktu. Benda-benda itu...

Menciptakan Keberanian

Tahapan dalam hidup kadang memang seunik itu. Dan sungguh hidup bukanlah sebuah perlombaan. Setiap manusia memiliki garis waktunya masing masing. Aku menemukan banyak sisi lain dari diriku di tiap garis usiaku, dan itu berbeda dari teman sebayaku. Misalnya aku hari ini, di usia 30 tahunku, aku banyak berani melakukan sesuatu yang dulunya aku merasa malu untuk melakukannya. Hari ini aku senam pramuka bersama teman kantorku, Sekadar informasi, aku dulu tidak suka senam. Karena malu melakukan gerakan senam di hadapan banyak pasang mata yang memandang. Tapi kini, aku suka senam (yang gerakan dan musiknya memang sopan ya). Aku bersemangat melakukannya. Setelah senam, aku merasa free untuk melakukan kegiatan lainnya, aku membawa tali keluar kantor. Ternyata banyak temanku tertarik dan ingin mencoba. Aku akhirnya bermain bersama sama. Aku suka memberanikan diri bermain tali dan mengakui ketidakmampuanku dalam bermain. Dan itu tak apa, kami bersenang senang! Setelah main tali, aku memainkan ru...

Win Some and Lose Some

"That's how it is. You win some you lose some. That's how the world works. I don't have any regrets at all" Suga BTS said after their concert. Sederhananya kurang lebih, untuk mendapatkan sesuatu kita harus siap kehilangan yang lain. Aku merenung sebentar. Maksudku, ku pikir aku yang tidak bisa mengatur waktuku disini. Atau...aku yang salah dalam melangkah. Nyatanya, ini semua hanyalah sebuah hukum alam yang sulit tertampik. Aku sering merasa bersalah meninggalkan rumah dari pagi sampai sore, kemudian di kamar sepanjang malam dan baru keluar kalau lapar. Rasa rasanya, aku tidak mampu kalau harus sekadar bercengkrama selepas maghrib di ruang tivi. Karena kantuk dan penat yang sangat rindu kasur. Apalagi kalau harus bekerja lagi  di rumah, seperti memasak, menyapu dan sebagainya. Di kantor semua energiku terkuras habis, tidak hanya di badan, di pikiran juga, pun di hati juga. Jadi pulang ke rumah, aku hanya ingin mengistirahatkan semua dan kemb...

Nilai Oh Nilai~

Sedang mengerjakan erapor, rutinitas tiap akhir semester. Bagian paling berat adalah menuliskan nilai jujur ke anak anak. Sebenarnya bukan pelit nilai sih, tapi ya apa adanya aja ke anak, dan sebenarnya pun kalau harus apa adanya, nilainya gak akan sebagus itu hahaha Kayak 70 pun jauh kali, realnya gak sampe 70. Terus juga mikirin efek psikologisnya ke anak anak, kalau dikasih nilai segini, nanti gimana ya efeknya? Makin semangat atau gimana ya? Mikir juga, nilai ulangannya jujur atau curang ya? Gak bisa mentah-mentah ngambil nilai ulangannya, kudu ditelusuri juga kesehariannya gimana, aktif gak? Lengkap gak tugasnya? Sama guru lain gimana? Hehehe Jadi kalau ada yang bilang ibu pelit nilai, sini ku kasih lihat real-nya nilai, dan perhitungan matematis dan pertimbangan attitudenya juga. Maka  kamu akan tercengang dengan nilainya :P Dan fyi aja, nilai nilai itu sudah digodok dengan lama, dipikirin minimal tiga kali banget, kadang diubah karena kasihan, kadang diubah karena banyak hal...

Himdeureo

Jalan ini sulit, Apakah akan terasa mudah jika melaluinya bersamamu? Aku sekarang tidak mahir membuat tulisan panjang lebar lagi, mungkin karena aku tidak punya objek dalam tulisan ini. Tak ku tujukan pada siapapun, tak ku sematkan untuk siapapun. Tulisan tulisan tak bertuan. Miliki saja bila kau ingin. *** Aku ada disini. Dalam ratusan tulisan yang bisa kau baca tiap hari. Kau bisa mampir jika ingin. Kau bisa membacanya jika rindu. Seolah aku sedang bercakap di depanmu. Kau bisa membawaku dalam semua kegiatanmu. Saat kau menunggu antrian, saat kau sedang bosan, saat kau akan tidur. Aku selalu ada. Tapi bagiku, kau tidak ada dimanapun. Kau tidak bisa ku temukan dalam apapun. Kau tidak akan pernah hadir walau ku cari bertahun tahun. *** Aku membencimu, sebanyak aku ingin melupakanmu.

B E I N G G R A T E F U L

Aku begitu mencintai setiap fase hidupku. 30 desember 1993 kala itu. Aku terlahir bersama ribuan bayi mungil di luar sana.  Lahir sebagai bayi normal nan sehat. Menghirup udara yang lebih menyejukkan. Merasakan ruang yang lebih lapang. Aku menjadi jawaban yang ditunggu ibu selama sembilan bulan mengandungku. Diperdengarkan adzan sebagai tanda kepatuhan pada Rabb-ku. Diberi nama sebagai doa dan impian ayah ibu. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Setiap detik hidupku, aku dan semua manusia di belahan bumi manapun selalu dijaga malaikat. Di setiap malam kita terbaring pulas, ada doa ibu yang selalu menyelimuti. Dibesarkan dengan untaian doa doa terbaik. Dibahagiakan dengan kebesaran hati Tuhan yang Maha Baik. Diberi makan dan minum dari rejeki yang halal. Dianugerahi nikmat anggota tubuh yang sehat dan lengkap. Dilindungi dengan cinta dan harapan. Direngkuh dengan kasih dan sayang.

Takdir

Ada yang mengejarku selama ini, aku menghindar. Entah apa yang salah, mungkin aku membenci caranya mendekatiku. Setiap perhatiannya memuakkan. Aku juga kebingungan dengan diriku ini. Ternyata memaksakan diri jatuh cinta memang tidak mudah. Mungkin begitulah aku di matamu? Seketika itu aku bercermin. Melihat pantulan diriku yang begitu hebat masih mengejarmu. Mungkin kamu sangat terganggu dan kebingungan menghindariku. Dasar aku, kamu, dan takdir ini.
Mau produktif menulis, tapi makin kesini makin membuncah rasa malasku, Hati yang khawatir, cemas berkepanjangan, tiba tiba datang menyerang, Aku ingin produktif, tapi terlalu malas

Surat Terbuka untuk Kelas XII 2018

Demi menulis apa yang sedang menyesaki kepala, sampai rela meninggalkan soal ulangan yang padahal dikejar deadline. Bismillahirrahmanirrahim... Jadi, malam ini, Nak. Postingan ini ditujukan untuk kalian anak-anak ibu yang lucu dan menggemaskan (pada akhirnya kalian menjadi lucu dan menggemaskan bagi ibu). To be honest , jarang sekali momen paska perpisahan itu baper ya, sampai-sampai tertuang di blog ini. Tapi mungkin dua tahun cukup lah sebagai pertimbangan kenapa kalian agak berkesan hingga akhirnya ibu rela menuliskan surat ini disini.