Langsung ke konten utama

Muslimah dan Hijab

Assalamu'alaikum Blogger

Apa kabarnya hari ini? Semoga sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT ya, aamiin...

Apa yang mau saya posting? Entahlah, mendadak saja ingin nulis sesuatu di blog. Kebetulan jaringan internet lagi stabil dan tugas kuliah saya sudah selesai, jadi pagi ini full pengangguran. Haha...

Oh iya, pagi ini cerita tentang muslimah saja ya? Mungkin dari cerita ini akan ada hikmah yang bisa dipetik.


Bismillah...

Dulu saya masih ingat, ada teman saya yang non muslim bertanya, "Kenapa perempuan muslim harus pakai jilbab? Harus ditutup segala? Ada-ada saja peraturan semacam itu." Saya cuma menjawab dengan menganalogikan sebuah permen lolipop, dan mungkin Blogger sudah tahu analogi itu. Analoginya sederhana, ketika kita dihadapkan pada dua buah pilihan, mau lolipop yang masih dibungkus rapi atau yang bungkusnya hilang entah kemana? Pastilah semua mau yang dibungkus rapi. Sama halnya dengan mau kue yang di dalam kotak dan bersegel atau mau kue yang dijual dipinggir jalan tanpa kotak? Pasti semua pun maunya kue yang di dalam kotak dan bersegel. Ini analogi sederhana yang sering sekali digunakan untuk menjawab pertanyaan seperti di atas. Perempuan muslimah yang berhijab, ibarat permen lolipop yang masih dibungkus rapi. Bersih, tidak ada yang bisa menyentuh, tidak ada yang bisa melihat isinya. Sebaliknya, perempuan yang tidak berhijab, ibarat permen lolipop yang tidak berbungkus. Siapa yang bisa menjamin isinya ketika sudah coverless seperti itu? Mungkin saja sudah kotor terkena debu atau dihinggapi lalat. Pun sama halnya dengan kue yang di dalam kotak, biasanya kue yang di dalam kotak sejenis kue blackforest yang dipajang di etalase. Hanya bisa dilihat luarnya. 

Tidak berani menyentuh si kue sebelum benar-benar membeli. Tidak ada lalat dan debu yang mengotori kue. Isinya terjamin selama kotaknya belum tersingkap dan rusak. Yayaya, hal semacam inilah kiranya yang bisa menjawab pertanyaan kenapa muslimah harus berhijab. Perintah berhijab ini murni dari Allah SWT untuk menjaga kehormatan perempuan. Dan bukan sebuah peraturan yang dikarang manusia, atau peraturan yang aneh-aneh.

Namun lihatlah saat ini, banyak sekali perempuan yang menampakan auratnya. Sehingga ketika ia dilecehkan, siapa yang salah?

Sedikit berbagi pengalaman saya saat kuliah. Saya mulai belajar berhijab. Niat awal saya sih hanya ingin terjaga, saat itu ilmu agama masih ala kadarnya (sekarang pun sama.. haha). Menurut saya, dengan berhijab, tidak ada yang bisa mengganggu saya. Terbukti benar. Dulu ketika saya masih SMA, ada saja orang iseng yang mengganggu, misalnya seperti bersiul, memanggil "sayang" dan lain-lain. Tapi ketika saya sudah berhijab, gangguan itu hanya hadir dalam bentuk salamnya Islam, yaitu "assalamu'alaikum". Yah, minimal tidak seperti dulu. Lihatlah perbedaan ini, orang yang hendak mengganggu pun segan melihat saya sudah berhijab (walau masih abal-abal). Subhanalllah, ketika kita mengikuti perintah Allah, maka apalagi yang perlu kita risaukan?

Perempuan muslimah adalah kunci kebaikan. Berhijab merupakan kewajiban yang harus ditunaikan bagi setiap perempuan muslimah. Hijab merupakan salah satu bentuk pemuliaan terhadap wanita yang telah disyariatkan dalam Islam. Hal ini sebagaimana tercantum dalam firman Allah Ta’ala: “dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya.” (Qs. An-Nuur: 31), “dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya,” (Qs. An-Nuur: 31) 

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Dan tidaklah patut bagi mukmin dan tidak (pula) bagi mukminah, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, kemudian mereka mempunyai pilihan (yang lain) tentang urusan mereka, dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya. Maka sungguhlah dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Qs. Al-Ahzab: 36)

Berhijab memang bukanlah perkara mudah. Saya pun merasakannya. Saat mengenakan hijab, saya masih setengah hati, apalagi saat teringat baju lengan pendek saya yang lucu-lucu dan masih bagus. Saya sempat melepaskan hijab saya. Namun, dengan tekad yang kuat, ingin berubah, ingin jadi lebih baik. Allah SWT selalu menujukkan jalanNya dan alhamdulillah saat ini masih istiqomah.


Ketika sudah berhijab, ternyata ada permasalahan lain yang muncul. Hijab saya belum syar'i! Saya menghabiskan waktu beberapa bulan untuk berpikir. Karena saat saya memutuskan untuk berhijab syar'i, ada banyak pertentangan dan konsekuensi yang harus saya terima. Misalnya, saya harus berhenti pacaran. Malu lah, masa akhwat tapi pacaran.
Bagaimana bisa saya semudah itu melenyapkan rasa yang tumbuh subur di hati ini? Memang setiap pilihan selalu ada resiko. Setiap perubahan yang dilakukan terkadang terselip pengorbanan. 

Setelah beberapa bulan berkutat dalam masalah ini, akhirnya saya putuskan untuk melepaskan genggaman saya darinya dan meraih jalan Allah. Ini bukanlah pilihan mudah, tapi jalan Allah adalah jalan yang terbaik.

Intinya adalah, berpegang teguhlah di agama Allah, maka kita akan selamat dunia akhirat. Ini janjiNya, dan Allah tidak pernah ingkar janji.

Sekian, semoga bermanfaat.


(NB: sudah jam 7.45, cucian saya menunggu, kasian mereka kedinginan. Ok bye..)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Bersyukur

Hari ini aku mengajar. Menjelaskan dengan suara lantang dan tangan yang ku masukkan di saku. Oh ayolah. Jangan kaku begitu. Jangan kamu bilang aku sombong karena gesture ini. Tangan yang dimasukkan ke saku...memang seenak itu! Rasanya letih sekali kalau harus kamu kritik hal itu. Di sela mengajar, Anak anak kelas lain lewat sambil menoleh ke kelasku, bergantian memberikan senyum untukku, atau melambai padaku. Pun ketika aku berjalan di koridor, sapaan, tawa, malu malunya mereka, hal remeh yang ternyata menyenangkan untuk dirasakan :) Semoga semua perlakuan itu tulus dari hati. Dengan begitu, hatiku juga bisa nyaman menerimanya. :) Terima kasih ya Allah. Aku bersyukur.

Kapsul Waktu Part 1 (Teknologi)

Membicarakan masa lalu memang seseru itu. Anak anak kelahiran tahun 90an pasti sangat relate. Tapi tidak banyak yang bisa berlama-lama membicarakan masa lalu lagi saat ini, waktu semakin menghimpit, beban semakin berat di pundak, banyak pekerjaan yang mencapai tenggat. Padahal seandainya mau meluangkan waktu, aku yakin waktu yang dibutuhkan untuk mengupas masa lalu tak akan pernah sebentar. Mari kita bercakap-cakap masa lalu yang luar biasa itu disini saja, sebab kini kita sudah kehilangan banyak kesempatan. Kali ini temanya teknologi, tapi mungkin tidak runut ceritanya, aku minta maaf dulu :D Dan semoga ada kesempatan berikutnya untuk kita membicarakan tema lainnya. *** Aku punya sebuah kotak kardus kecil di lemari, isinya adalah beberapa kenangan di waktu sekolah dulu. Saat aku menyimpannya, aku tak punya maksud apa-apa selain terlalu sayang untuk membuang benda tersebut. Tapi kini aku bersyukur masih memiliki benda-benda itu, aku seperti sedang mengubur kapsul waktu. Benda-benda itu...

Menciptakan Keberanian

Tahapan dalam hidup kadang memang seunik itu. Dan sungguh hidup bukanlah sebuah perlombaan. Setiap manusia memiliki garis waktunya masing masing. Aku menemukan banyak sisi lain dari diriku di tiap garis usiaku, dan itu berbeda dari teman sebayaku. Misalnya aku hari ini, di usia 30 tahunku, aku banyak berani melakukan sesuatu yang dulunya aku merasa malu untuk melakukannya. Hari ini aku senam pramuka bersama teman kantorku, Sekadar informasi, aku dulu tidak suka senam. Karena malu melakukan gerakan senam di hadapan banyak pasang mata yang memandang. Tapi kini, aku suka senam (yang gerakan dan musiknya memang sopan ya). Aku bersemangat melakukannya. Setelah senam, aku merasa free untuk melakukan kegiatan lainnya, aku membawa tali keluar kantor. Ternyata banyak temanku tertarik dan ingin mencoba. Aku akhirnya bermain bersama sama. Aku suka memberanikan diri bermain tali dan mengakui ketidakmampuanku dalam bermain. Dan itu tak apa, kami bersenang senang! Setelah main tali, aku memainkan ru...

Win Some and Lose Some

"That's how it is. You win some you lose some. That's how the world works. I don't have any regrets at all" Suga BTS said after their concert. Sederhananya kurang lebih, untuk mendapatkan sesuatu kita harus siap kehilangan yang lain. Aku merenung sebentar. Maksudku, ku pikir aku yang tidak bisa mengatur waktuku disini. Atau...aku yang salah dalam melangkah. Nyatanya, ini semua hanyalah sebuah hukum alam yang sulit tertampik. Aku sering merasa bersalah meninggalkan rumah dari pagi sampai sore, kemudian di kamar sepanjang malam dan baru keluar kalau lapar. Rasa rasanya, aku tidak mampu kalau harus sekadar bercengkrama selepas maghrib di ruang tivi. Karena kantuk dan penat yang sangat rindu kasur. Apalagi kalau harus bekerja lagi  di rumah, seperti memasak, menyapu dan sebagainya. Di kantor semua energiku terkuras habis, tidak hanya di badan, di pikiran juga, pun di hati juga. Jadi pulang ke rumah, aku hanya ingin mengistirahatkan semua dan kemb...

Nilai Oh Nilai~

Sedang mengerjakan erapor, rutinitas tiap akhir semester. Bagian paling berat adalah menuliskan nilai jujur ke anak anak. Sebenarnya bukan pelit nilai sih, tapi ya apa adanya aja ke anak, dan sebenarnya pun kalau harus apa adanya, nilainya gak akan sebagus itu hahaha Kayak 70 pun jauh kali, realnya gak sampe 70. Terus juga mikirin efek psikologisnya ke anak anak, kalau dikasih nilai segini, nanti gimana ya efeknya? Makin semangat atau gimana ya? Mikir juga, nilai ulangannya jujur atau curang ya? Gak bisa mentah-mentah ngambil nilai ulangannya, kudu ditelusuri juga kesehariannya gimana, aktif gak? Lengkap gak tugasnya? Sama guru lain gimana? Hehehe Jadi kalau ada yang bilang ibu pelit nilai, sini ku kasih lihat real-nya nilai, dan perhitungan matematis dan pertimbangan attitudenya juga. Maka  kamu akan tercengang dengan nilainya :P Dan fyi aja, nilai nilai itu sudah digodok dengan lama, dipikirin minimal tiga kali banget, kadang diubah karena kasihan, kadang diubah karena banyak hal...

Himdeureo

Jalan ini sulit, Apakah akan terasa mudah jika melaluinya bersamamu? Aku sekarang tidak mahir membuat tulisan panjang lebar lagi, mungkin karena aku tidak punya objek dalam tulisan ini. Tak ku tujukan pada siapapun, tak ku sematkan untuk siapapun. Tulisan tulisan tak bertuan. Miliki saja bila kau ingin. *** Aku ada disini. Dalam ratusan tulisan yang bisa kau baca tiap hari. Kau bisa mampir jika ingin. Kau bisa membacanya jika rindu. Seolah aku sedang bercakap di depanmu. Kau bisa membawaku dalam semua kegiatanmu. Saat kau menunggu antrian, saat kau sedang bosan, saat kau akan tidur. Aku selalu ada. Tapi bagiku, kau tidak ada dimanapun. Kau tidak bisa ku temukan dalam apapun. Kau tidak akan pernah hadir walau ku cari bertahun tahun. *** Aku membencimu, sebanyak aku ingin melupakanmu.

B E I N G G R A T E F U L

Aku begitu mencintai setiap fase hidupku. 30 desember 1993 kala itu. Aku terlahir bersama ribuan bayi mungil di luar sana.  Lahir sebagai bayi normal nan sehat. Menghirup udara yang lebih menyejukkan. Merasakan ruang yang lebih lapang. Aku menjadi jawaban yang ditunggu ibu selama sembilan bulan mengandungku. Diperdengarkan adzan sebagai tanda kepatuhan pada Rabb-ku. Diberi nama sebagai doa dan impian ayah ibu. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Setiap detik hidupku, aku dan semua manusia di belahan bumi manapun selalu dijaga malaikat. Di setiap malam kita terbaring pulas, ada doa ibu yang selalu menyelimuti. Dibesarkan dengan untaian doa doa terbaik. Dibahagiakan dengan kebesaran hati Tuhan yang Maha Baik. Diberi makan dan minum dari rejeki yang halal. Dianugerahi nikmat anggota tubuh yang sehat dan lengkap. Dilindungi dengan cinta dan harapan. Direngkuh dengan kasih dan sayang.

Takdir

Ada yang mengejarku selama ini, aku menghindar. Entah apa yang salah, mungkin aku membenci caranya mendekatiku. Setiap perhatiannya memuakkan. Aku juga kebingungan dengan diriku ini. Ternyata memaksakan diri jatuh cinta memang tidak mudah. Mungkin begitulah aku di matamu? Seketika itu aku bercermin. Melihat pantulan diriku yang begitu hebat masih mengejarmu. Mungkin kamu sangat terganggu dan kebingungan menghindariku. Dasar aku, kamu, dan takdir ini.
Mau produktif menulis, tapi makin kesini makin membuncah rasa malasku, Hati yang khawatir, cemas berkepanjangan, tiba tiba datang menyerang, Aku ingin produktif, tapi terlalu malas

Surat Terbuka untuk Kelas XII 2018

Demi menulis apa yang sedang menyesaki kepala, sampai rela meninggalkan soal ulangan yang padahal dikejar deadline. Bismillahirrahmanirrahim... Jadi, malam ini, Nak. Postingan ini ditujukan untuk kalian anak-anak ibu yang lucu dan menggemaskan (pada akhirnya kalian menjadi lucu dan menggemaskan bagi ibu). To be honest , jarang sekali momen paska perpisahan itu baper ya, sampai-sampai tertuang di blog ini. Tapi mungkin dua tahun cukup lah sebagai pertimbangan kenapa kalian agak berkesan hingga akhirnya ibu rela menuliskan surat ini disini.