Langsung ke konten utama

Sebait Kesan untuk Dikenang dan Dibawa Pergi

Bismillahirrahmanirrahim

Dibuat jauh jauh hari, biar nggak lupa. Bukan tradisi yang tiap taun akan ibu lakukan, kalau lagi pengen aja. Kebetulan taun ini nulis, yaudah di-publish. Nggak tau taun depan.

Hanya ada beberapa nama disini.
Don't take it too serious❤

Apaya ini, cuman sepenggal kesan kesan aja kok. Kadang dalam waktu 3 tahun itu, ada beberapa hal yang nggak sempat tersampaikan secara langsung, jadi di kesempatan kali ini, ibu akan menulis sedikit kesan tentang kalian dari sudut pandang ibu.

Ibu tulis yang baik aja. Bukan kapasitas ibu menilai kejelekan orang lain. Ibu juga banyak jeleknya :(

Eh tapi sebelumnya, selamat ya udah lulusan tanpa banyak mengikuti ujian!
Kalau kata orang di Twitter, angkatan tahun ini lulusnya bukan jalur berprestasi apa gimana, tapi lulus jalur covid19 hehe.
Entah apa harus senang atau sedih. Senang mungkin kalian nggak perlu menyelesaikan serangkaian ujian (cuman sempat UNBK), sedihnya ya karena ini musibah yang merenggut banyak harta dan jiwa. Pandemi covid19 yang membuat banyak orang dilanda kesedihan, ketakutan, kekhawatiran, dan kehilangan :(

Walau sampai tulisan ini mengudara pun, pandeminya belum juga berakhir. Semoga kita bisa terus belajar banyak dari musibah ini, semoga musibah ini menyadarkan kita pentingnya menjaga kebersihan dan belajar berempati kepada sekitar. Belajar jangan egois juga :)
Himbauan #dirumahaja, ibu rasa masih berlaku ya, jadi anak anak plis dirumah aja ya. Maksudnya kalau nggak penting penting banget keluar rumah, dirumah aja. Bahkan ide buat kumpul merayakan kelulusan bersama teman sebaiknya dibatalkan, lebih baik bersama keluarga saja. Sangat tidak dianjurkan melakukan hal yang sia sia ya. Semoga dapat bijak menyikapi pengumuman kelulusan kali ini.

❤❤❤

Baik, mari kita mulai,
Start from...

Anak anak multimedia.

Pramita, yang harus terpaksa suka ibu panggil 'Pramita' ketimbang nggak dipanggil sama sekali. Maaf ya, ada beberapa nama dalam ingatan ibu yang ketika nama itu disebut, ingatan buruknya turut serta. Thats why, I have to call you 'Pramita'. Nggak papa sih, mau nulis gini aja. Hehe.

Ade, I like his smile and cheerfulness. Mungkin kadang anaknya capek, tapi kalau di kelas selalu keliatan happy, jahil, ketawa tanpa sebab, gaje, dan selalu senyum setiap ibu liat dia.
Selalu ringan tangan bantuin guru-gurunya, termasuk bantuin ibu juga. Pernah sekali ditelpon dan datang dalam waktu 1 menitan, tapi nggak lagi keesokan harinya. Emang nggak bisa dipegang janjinya. Dasar anak anak.

Aldhi, belakangan rajin juga, apa dari dulu ya? Walau cuman beberapa minggu ngajar di kelas MM 2, tapi ibu liat Aldhi mengalami peningkatan. Entah apakah sejak kelas X gitu, maaf kurang notice. Tapi ibu berterima kasih atas antusiasmenya di kelas bahasa inggris kita.

Raedo, I really love his attitude, look, and charm. Anaknya sopan, pinter, rapi, bersih, ganteng, manis, kiyowo, lucu. Ibu suka. Belajar yang rajin ya, semoga duniamu mudah untuk kamu hadapi. Oya, nggak boleh sembarangan nitip barang ke temen perempuannya, kamu nggak pernah tau kalau tindakan itu bisa bikin mereka baper. Mungkin sindrom anak ganteng dimana mana selalu begitu kali.

Devia, I love just the way you are. Devia anak ibu yang pintar dan cantik. Walau jarang masuk karena sering sakit, tapi tetap bisa ngejar ketertinggalan. Selalu semangat sekolahnya. Selalu mandiri, kuat, dan nggak bergantung sama siapapun. Ibu, nggak pernah bisa punya sikap hebat gitu. Semoga Allah selalu melindungi dan melapangkan hati Devia. Semoga juga Devia selalu berprasangka baik sama takdir yang digariskan Allah sama Devia ya.

Khaerul yang di menit menit terakhir sekolah berusaha rajin. Syukurlah~

Rahman yang memang rajin, pinter, bersemangat, dan sopan.
Ada satu kejadian yang masih ibu ingat kalau sama Rahman, mungkin anaknya lupa. Waktu kelas X dulu pelajaran kimia, tentang tata nama senyawa. Ada soal struktur kimia gitu, anak anak diminta menuliskan nama senyawanya. Nah di jawaban dia kan nggak menyertakan nama senyawa ya, akhirnya ibu panggil, ibu tanya. Siapa tau udah ditulis tapi ibu nggak nemu.
"Rahman ini mana namanya?" Tanya ibu.
Terus Rahman bingung gitu kan, lalu dia "Oh!" Terus dibaliklah lembar bukunya sampai ke sampul depan. Ibu pikir 'ini jauh amat jawabannya ditulis sampe berapa lembar gitu'.
"Ini bu" kata Rahman semangat sambil nunjuk nama dia yang dia tulis di sampul buku. Ibu bingung bentar terus ketawa deh. Karena lucu. Karena ternyata dia missunderstanding mengira ibu nanya nama dia, padahal yang ditanya nama senyawa kimia.
Eh Kalian paham nggak sih sama ceritanya? Hehe

Selvi, akhirnya ibu menyukai Selvi tanpa tapi. Kalau dulu ibu suka Selvi tapi nggak suka pakaiannya, sekarang ibu suka keduanya.
Dulu tu ibu suka kesel liat rok Selvi yang sempit banget. Ini kalau ada gempa bumi dan semua orang lari, Selvi pasti yang ketinggalan. Soalnya susah lari. Hehe
Selvi, konsisten itu berat dan sulit. Ibu berharap apapun yang terjadi, kamu nggak mundur kebelakang. Kalau capek, berhenti bentar boleh, asal jangan menyerah.

Suci, I just don't love her habit for being inconsistent. Anaknya selalu semangat apa apa, tapi nggak konsisten. Mungkin karena banyak kerjaan? Mungkin kecapekan? Entah. Tapi Suci, kalau boleh ibu berpesan, manusia itu...dinilai dari sikap dan ucapannya. Jangan berani mengatakan sesuatu yang tidak bisa kita realisasikan, jangan berani menjanjikan kalau akhirnya kita lupakan, jangan menyepelekan urusan sekecil apapun. Manusia yang baik itu, yang berprinsip dan bisa dipegang ucapannya, bahkan ketika bercanda. Paham? Semoga kedepannya bisa lebih baik. Seenggaknya Suci pernah nyemangatin ibu, dan ibu berterimakasih untuk itu. Tetap berusaha menjadi alasan orang orang di sekelilingmu bahagia karena telah mengenal Suci.

Yahya, anak yang always berbuat kesalahan dan minta maaf berkali kali tiap belajar di kelas.
Sampai bosen ibu denger "sorry miss"-nya dia.

Dan beberapa anak lainnya yang nggak bisa disebutin namanya semua. Anak anak pintar dan insya Allah berguna buat nusa rara bangsa.

Next, anak anak akuntansi, ada...

Abdul Wahab yang sering dimarahin, tapi berusaha sabar. Hehe. Makasih udah sabar, terharu. Ibu belajar banyak dari kesabarannya :p

Amelia, yang pendiam. Bahkan ibu jarang banget denger suaranya.

Isty, yang selalu ngingetin ibu sama siswa ibu dulu, si Taciana alias Silvi. Mirip soalnya.
Btw, belakangan sering chat ibu di IG, tapi kalau udah dibales, chat ibu nggak dibales lagi gitu gimanasi :I ini satu keluarga apa punya culture males chattingan kali ya?
Isty satu satunya yang ibu follback loh IGnya di kelas, nyadar nggak sih? Bilang apa kalau udah di follback?
Untuk pertanyaan yang dulu pernah Isty ajukan, tanggapan ibu, "Bagus aja pendiam, kenapa harus berisik? Setiap orang berhak atas karakter dia. Nggak perlu jadi seperti orang lain." Anw, Ibu tiap di kelas mau nunjuk Isty buat jawab soal, jadi ragu, takut kamu nggak bisa jawab dan nangis. Makanya jarang ibu tunjuk. Sepilih kasih itu ibu.


Hendra yang sering ibu panggil Hendri. Sorry. :(
Hendra ibu suka handwritingnya, rapiii banget buat selevel anak laki laki, nggak kayak tulisan Yusril yang amburadul. Hendra wajib harus selalu rajin belajar. Semoga bisa melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi ya, atau kalau mau kerja, semoga kerjanya nyaman dan mapan.

Johny, I love the way he call me "miss". Love it so much. Walau ibu ngajar bahasa inggris dan membiasakan kalian untuk manggil ibu "miss" kalau kita di kelas. Tapi habit itu nggak mudah diubah memang. Ibu aja membahasakan diri ibu ke kalian tetap dengan sebutan "ibu". Tapi Johny, selalu memanggil ibu dengan panggilan "miss" dimanapun kapanpun, yang akhirnya selalu menyadarkan ibu bahwa iya ibu tuh miss dan kok happy ya denger panggilan itu :')
Anw, makasih suratnya ya dan makasih selalu aja mau disuruh-suruh ngambil jurnal (yang padahal udah tersedia di meja guru) hahaha. Maafkan miss yang pemalas :']

Mega, I love her spirit. Ibu sayang Mega. Terus berusaha, terus rajin, terus belajar, nggak boleh nyerah. Ibu tau Mega sering kesusahan dalam belajar, tapi ibu salut sama usaha dan perjuangan Mega. Ibu yakin suatu saat semuanya akan terbayar. Kalaupun nggak terbayar disini, insya Allah terbayar di surga.

Oktabviani, yang cantik, dewasa, pintar, dan bisa diandalkan. :') kalau ada yang salah paham karena muka kamu jutek, nggak papa (emang ada?) Hehee. Kali aja ada. It's okay. Banyak orang dilahirkan dengan garis muka seperti itu. Ibu contohnya :|
Padahal ibu cuman diem, disangka marah. Lah masa harus selalu senyum gitu? Ntar disangka nggak waras kan bahaya.

Putri yang comel, I love her personality. Dari dulu sampai sekarang. Hehhe. Putri temen ibu nggosip. Putri nggak boleh ngegas lagi, nggak boleh marah kalau kalah main game. Hahaha. Putri makasih suratnya, terharu. :3 cama cama ya. Jadi cedih.
Putri makasih ya udah jadi temen ibu ngobrol dari dulu sampai sekarang. Hiks.
Oya, selamat ya udah lolos seleksi PTNnya, selamat jadi mahasiswa junior ibu! semoga dimudahkan dalam segala urusan. Semoga istiqomah berhijab nggak boleh dilepas dilepas. :(

Putri satunya yang duduk di belakang, sebenernya anaknya pinter, tapi mungkin terlalu nyaman di comfort zone-nya. Putri satunya, seringkali goyah dalam hijabnya, semoga kelak tidak lagi goyah. Putri satunya, harus mulai fokus merajut masa depan, sungguh sungguh berbakti pada orang tua, dan belajar mengekspresikan kepedulian sama sekitarnya. Bukan berarti nggak peduli ya, ibu tau kamu peduli, tapi kamu memilih diam...gitu maksudnya.

Siti, ibu rasa Siti berubah ke arah yang lebih baik. Nggak sering telat lagi (mungkin) dan lebih rajin mengerjakan tugas. Thats good :) oya, kenapa sih muka Siti bisa putih gitu? Kesel ibu. Ibu pengen juga soalnya.

Riske. I love her bias. Ehehehe. Uri Taehyungie❤ Eh kok Taehyung kita sekarang jadi dewasa gitu sih? :(
Riske, anaknya pinter, cantik, sederhana, dan apa adanya. Semoga Riske Allah lapangkan hatinya bila kelak menghadapi kehilangan pupusnya. Hehe. Apasih tiba tiba. Ibu punya kucing soalnya, dan sering banget ditinggal pergi duluan. Ada yang Allah takdirkan hilang, ada yang ketabrak, ada yang sakit. Walau udah sering ditinggalin gitu, ibu selalu nangis terus tiap momen itu. Makanya, ibu berpesan gini. Pupusnya, nggak boleh dimarahin walau nakal. Nanti kalau dia udah nggak ada, takut nyesel karena pernah marahin.
Btw, iya semoga Riske bisa melanjutkan sekolahnya di tempat terbaik. Dimanapun itu, insya Allah baik. Semangat belajarnya. Riske itu hebat dan keren. Sans aja.
Oiya, salam satu bias.

Septi, ibu suka pronounce-nya. Kayak pronounce ibu. Hihihiii. Walau beberapa anak lain juga enak didenger, yah kamu salah satunya lah. Dear Septi, ibu tau ini bukan ranah ibu, tapi ibu berharap Septi mencintai dirinya sendiri dan menjalani hidupnya dengan bahagia. Kalau kata lagu yang pernah ibu puter di kelas "I am okay with not being perfect, thats perfect to me". Ibu beharap sampai kapanpun dimanapun ibu bertemu Septi, kamu seperti yang ibu liat kalau di kelas, secantik itu. :)

Vera, temen ibu nggosip (2). Emang paling enak nggosip di kelas ya. Asik banget ngomongin temen temennya. Makasih selalu ngidupin kipas buat ibu, walau jarang peka, selalu aja ibu kode kode dulu. Makasih udah dengerin cerita ibu yang nggak penting. Dengerin keluhan lapar ibu tiap jam pagi dan keluhan ngantuk ibu tiap jam siang. Ya Allah idup ibu ngeluh terus ya. Makasih selalu nyediain kursi juga. Ngerepotin banget ibu ya?
Vera tu cantik kok, kata siapa nggak? Cantikan Vera banget banget daripada ibu. Cantik dan masih muda. Hm

Yusril, I love how he always look at me and smile (ngerti nggak kamu artinya? Haha. Pasti abis baca ini dia buka kamus atau google atau nanya sama temen temen dia yang ngerti bahasa inggris atau dia memilih diam aja terus bengong, tapi sebelum itu semua, dia pasti senyum senyum baca ini). 
Kenapa ibu nggak bisa marah sama Yusril ya? Nggak ngerti juga. Tiap liat Yusril ibu pasti lupa kalau mau marah.
Dan senyum itu sungguh nular, Yusril. Makasih karena selalu menularkan senyum di tiap hari hari ibu yang melelahkan.
Maaf ya suka nyuruh Yusril kesana sini, ambilin buku, ambilin speaker, bawain buku, bawain kertas kertas ibu (yang sebenernya sangat ringan dan bisa ibu bawa sendiri) etc. Iseng aja, ngetes kesabaran Yusril. Sekarang udah nggak bakal ibu suruh lagi kok. Kan Yusril udah nggak ada...udah lulus maksud ibu.

Mira, kenapa selalu ketawa nggak jelas kalau ketemu ibu. Sungguh aneh. Apakah Mira naksir ibu?

Nabila pacarnya Hermanto, long lasting banget pacarannya gimanasi. Buruan putus, nikah aja.

Putri Puspita, I like her firm principle for always using hijab. Ibu kurang tau juga sih, tapi tiap ibu liat (nggak sengaja) di beberapa foto foto yang beredar, ibu selalu menemukan anak ini berhijab, padahal temen temennya nggak. Waktu futsal di sekolah juga, tetap pakai hijab. Ibu suka, sangat!

Juga semua anak akuntansi lainnya, terutama anak AK 1 yang telah jadi kelas pertama ibu ngajar bahasa inggris tahun ini.
Walau banyak tantangan dan hambatan yang kita lalui, seenggaknya semua sudah terlalui dan berakhir dengan baik. Mulai dari belajar tenses, speaking, drama, listening music, debate, updating story di Instagram selama 7 hari, main game kayak find the words di papan tulis, main hangman, dan masih banyak lagi. Thanks for listening and understanding me, anak anak.
I am proud of you all.

Then, anak anak TBSM

Aldiaman, ibu harap kebiasaan di luar sekolahnya sudah berhenti sejak dulu. Thats not good for your health. Anak pinter yang pendiam. Ibu nggak bakalan tau kamu pinter kalau ibu nggak periksa tugas kamu dengan baik. Untung ibu periksa dengan baik, fiuh.

Dana, belakangan jadi rajin dan berusaha mengejar ketertinggalan. Bagus. Pertahankan sampai kapanpun :) dan berhentilah pacaran. Nggak boleh. Inget akhirat.

Deni Putra, anaknya pinter padahal, tapi kok males sih sekarang?
Anak yang sopan juga sebenernya. Kenapa jarang mengerjakan tugas belakangan ini, bikin ibu lelah mikirnya. Kamu itu pinter, coba yang rajin ya.

Deni Ramadhansyah. Akhirnya anak ini mulai ibu perhatikan setelah rajin piket KIP sama Dana.
Ibu nggak akan pernah tau perjuangan hidup kamu, bagaimana lelahnya bekerja sambil sekolah, ibu nggak ada di posisi itu. Mungkin berat, tapi nyatanya kamu bisa mengatasinya. Semoga di masa depan, hidupmu menjadi lebih mudah. Semoga segala lelahnya lillah. Semoga hidupnya berkah. Oya satu lagi, tolong berhenti pacaran sama anak ibu, Warisa. Nggak boleh pacar pacaran. Dosa.

Eri, yang selalu kirim chat nanyain ibu masuk apa nggak, padahal dianya di kantin. Emang ngeselin. Untungnya pinter dan amanah. Makasih Eri karena bisa diandalkan. Sedih ibu :')
Eri the one and only yang nomornya ibu simpen di TBSM, setelah nomor Ilham nggak bisa dihubungin mulu. Eri, besok besok kalau udah kerja harus lebih giat. Jangan kalah sama ujan.

Fathur, kesayangan ibu tapi bajunya jarang rapi. Fathur makasih usahanya buat belajar ya, semoga nanti kalau udah kerja juga gitu semangatnya. Terima kasih sudah menyelesaikan hukuman teks anekdotnya ya anak ibu. Capek pasti, tapi Fathur dengan tekunnya menyelesaikan. Ibu hargai kerja kerasnya. Ibu harap Fathur dimudahkan Allah dalam segala hal. Semoga menjadi anak yang cerdas, rajin, dan sopan selalu.

Ilham, yang sehat, Nak. Makan yang bergizi. Makan yang banyak. Happy. Jangan terlalu banyak khawatir.

Irvan yang akhirnya juga rajin mengerjakan tugas, iya yaudah gitu aja.

Jorgi, pinter juga, tapi nggak ngerjain tugas terakhir kita yang updating story in Instagram :( padahal buat yang konsisten menyelesaikan tugas itu, nilainya lumayan membantu menutupi kekurangan di aspek lain. Misal ada yang kurang dalam speaking, yang harusnya nilainya di bawah 70, tapi karena konsisten ngerjain update-an storinya, akhirnya bisa mencapai 70an ke atas. Ada yang misal sering nilainya jelek buat reading atau writingnya, tapi karena full nyelesain tugas stori itu, jadi tetep nilainya bagusan.

Said yang mukanya ngeselin, padahal pinter, ramah, rajin dan nggak sengeselin keliatannya. Sori. Ahahahahah. Emang tampang beneran bisa nipu :D

Tomi, anak pintar yang pemalu, yang rajin mintain tanda tangan jurnal, dan selalu takut takut mintainnya ke ibu. Ya Allah emang ibu jahat banget apa sampe kamu takut? Perasaan ibu ini baik hati, suka menolong, dan rajin menabung (nggak gitu kali ya?).

Semua anak anak TBSM jadi anak yang bener semua, jangan jadi begal ya, apalagi jadi preman. Gaboleh. Jadilah anak anak yang ringan tangan suka membantu sesama tanpa pamrih. Nanti Allah aja yang balas semuanya, nggak usah mengharapkan balasan manusia.

❤❤❤

Somehow, I've forgiven you all. Bukan karena ibu adalah orang dewasa disini, hanya saja ibu menyadari bahwa memaafkan menjadikan segalanya lebih ringan dan nyaman. Dan memang seperti itu seharusnya.

Dan semua anak anak yang nggak ketulis. Nggak tertulis karena keterbatasan waktu, kesan, maupun ingatan. Nggak usah sedih karena namanya nggak ada disini. Stay cool aja.

Alasan ibu nulis ini, nggak ada maksud apa apa selain mau spread positive energy.
Hal hal seperti ini, anak anak perlu tau atau dengar minimal sekali dalam hidupnya. Bahwa mungkin kalian pernah merasa tidak berarti dalam hidup dan menjalani hidup yang nggak berguna, tapi ketahuilah bagi sebagian orang, kalian adalah alasan mereka tersenyum.
Bagi beberapa orang pula, kalian adalah alasan mereka tetap kuat dan hebat.

Orang tua kalian misalnya :)
Kalian adalah penyemangat mereka, kebanggaan, dan harapan.

Ibu yakin pasti banyak orang orang yang mendoakan kebaikan untuk kalian, doa ibu salah satunya.

Pun buat ibu, kalian juga pernah menjadi alasan ibu tersenyum ketika di sekolah. Apakah itu karena tingkah kalian, tawa yang kalian bagikan, sikap baik kalian, atau bahkan hanya dengan kehadiran kalian pun kadang bisa menyenangkan buat ibu.
Kalian berharga dan berarti, jangan pernah berkecil hati.

❤❤❤

Anak anak harus menjalani hidup yang baik agar menjadi lebih baik. Ada surga yang harus diperjuangkan, dan memang jalannya curam.

Kalaulah hidup ini hanya perkara materi, maka hanya orang orang kaya saja yang hidupnya bahagia. Tapi kenyataannya, ada banyak orang orang kaya yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Kalaulah hidup ini hanya perkara ketenaran, maka artis, selebgram, vlogger di seluruh penjuru negri ini pasti nyaman hidupnya. Tapi banyak dari mereka yang depresi dan tertekan. Ada yang mengonsumsi obat penenang demi memperoleh hati yang damai.
Kalaulah hidup ini hanya sekedar dunia yang diraih, maka tidak akan pernah ada habisnya, Nak.

Anak anak harus menyadari bahwa kini mereka bukan lagi anak anak.
Ada hidup yang harus dijalani dengan mengikuti aturan Allah. Kalian tidak bisa lagi bermain dan bersenang senang saja, ada saatnya harus fokus dan serius.

Banyak pilihan pilihan yang akan kalian temui dalam hidup, bukan sesepele pilihan A B C dalam soal ujian.
Apapun pilihannya, libatkan Allah selalu. Kemudian pilihlah dengan gagah berani dan jalani.
Apapun yang orang lain katakan tentang pilihan itu, ada kalanya kita perlu tutup telinga.
Kita lebih berhak memilih yang terbaik untuk kita. Kita lebih tau hidup kita.

Di depan sana akan ada banyak kesedihan, masalah, suka dan duka yang harus dilewati sebagai bagian dari pendewasaan, but nothing to worry, anak anak. Nggak ada yang perlu ditakuti. Semua pasti akan baik baik saja selama bersama Allah. Maka, teguhkan iman kalian, jangan tinggalkan shalat.

❤❤❤

Terakhir dari ibu,
Yaa.. kalian semua tau bagaimana ibu di kelas, dengan semua hukuman, kritikan, teguran, marah, kecewa, dan sedihnya ibu yang nggak pernah berhasil ibu sembunyikan. Ibu harap kalian tau niat dibalik itu semua, bahwa semuanya dilakukan untuk kebaikan kalian. Ibu kan nggak bisa diam aja ketika melihat kalian melakukan kesalahan, sudah sewajarnya ibu menegur kalian. Ibu meminta maaf apabila dalam penyampaiannya ternyata melukai hati anak anak ibu.
Ibu sangat meyakini pasti ada dari anak anak yang membenci ibu dan tidak menyukai ibu, tapi semua adalah hak kalian, kita tidak bisa memaksakan diri untuk dicintai semua orang :')

Semua yang sudah terjadi selama ini, ingatlah hal hal baiknya saja, dukanya nggak perlu dibawa bawa. Dan tulisan ini, semisal ada bagian yang nggak nyaman kalian baca, bisa sampaikan kepada ibu, biar ibu hapus atau ibu edit bagian tsb.

Selamat melanjutkan perjalanan kalian anak anak ibu, selamat melangkahkan kaki ke arah kebaikan.

I love you more than words can say💜

Ps: smile :)
Tulisan ini dibuat sekitar awal maret, dan terus diperbaiki sampai akhirnya bisa dipublish dan dibagikan di hari kelulusan kalian💛
Dipublish jam 0:17 ketika di luar hujan lebat :) >> abis itu diunpublish lagi karena ingat protokol pengumuman di sekolahan baru diumumkan jam 10 >> jadi diterbitkan ulang pada jam 10 pagi💙
Selamat ramadhan💚

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Bersyukur

Hari ini aku mengajar. Menjelaskan dengan suara lantang dan tangan yang ku masukkan di saku. Oh ayolah. Jangan kaku begitu. Jangan kamu bilang aku sombong karena gesture ini. Tangan yang dimasukkan ke saku...memang seenak itu! Rasanya letih sekali kalau harus kamu kritik hal itu. Di sela mengajar, Anak anak kelas lain lewat sambil menoleh ke kelasku, bergantian memberikan senyum untukku, atau melambai padaku. Pun ketika aku berjalan di koridor, sapaan, tawa, malu malunya mereka, hal remeh yang ternyata menyenangkan untuk dirasakan :) Semoga semua perlakuan itu tulus dari hati. Dengan begitu, hatiku juga bisa nyaman menerimanya. :) Terima kasih ya Allah. Aku bersyukur.

Kapsul Waktu Part 1 (Teknologi)

Membicarakan masa lalu memang seseru itu. Anak anak kelahiran tahun 90an pasti sangat relate. Tapi tidak banyak yang bisa berlama-lama membicarakan masa lalu lagi saat ini, waktu semakin menghimpit, beban semakin berat di pundak, banyak pekerjaan yang mencapai tenggat. Padahal seandainya mau meluangkan waktu, aku yakin waktu yang dibutuhkan untuk mengupas masa lalu tak akan pernah sebentar. Mari kita bercakap-cakap masa lalu yang luar biasa itu disini saja, sebab kini kita sudah kehilangan banyak kesempatan. Kali ini temanya teknologi, tapi mungkin tidak runut ceritanya, aku minta maaf dulu :D Dan semoga ada kesempatan berikutnya untuk kita membicarakan tema lainnya. *** Aku punya sebuah kotak kardus kecil di lemari, isinya adalah beberapa kenangan di waktu sekolah dulu. Saat aku menyimpannya, aku tak punya maksud apa-apa selain terlalu sayang untuk membuang benda tersebut. Tapi kini aku bersyukur masih memiliki benda-benda itu, aku seperti sedang mengubur kapsul waktu. Benda-benda itu...

Menciptakan Keberanian

Tahapan dalam hidup kadang memang seunik itu. Dan sungguh hidup bukanlah sebuah perlombaan. Setiap manusia memiliki garis waktunya masing masing. Aku menemukan banyak sisi lain dari diriku di tiap garis usiaku, dan itu berbeda dari teman sebayaku. Misalnya aku hari ini, di usia 30 tahunku, aku banyak berani melakukan sesuatu yang dulunya aku merasa malu untuk melakukannya. Hari ini aku senam pramuka bersama teman kantorku, Sekadar informasi, aku dulu tidak suka senam. Karena malu melakukan gerakan senam di hadapan banyak pasang mata yang memandang. Tapi kini, aku suka senam (yang gerakan dan musiknya memang sopan ya). Aku bersemangat melakukannya. Setelah senam, aku merasa free untuk melakukan kegiatan lainnya, aku membawa tali keluar kantor. Ternyata banyak temanku tertarik dan ingin mencoba. Aku akhirnya bermain bersama sama. Aku suka memberanikan diri bermain tali dan mengakui ketidakmampuanku dalam bermain. Dan itu tak apa, kami bersenang senang! Setelah main tali, aku memainkan ru...

Win Some and Lose Some

"That's how it is. You win some you lose some. That's how the world works. I don't have any regrets at all" Suga BTS said after their concert. Sederhananya kurang lebih, untuk mendapatkan sesuatu kita harus siap kehilangan yang lain. Aku merenung sebentar. Maksudku, ku pikir aku yang tidak bisa mengatur waktuku disini. Atau...aku yang salah dalam melangkah. Nyatanya, ini semua hanyalah sebuah hukum alam yang sulit tertampik. Aku sering merasa bersalah meninggalkan rumah dari pagi sampai sore, kemudian di kamar sepanjang malam dan baru keluar kalau lapar. Rasa rasanya, aku tidak mampu kalau harus sekadar bercengkrama selepas maghrib di ruang tivi. Karena kantuk dan penat yang sangat rindu kasur. Apalagi kalau harus bekerja lagi  di rumah, seperti memasak, menyapu dan sebagainya. Di kantor semua energiku terkuras habis, tidak hanya di badan, di pikiran juga, pun di hati juga. Jadi pulang ke rumah, aku hanya ingin mengistirahatkan semua dan kemb...

Nilai Oh Nilai~

Sedang mengerjakan erapor, rutinitas tiap akhir semester. Bagian paling berat adalah menuliskan nilai jujur ke anak anak. Sebenarnya bukan pelit nilai sih, tapi ya apa adanya aja ke anak, dan sebenarnya pun kalau harus apa adanya, nilainya gak akan sebagus itu hahaha Kayak 70 pun jauh kali, realnya gak sampe 70. Terus juga mikirin efek psikologisnya ke anak anak, kalau dikasih nilai segini, nanti gimana ya efeknya? Makin semangat atau gimana ya? Mikir juga, nilai ulangannya jujur atau curang ya? Gak bisa mentah-mentah ngambil nilai ulangannya, kudu ditelusuri juga kesehariannya gimana, aktif gak? Lengkap gak tugasnya? Sama guru lain gimana? Hehehe Jadi kalau ada yang bilang ibu pelit nilai, sini ku kasih lihat real-nya nilai, dan perhitungan matematis dan pertimbangan attitudenya juga. Maka  kamu akan tercengang dengan nilainya :P Dan fyi aja, nilai nilai itu sudah digodok dengan lama, dipikirin minimal tiga kali banget, kadang diubah karena kasihan, kadang diubah karena banyak hal...

Himdeureo

Jalan ini sulit, Apakah akan terasa mudah jika melaluinya bersamamu? Aku sekarang tidak mahir membuat tulisan panjang lebar lagi, mungkin karena aku tidak punya objek dalam tulisan ini. Tak ku tujukan pada siapapun, tak ku sematkan untuk siapapun. Tulisan tulisan tak bertuan. Miliki saja bila kau ingin. *** Aku ada disini. Dalam ratusan tulisan yang bisa kau baca tiap hari. Kau bisa mampir jika ingin. Kau bisa membacanya jika rindu. Seolah aku sedang bercakap di depanmu. Kau bisa membawaku dalam semua kegiatanmu. Saat kau menunggu antrian, saat kau sedang bosan, saat kau akan tidur. Aku selalu ada. Tapi bagiku, kau tidak ada dimanapun. Kau tidak bisa ku temukan dalam apapun. Kau tidak akan pernah hadir walau ku cari bertahun tahun. *** Aku membencimu, sebanyak aku ingin melupakanmu.

B E I N G G R A T E F U L

Aku begitu mencintai setiap fase hidupku. 30 desember 1993 kala itu. Aku terlahir bersama ribuan bayi mungil di luar sana.  Lahir sebagai bayi normal nan sehat. Menghirup udara yang lebih menyejukkan. Merasakan ruang yang lebih lapang. Aku menjadi jawaban yang ditunggu ibu selama sembilan bulan mengandungku. Diperdengarkan adzan sebagai tanda kepatuhan pada Rabb-ku. Diberi nama sebagai doa dan impian ayah ibu. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Setiap detik hidupku, aku dan semua manusia di belahan bumi manapun selalu dijaga malaikat. Di setiap malam kita terbaring pulas, ada doa ibu yang selalu menyelimuti. Dibesarkan dengan untaian doa doa terbaik. Dibahagiakan dengan kebesaran hati Tuhan yang Maha Baik. Diberi makan dan minum dari rejeki yang halal. Dianugerahi nikmat anggota tubuh yang sehat dan lengkap. Dilindungi dengan cinta dan harapan. Direngkuh dengan kasih dan sayang.

Takdir

Ada yang mengejarku selama ini, aku menghindar. Entah apa yang salah, mungkin aku membenci caranya mendekatiku. Setiap perhatiannya memuakkan. Aku juga kebingungan dengan diriku ini. Ternyata memaksakan diri jatuh cinta memang tidak mudah. Mungkin begitulah aku di matamu? Seketika itu aku bercermin. Melihat pantulan diriku yang begitu hebat masih mengejarmu. Mungkin kamu sangat terganggu dan kebingungan menghindariku. Dasar aku, kamu, dan takdir ini.
Mau produktif menulis, tapi makin kesini makin membuncah rasa malasku, Hati yang khawatir, cemas berkepanjangan, tiba tiba datang menyerang, Aku ingin produktif, tapi terlalu malas

Surat Terbuka untuk Kelas XII 2018

Demi menulis apa yang sedang menyesaki kepala, sampai rela meninggalkan soal ulangan yang padahal dikejar deadline. Bismillahirrahmanirrahim... Jadi, malam ini, Nak. Postingan ini ditujukan untuk kalian anak-anak ibu yang lucu dan menggemaskan (pada akhirnya kalian menjadi lucu dan menggemaskan bagi ibu). To be honest , jarang sekali momen paska perpisahan itu baper ya, sampai-sampai tertuang di blog ini. Tapi mungkin dua tahun cukup lah sebagai pertimbangan kenapa kalian agak berkesan hingga akhirnya ibu rela menuliskan surat ini disini.