Ya Allah,
Ku tuliskan apa yang sedang bergumul di dalam dada.
Rasa bersalah, takut, khawatir, sedih, marah, lelah-
Ya Allah... Aku tidak mampu lagi untuk melangitkan harapku.
Aku pernah berdoa, ingin melakukan perjalanan dinas. Setelah 9 tahun aku berkarir, minggu lalu akhirnya aku melakukan perjalanan dinas keluar kota.
Dalam perjalanan yang ku awali dengan ridho orang tua dan perasaan bahagia, ternyata ku iringi dengan tangisan sesak dan ketakutan.
Ku akhiri perjalanan dinas itu dengan sisa air mata.
Ada banyak pengalaman yang ku dapat.
Ada pelajaran dan hikmah.
Serta ada pula ujian di dalamnya.
Tapi,
Kini aku takut pada doa doaku. Aku takut itu tak baik untukku.
Apa yang baik untukku? Bukankah aku pun tak mengerti ya Rabbi?
Atas tiap doa yang ku rapal penuh harap dan tangis itu, apakah banyak yang tak baik bagiku?
Tapi aku pun tak tau.
Pada tiap potongan teka teki kehidupanku. Potongan puzzle yang perlahan tersusun dalam hidupku, Engkau yang paling paham bahwa aku ini hanya hambaMu yang menyimpan ribuan tanda tanya.
Engkau yang tau bagaimana gambaran besar dari puzzle hidupku. Tapi aku tak melihatnya.
Kenapa? Bagaimana? Apa? Siapa?
Hujan lebat ba'da ashar ini aku harus berdoa apa?
Aku hanya berharap atas semua kebaikan dalam hidupku.
Tak berani meminta ini itu, aku takut itu tak baik.
Ya Allah.
Apakah harus begini?
Aku ingin meniti hidupku dengan khidmat, dengan rasa syukur dan sabar yang begitu luas, dengan semua kebijaksanaan yang ku miliki.
Tapi aku selalu lelah ya Allah, perasaan lelah, kalut, merutuki diri, merutuki nasib, yang sesungguhnya Engkau sangat tau bahwa aku pun tak berniat demikian.
Apa yang harus ku lantunkan?
Rasa penyesalan? Bersalah?
Atau perasaan penuh harap?
Aku selalu berusaha bahagia, tapi aku tak bisa menutupi diriku yang memang bersedih.
Aku berusaha ya Allah, Engkau jelas bisa melihat bahwa aku berusaha.
Ya Allah,
Maaf untuk semuanya.
Komentar
Posting Komentar