Aku suka berdagang, kalau laris...
Hehe
Tapi another mimpiku adalah punya usaha yang suka suka aku mau buka apa nggak. Usaha yang kalau ujan deres, bisa chill gak keujanan, dan kadang milih buat ditutup aja karena lagi mood buat rebahan(?).
Usaha yang gak terikat apapun, siapapun, pokoknya aku pengen buka, ya buka, aku lagi capek, ya ku tutup.
Dulu sempet nyoba jadi dropshipper baju gamis, semangat kali jualannya, tapi emang sulit.
Waktu bilang ke orang tua juga ditentang banget. Pokoknya ide apapun tentang berdagang itu, gak dapat dukungan sama sekali.
Sampe bertahun tahun kemudian, keinginan dagang itu makiiin besar.
Ku coba lah nekat, menyisihkan uang gaji buat modal usaha. Sistem PO dulu. Jadi gak mandek modalnya.
Semua berawal dari insiden kehabisan pulsa di tengah malem, padahal lagi seru download drakor. Nyari yang jualan pulsa nggak ada. Terus chat Tiara, dibeliin Tiara lewat Sh*pee. Beli yang seratus ribu dapat cashback lima ribu.
Dari situ aku mulai mikir, ternyata perlu juga punya akun ecommerce gini ya, kalau ada keperluan mendadak!
Eh ketagihan malah. Ngintip produk lain, dan juga karena susahnya nyari keperluanku sendiri, di kotaku ini. Jadi aku coba nyari di Sh*pee.
Waktu itu nyari kerudung jenis wolvis (gimana ya tulisannya). Lah banyak banget...dan sangat terjangkau!
Nyari barang lain? Ada juga! Semua ada. Terus kepikiranlah mau beli banyak, sekalian dijual. Karena kalau cuman beli satu dua aja, rugi di ongkos.
Aku coba lah PO ke temen temen. Siapa yang lagi perlu.
Jelas awal awal dagang malu, takut gak laku.
Tapi ternyata ada satu dua temen yang tertarik.
Ah satu dua itu sangat membantu sekali. Memumpuk sedikit kepercayaan diriku.
Dan rasa malu itu lama kelamaan memudar.
Tergantikan dengan kesenangan berdagang. Seru sekali.
Lagipula temen temenku ketagihan juga.
Mereka nggak mau ribet. Mereka suka nitip aja sama aku.
Dari situ aku mulai menghitung modal dan harga jual yang pantas.
Alhamdulillah berawal dari nekat tadi, ada titik terang untuk mulai serius berdagang.
Dan aku yakin semua rentetan kejadian itu pasti ada hikmah untukku di kemudian hari.
***
Tidak perlu menunggu lama.
Beberapa bulan kemudian covid melanda.
Toko orang tuaku babak belur.
Harus tutup sebab kami pun kebingungan dengan situasi ini.
Gaji utamaku pun beralih fungsi, digunakan sebagai penopang di rumah.
Tentu aku jadi semakin berpikir ekstra untuk mencari tambahan.
Beruntungnya aku mulai punya usaha yang ada sedikit keuntungannya. Sehingga aku makin giat fokus ke usahaku.
Setelah agak mereda, kami memberanikan diri membuka kembali toko.
Namun toko orang tuaku yang sebelumnya memang sudah menurun, kini semakin lesu.
Banyak barang yang sudah tidak layak jual, ketinggalan jaman, atau habis dipakai sendiri.
Aku yang mulai belajar berdagang kecil kecilan tadi, coba meletakkan daganganku di etalase toko. Aku minta satu rak saja.
Aku cukup khawatir dimarahi, karena memang aku tidak direstui berdagang, kan?
Tapi sepertinya orang tuaku tidak punya pilihan lain. Lagipula daganganku mulai menunjukkan tanda kehidupan.
Dan ku rasa, ini hanya sebagian kecil hikmah yang akhirnya membuat kami bisa bertahan.
***
Seingatku 22 Desember 2020.
Aku mengawali usahaku dengan membeli dua lusin kaus kaki, itu pun warna warni.
Aku kebingungan bagaimana menjualnya, karena warnanya yang norak.
Ibuku bahkan menolak saat aku hendak menjual lewat story wa-nya.
Tentu banyak jatuhnya kala itu.
Sulit sekali menjual daganganku, yang kebetulan memang cukup mahal. Sebab aku belum tau celah dimana aku bisa mendapatkan barang murahnya.
Aku juga jual handsock. Dan memang mahal juga.
Tapi ada saja pertolongan Allah. Ada temanku membantu menjualkan barangku. Dan aku pun sangat berterimakasih.
Motoku berdagang adalah yang penting laku. Apakah balik modal atau agak buntung dikit, ya gak apa.
Maka, aku sering kasih bonusan. Kadang kalau beli banyak, ku kasih diskon juga. Pokoknya se-nggak-pelit itu aku. Sebab apa? Yang penting laku!
Dan iya, dari berdagang aku belajar... Jujur, terbuka, apa adanya.
Belajar legowo. Belajar bekerja keras, walau gak ada keuntungannya kadang. Tapi tetep ku kerjain.
Kadang aku kudu ngantar, jauh juga. Tapi gak apa. Yang penting apa? Laku!
Hehe
Kadang barang rusak, ku perbaiki dulu.
Cuman ya itu, ada beberapa barang yang kadang nggak bisa diperbaiki, dan gak bisa dijual. Ada juga yang harga awalnya sudah pricey, dan sulit juga menjualnya dengan harga pasaran. Ada pula yang ternyata nggak dapat respon baik alias nggak ada peminatnya...dan lain lain.
***
Terlepas dari semua itu.
Sekarang aku bersyukur banget.
Aku seneng berdagang, masya Allah.
Kalau lagi kehabisan uang pegangan, karena banyak keperluan, daganganku ada aja yang laku, yang seenggaknya bisa buat jajan atau sarapan.
Huhu
Seperti saat ini.
Alhamdulillah ada aja temenku yang randomly beli payung.
Ada aja yang order kalender handmade. Hehe
Padahal kalender itu modalnya aja kalau detail dihitung lebih 24ribuan, tapi ku jual 20ribu.
Gapapa. Aku hitung modal beli kertasnya aja.
Tenaga, nyetaknya, karton, lem, dan kertas kadonya udah nggak ku hitung dulu.
Sekalian aku belajar juga, kalau bikin kalender kayak gini ritmenya.
Hehe
Seru kok.
Dan daganganku banyak bantu temen di sekitarku (menurutku).
Mereka gak usah jauh jauh belanja, sama aku aja gampang.
Aku berusaha menjual dengan harga pasaran aja, malah kadang ku kasih diskon atau bonusan.
Jadi insya Allah sih win win solution.
Ah. Seru sekali kalau harus diceritain.
Tapi karena udah larut malam, dan jariku udah kram dikit. Kita tutup dengan alhamdulillah aja ya.
Semoga memotivasi kalian yang punya passion di bidang apa gitu, untuk at least berani nyoba.
Entah itu gagal, entah itu berhasil.
Gapapa, coba dulu.
Pasti semua kebaikan akan ada aja jalannya💜
Tapi memang gak bakal instan. Banyak jatuh bangunnya. Cuman kalau memang passion, kan pasti happy ngejalaninnya?
Tentu kalau passionnya baik, insya Allah akan menemui kemudahannya...walau pelan pelan.
Bye
Salam sayang selalu
Komentar
Posting Komentar