Langsung ke konten utama

Usia 20 Tahun


Assalamu’alaikum Blogger…

            Saya sudah berusia 20 tahun ^.^ Subhanallah, sebuah pencapaian umur yang luar biasa. Ini fase baru dalam perjalanan hidup saya, kepala 2!!! Ya, tepatnya tanggal 30 desember yang lalu, saya genap berusia 20 tahun. Ulang tahun kali ini seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak ada perayaan besar, hanya saya-lah yang suka membuatnya special. Kemarin saya bela-belain membuat blackforest malam pas tanggal 29-nya. Paginya, saya maksa-maksa ibu saya membuat soto ayam, Alhamdulillah dibuatin sama ibu. Hihi. Lahir di akhir tahun, menyenangkan juga, karena mudah diingat dan momennya tepat untuk intropeksi diri. Mari kita membicarakan hal-hal baik, seperti resolusi dan intropeksi.

        
Resolusi di usia 20 tahun. Hai, apa yang saya inginkan di usia ini? Saya ingin tambah dewasa, tambah diteguhkan keimanannya, diberi kesehatan, dan menjadi orang yang berguna untuk orang lain, ini ada dalam wish list saya! Hehee. Saat ini, status saya masih mahasiswa semester 5 yang on going menuju semester 6, jadi harapannya saya bisa lulus di usia saya yang ke 21. Aamiin ya Rabb. Setelah lulus, langsung dapat kerjaan yang gajinya 20 juta perbulan, hahaa. Entah apa yang ada di pikiran Anda ketika membaca keinginan terakhir tadi, gila, tidak mungkin, atau serentetan kalimat pesimis lain. Tapi, saya tidak apa dibilang seperti itu, ini sebuah wish, doa, maka biarkanlah Allah yang mengijabah doa itu. Mumpung doa belum dipungut bayaran, doa saja yang banyak.
            Resolusi lainnya, saya ingin jadi gadis yang sholehah, imannya setiap hari harus terus diperbarui. Mengajinya juga harus lancar, tartilnya harus tepat, setiap 6 bulan sekali, harus tamat Al Quran plus mengaplikasikan ilmunya juga di dalam kehidupan. Hidup zuhud, sederhana. Wah berat, tapi saya harus bersemangat! ^^ iya kan, Blogger???
            Berikutnya, saya ingin jadi tulang punggung bagi bapak, ibu, dan adik saya. Saya ingin membiayai adik saya sampai jadi sarjana. Saya ingin menghabiskan sisa umur saya dengan mengurus mereka. Saya ingin berguna untuk orang-orang di sekeliling saya, keluarga saya, teman saya, tetangga saya dan siapa saja yang akan saya temui dalam hidup saya kelak.
            Menikah, kalau masalah ini saya serahkan sama Allah SWT. Tapi kalau boleh meminta, saya ingin menikah di usia 24 atau 25 tahun. Hehe. Pasangannya, insya Allah stok pria terbaik yang dimiliki Allah.
            Itu saja resolusi di usia 20 tahun, sisanya menyusul deh.
Selanjutnya intropeksi diri. Ah, kalau membicarakan keburukan diri, begitu banyak hal buruknya. Astagfirullahal’adzim… Ya Allah diri ini masih suka berkubang dengan dosa, kadang-kadang bibir ini berdusta, mata ini melihat hal-hal yang tidak baik, telinga ini mendengar keburukan orang lain, tangan ini mengambil yang bukan haknya, dan masih banyak lagi. Saya juga orang yang temperamen, saya ini orangnya flammable, mudah terbakar alias marah. Hehe. Saya juga mudah tertekan, depresi, stress, dan satu lagi, gagal move on. Hahaha… Ya, itulah saya, terlalu banyak hal yang berputar-putar di kepala saya, saya terus berpikir dan akibatnya mudah tertekan.
Pikiran di kepala dan dosa saya, sama-sama bersaing banyaknya. Kalau ingat hal semacam ini, sedih saya jadinya. Menangis di atas sajadah, minta ampun sama Allah, taubat. Kemudian saat sajadah sudah kembali dilipat dan disimpan, lupa deh sama acara tangis-tangisannya. Yah begitulah, tapi saya harap ke depannya lebih baik lagi. Lebih sungguh-sungguh taubatnya.
Harapannya di tahun kedua puluh ini, saya lebih dewasa dan tidak banyak pikiran lagi yah, Blogger. Tolong bantu do’anya Blogger… hehe..
Yah saya rasa cukup sekian tulisan saya, saya harap Blogger tidak meniru hal-hal yang tidak baik yah.
Semoga bermanfaat…

Komentar

  1. wah terima kasih telah sharing ceritanyaa
    http://susahtapigampang.blogspot.com/2020/05/hal-yang-gue-rasakan-saat-ini-di-umur.html

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Bersyukur

Hari ini aku mengajar. Menjelaskan dengan suara lantang dan tangan yang ku masukkan di saku. Oh ayolah. Jangan kaku begitu. Jangan kamu bilang aku sombong karena gesture ini. Tangan yang dimasukkan ke saku...memang seenak itu! Rasanya letih sekali kalau harus kamu kritik hal itu. Di sela mengajar, Anak anak kelas lain lewat sambil menoleh ke kelasku, bergantian memberikan senyum untukku, atau melambai padaku. Pun ketika aku berjalan di koridor, sapaan, tawa, malu malunya mereka, hal remeh yang ternyata menyenangkan untuk dirasakan :) Semoga semua perlakuan itu tulus dari hati. Dengan begitu, hatiku juga bisa nyaman menerimanya. :) Terima kasih ya Allah. Aku bersyukur.

Kapsul Waktu Part 1 (Teknologi)

Membicarakan masa lalu memang seseru itu. Anak anak kelahiran tahun 90an pasti sangat relate. Tapi tidak banyak yang bisa berlama-lama membicarakan masa lalu lagi saat ini, waktu semakin menghimpit, beban semakin berat di pundak, banyak pekerjaan yang mencapai tenggat. Padahal seandainya mau meluangkan waktu, aku yakin waktu yang dibutuhkan untuk mengupas masa lalu tak akan pernah sebentar. Mari kita bercakap-cakap masa lalu yang luar biasa itu disini saja, sebab kini kita sudah kehilangan banyak kesempatan. Kali ini temanya teknologi, tapi mungkin tidak runut ceritanya, aku minta maaf dulu :D Dan semoga ada kesempatan berikutnya untuk kita membicarakan tema lainnya. *** Aku punya sebuah kotak kardus kecil di lemari, isinya adalah beberapa kenangan di waktu sekolah dulu. Saat aku menyimpannya, aku tak punya maksud apa-apa selain terlalu sayang untuk membuang benda tersebut. Tapi kini aku bersyukur masih memiliki benda-benda itu, aku seperti sedang mengubur kapsul waktu. Benda-benda itu...

Menciptakan Keberanian

Tahapan dalam hidup kadang memang seunik itu. Dan sungguh hidup bukanlah sebuah perlombaan. Setiap manusia memiliki garis waktunya masing masing. Aku menemukan banyak sisi lain dari diriku di tiap garis usiaku, dan itu berbeda dari teman sebayaku. Misalnya aku hari ini, di usia 30 tahunku, aku banyak berani melakukan sesuatu yang dulunya aku merasa malu untuk melakukannya. Hari ini aku senam pramuka bersama teman kantorku, Sekadar informasi, aku dulu tidak suka senam. Karena malu melakukan gerakan senam di hadapan banyak pasang mata yang memandang. Tapi kini, aku suka senam (yang gerakan dan musiknya memang sopan ya). Aku bersemangat melakukannya. Setelah senam, aku merasa free untuk melakukan kegiatan lainnya, aku membawa tali keluar kantor. Ternyata banyak temanku tertarik dan ingin mencoba. Aku akhirnya bermain bersama sama. Aku suka memberanikan diri bermain tali dan mengakui ketidakmampuanku dalam bermain. Dan itu tak apa, kami bersenang senang! Setelah main tali, aku memainkan ru...

Win Some and Lose Some

"That's how it is. You win some you lose some. That's how the world works. I don't have any regrets at all" Suga BTS said after their concert. Sederhananya kurang lebih, untuk mendapatkan sesuatu kita harus siap kehilangan yang lain. Aku merenung sebentar. Maksudku, ku pikir aku yang tidak bisa mengatur waktuku disini. Atau...aku yang salah dalam melangkah. Nyatanya, ini semua hanyalah sebuah hukum alam yang sulit tertampik. Aku sering merasa bersalah meninggalkan rumah dari pagi sampai sore, kemudian di kamar sepanjang malam dan baru keluar kalau lapar. Rasa rasanya, aku tidak mampu kalau harus sekadar bercengkrama selepas maghrib di ruang tivi. Karena kantuk dan penat yang sangat rindu kasur. Apalagi kalau harus bekerja lagi  di rumah, seperti memasak, menyapu dan sebagainya. Di kantor semua energiku terkuras habis, tidak hanya di badan, di pikiran juga, pun di hati juga. Jadi pulang ke rumah, aku hanya ingin mengistirahatkan semua dan kemb...

Nilai Oh Nilai~

Sedang mengerjakan erapor, rutinitas tiap akhir semester. Bagian paling berat adalah menuliskan nilai jujur ke anak anak. Sebenarnya bukan pelit nilai sih, tapi ya apa adanya aja ke anak, dan sebenarnya pun kalau harus apa adanya, nilainya gak akan sebagus itu hahaha Kayak 70 pun jauh kali, realnya gak sampe 70. Terus juga mikirin efek psikologisnya ke anak anak, kalau dikasih nilai segini, nanti gimana ya efeknya? Makin semangat atau gimana ya? Mikir juga, nilai ulangannya jujur atau curang ya? Gak bisa mentah-mentah ngambil nilai ulangannya, kudu ditelusuri juga kesehariannya gimana, aktif gak? Lengkap gak tugasnya? Sama guru lain gimana? Hehehe Jadi kalau ada yang bilang ibu pelit nilai, sini ku kasih lihat real-nya nilai, dan perhitungan matematis dan pertimbangan attitudenya juga. Maka  kamu akan tercengang dengan nilainya :P Dan fyi aja, nilai nilai itu sudah digodok dengan lama, dipikirin minimal tiga kali banget, kadang diubah karena kasihan, kadang diubah karena banyak hal...

Himdeureo

Jalan ini sulit, Apakah akan terasa mudah jika melaluinya bersamamu? Aku sekarang tidak mahir membuat tulisan panjang lebar lagi, mungkin karena aku tidak punya objek dalam tulisan ini. Tak ku tujukan pada siapapun, tak ku sematkan untuk siapapun. Tulisan tulisan tak bertuan. Miliki saja bila kau ingin. *** Aku ada disini. Dalam ratusan tulisan yang bisa kau baca tiap hari. Kau bisa mampir jika ingin. Kau bisa membacanya jika rindu. Seolah aku sedang bercakap di depanmu. Kau bisa membawaku dalam semua kegiatanmu. Saat kau menunggu antrian, saat kau sedang bosan, saat kau akan tidur. Aku selalu ada. Tapi bagiku, kau tidak ada dimanapun. Kau tidak bisa ku temukan dalam apapun. Kau tidak akan pernah hadir walau ku cari bertahun tahun. *** Aku membencimu, sebanyak aku ingin melupakanmu.

B E I N G G R A T E F U L

Aku begitu mencintai setiap fase hidupku. 30 desember 1993 kala itu. Aku terlahir bersama ribuan bayi mungil di luar sana.  Lahir sebagai bayi normal nan sehat. Menghirup udara yang lebih menyejukkan. Merasakan ruang yang lebih lapang. Aku menjadi jawaban yang ditunggu ibu selama sembilan bulan mengandungku. Diperdengarkan adzan sebagai tanda kepatuhan pada Rabb-ku. Diberi nama sebagai doa dan impian ayah ibu. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Setiap detik hidupku, aku dan semua manusia di belahan bumi manapun selalu dijaga malaikat. Di setiap malam kita terbaring pulas, ada doa ibu yang selalu menyelimuti. Dibesarkan dengan untaian doa doa terbaik. Dibahagiakan dengan kebesaran hati Tuhan yang Maha Baik. Diberi makan dan minum dari rejeki yang halal. Dianugerahi nikmat anggota tubuh yang sehat dan lengkap. Dilindungi dengan cinta dan harapan. Direngkuh dengan kasih dan sayang.

Takdir

Ada yang mengejarku selama ini, aku menghindar. Entah apa yang salah, mungkin aku membenci caranya mendekatiku. Setiap perhatiannya memuakkan. Aku juga kebingungan dengan diriku ini. Ternyata memaksakan diri jatuh cinta memang tidak mudah. Mungkin begitulah aku di matamu? Seketika itu aku bercermin. Melihat pantulan diriku yang begitu hebat masih mengejarmu. Mungkin kamu sangat terganggu dan kebingungan menghindariku. Dasar aku, kamu, dan takdir ini.
Mau produktif menulis, tapi makin kesini makin membuncah rasa malasku, Hati yang khawatir, cemas berkepanjangan, tiba tiba datang menyerang, Aku ingin produktif, tapi terlalu malas

Surat Terbuka untuk Kelas XII 2018

Demi menulis apa yang sedang menyesaki kepala, sampai rela meninggalkan soal ulangan yang padahal dikejar deadline. Bismillahirrahmanirrahim... Jadi, malam ini, Nak. Postingan ini ditujukan untuk kalian anak-anak ibu yang lucu dan menggemaskan (pada akhirnya kalian menjadi lucu dan menggemaskan bagi ibu). To be honest , jarang sekali momen paska perpisahan itu baper ya, sampai-sampai tertuang di blog ini. Tapi mungkin dua tahun cukup lah sebagai pertimbangan kenapa kalian agak berkesan hingga akhirnya ibu rela menuliskan surat ini disini.