Langsung ke konten utama

Kehidupan Paska Kampus Versi Saya~


Assalamu’alaikum Blogger saya yang saya rindukan.

Selamat malam untuk warga yang kesulitan bernapas akibat kabut asap! :D

Malam ini entah kenapa tiba-tiba saya ingin menulis lagi. Setelah berbulan-bulan vakum, saya merasa harus balik untuk menulis satu dua postingan. Sekedar untuk melepaskan penat dan kerinduan akan dunia blog.

Seperti biasa, postingan blog harus punya tema, jadi temanya malam ini adalaaahh adalaaaahhh dunia paska kampus! (kehabisan ide). Saya akan bercerita mengenai kehidupan saya paska kampus yang sebenranya tidak penting :D mungkin bisa memotivasi teman-teman yang lain yang masih enggan meninggalkan dunia kampusnya. Hei guys, ada dunia baru yang siap menanti kalian! Jangan stuck sama skripsinya ya!

Setelah bosan menyandang titel mahasiswa dan lelah dengan lika likunya. Maka saya membuat target untuk segera lulus. Dan puji syukur, akhirnya kampus pun membiarkan saya terjun ke dunia baru, ya dunia paska kampus.

Orang bilang dunia kerja itu lebih kejam daripada dunia sebelumnya. Jadi kalau kalian sering dijahati di dunia sekolah ataupun kuliah, maka itu belum seberapa. Saya memang menyadari bahwa selama saya sekolah dan kuliah, saling sikut dan menjatuhkan memang hal biasa, dan alhamdulillah selama ini saya hanya berperan sebagai korban. Untuk dunia kerja, saya belum tau betul, karena saya memang belum lama dan pengalaman saya belum banyak. :)

Malam itu sekitar pertengahan agustus, kurang lebih hampir sebulan setelah saya sidang skripsi, saya bertanya pada ibu saya, (saya memanggilnya dengan sebutan mama) “Ma, mama maunya aku kerja apa?”, “kamu kan dari dulu mau jadi guru, yasudah jadi guru aja dek”. Saya diam, memang saya akui sejak TK sampai SMA cita-cita saya ingin menjadi pahlawan tanpa tanda jasa itu, tapi semakin kesini, cita-cita saya mulai berubah. Saya sampai detik itu pun masih bingung mau jadi apa. “Kalau aku buka toko baju?” Tanya saya sekali lagi, “Jangan ah, sudah jadi guru saja”.

Saya sebenarnya tidak yakin dengan profesi mulia ini. Karena saya tau saya tidak pintar dan tidak punya skill menjadi guru, maka saya agak pesimis. Entah kenapa ketika saya mengajar, saya tidak merasa excited, beda halnya dengan ketika saya menggambar untuk membuat desain baju saya (baju yang saya pakai selama ini hampir 3/4nya hasil rancangan saya :D ) saya merasa senang dan apa ya, feel excited lah. Itulah kenapa saya lebih suka kalau saya buka toko baju dimana semua bajunya adalah hasil rancangan saya. Tapi saya coba berpikir realistis, impian saya ini tidak akan berjalan semudah itu, lagipula ibu tidak setuju saya bisnis baju. Maka saya putuskan untuk jadi guru sesuai keinginan ibu saya dan mellihat prospek kedepannya.

Hampir dua bulan lamanya saya mulai masuk ke dunia kerja, tepatnya tanggal 27 Juli 2015 (ini tanggal yang mengingatkan saya pada hal lain selain kerjaan :/ ) pekerjaan yang saya dapatkan paska keluar kampus adalah jadi tenaga bimbel. Sebenarnya hari itu saya belum wisuda, tapi saya rasa tidak apa-apa kalau harus bekerja di bimbel tanpa ijazah. Maka saya beranikan diri untuk melamar kerjaan di salah satu bimbel di kota Sampit. Alhamdulillah diterima. Maka senin yang cerah itu saya memulai sepak terjang saya sebagai seorang guru les.

Kemudian malam harinya ketika saya mau membuat nasi goreng, kaka sepupu saya mengirim BBM yang isinya tentang informasi kerjaan, dimana salah satu sekolah swasta di Sampit memerlukan tenaga kimia. Saya ragu, karena saya tidak memegang ijazah atau SK yudisium (setidaknya untuk meyakinkan orang lain bahwa saya sudah lulus). Tapi daripada saya menyesal karena tidak mencoba, maka selasa paginya dengan diantar ibu saya, saya pun ke sekolah tersebut. Dengan hanya bermodalkan surat lamaran, foto hitam putih 4 tahun yang lalu, dan fotokopi tidak jelas transkrip nilai saya, saya melamar pekerjaan di sekolah tersebut.

Kepala sekolahnya tampak bingung, mungkin dia perlu berdiskusi dengan yang lain, pikir saya. Jadi saya putuskan untuk pamitan setelah meninggalkan berkas saya di meja beliau. Diterima ya alhamdulillah, kalau tidak ya alhamdullillah juga, saya kan belum saatnya kerja juga, pikir saya dalam perjalanan pulang. Kemudian saya merasa handphone saya ribut bergetar di tas, saya angkat dan ternyata itu telepon dari sekolah, meminta saya untuk kembali lagi. Sesampainya di sekolah, saya langsung diberi jadwal mengajar dan diminta datang besok pagi. Jadi saya diterima pak? Tanya saya dalam hati. Saya masih tidak percaya kalau saya diterima, tapi ya alhamdulillah deh, lumayan belum wisuda sudah dapat kerjaan.

Saya menyadari bahwa kemudahan saya mendapat pekerjaan ini atas doa dari bapak ibu saya. Kan ridha Allah itu ridha orang tua. Maka ketika ibu saya ridha saya jadi guru, Allah mudahkan semua urusannya. Beda halnya ketika saya kemarin mencoba bisnis baju online, karena ibu saya tidak setuju, ya tidak lancar bisnisnya. :P

Dan jadilah saya guru! Taraaaa.

Rekan kerja saya saat ini adalah ibu dan bapak guru yang baik-baik. Saya bersyukur sekali karena diterima dengan baik disini. Ketika menjadi guru, sulit mendapatkan rekan kerja yang seumuran, rata-rata perbedaan umurnya puluhan tahun :D wah kan ngga asik ya kalau ngajak ibu dan bapak ini nongkrong di kafe :P
 
Tapi alhamdulillah lagi, once again being thankful, mungkin biar saya tidak terlalu kaget dengan perubahan dunia saya, Allah mengirimkan 3 rekan kerja yang umurnya berdekatan dengan saya. Jadi bersamaan dengan saya, ada 3 orang guru baru yang sama-sama mengajar disini. Dua orang kaka-kaka perempuan yang lebih berpengalaman, dan satu orang teman saya satu alumni SMANSA yang sama-sama tidak punya pengalaman! :D Setidaknya, saya punya teman menggosip lah disini :P

Dan sekarang inilah kehidupan paska kampus saya, saya mencoba menjalani profesi saya sepenuh hati. Saya bersyukur sudah mendapat pekerjaan yang bagus, bahkan mungkin di saat ribuan orang di luar sana masih pengangguran. Saya bersyukur. Saya kini menjadi guru tidak tetap di salah satu sekolah swasta di Sampit, sore harinya saya jadi guru privat dan selama dua minggu sekali saya masuk mengajar di bimbel. Alhamdulillah sekarang murid privat saya sudah dua. Insya Allah bulan-bulan berikutnya murid akan bertambah :) Walau di hati ini kadang masih kurang  sreg dengan apa yang saya jalani (pikiran saya masih ke bisnis baju!) saya mencoba melakukan yang terbaik yang saya bisa.

Impian saya masih banyak :) saya masih ingin kursus jahit, kursus bahasa inggris, dan punya toko baju. Saya ingin mengasah kemampuan bahasa inggris saya yang tumpul dan saya ingin belajar menjahit, jadi nanti saya tidak perlu lagi memberikan desain baju saya ke tukang jahit, langsung saya yang menjahit sendiri :D setelah itu saya punya toko baju sendiri. Heheheee

Untuk pendapatan perbulan, memang  tidak seberapa, tapi ya disyukuri saja. Pokoknya tugasnya sekarang banyak-banyak bersyukur ^^ yang penting adalah bapak ibu saya tidak perlu repot-repot mengirimi saya uang perbulan lagi, karena saya sudah kerja. Saya tidak lagi meminta untuk uang bensin atau membeli keperluan saya pribadi. Memang sih saya belum bisa memberi ke bapak ibu saya, tapi paling tidak saya sudah tidak meminta lagi (minta sih kadang, tapi ngga banyak ko).
Dan itulah sepenggal kisah kehidupan paska kampus saya.

Menyenangkan sekali menjadi bagian dari dunia kerja. Jadi untuk Anda semua yang sudah bekerja, saya ucapkan selamat!!! Welcome! Ciye yang sekarang punya uang saku :P dan buat Anda yang sudah mapan, alhamdulillah, semangat dan terus memperbaiki diri! Dan dan dan buat Anda yang belum bekerja karena menganggur, jangan putus asa, teruslah berusaha dan berdoa, karena rejeki kan sudah ada yang ngatur, tinggal dijemput saja :) jangan terlalu memilih pekerjaan, apapun kerjakan saja selagi halal, yang penting pengalaman dan penghasilannya dapat (walau tidak seberapa).

Oke, akhir kata semoga postingan tidak penting ini bermanfaat untuk Anda semua.
Teruslah bersyukur dan jalani semua hal dengan sepenuh hati. Insya Allah semua kerja keras kita akan terbayar suatu hari kelak.
Byee~~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Bersyukur

Hari ini aku mengajar. Menjelaskan dengan suara lantang dan tangan yang ku masukkan di saku. Oh ayolah. Jangan kaku begitu. Jangan kamu bilang aku sombong karena gesture ini. Tangan yang dimasukkan ke saku...memang seenak itu! Rasanya letih sekali kalau harus kamu kritik hal itu. Di sela mengajar, Anak anak kelas lain lewat sambil menoleh ke kelasku, bergantian memberikan senyum untukku, atau melambai padaku. Pun ketika aku berjalan di koridor, sapaan, tawa, malu malunya mereka, hal remeh yang ternyata menyenangkan untuk dirasakan :) Semoga semua perlakuan itu tulus dari hati. Dengan begitu, hatiku juga bisa nyaman menerimanya. :) Terima kasih ya Allah. Aku bersyukur.

Kapsul Waktu Part 1 (Teknologi)

Membicarakan masa lalu memang seseru itu. Anak anak kelahiran tahun 90an pasti sangat relate. Tapi tidak banyak yang bisa berlama-lama membicarakan masa lalu lagi saat ini, waktu semakin menghimpit, beban semakin berat di pundak, banyak pekerjaan yang mencapai tenggat. Padahal seandainya mau meluangkan waktu, aku yakin waktu yang dibutuhkan untuk mengupas masa lalu tak akan pernah sebentar. Mari kita bercakap-cakap masa lalu yang luar biasa itu disini saja, sebab kini kita sudah kehilangan banyak kesempatan. Kali ini temanya teknologi, tapi mungkin tidak runut ceritanya, aku minta maaf dulu :D Dan semoga ada kesempatan berikutnya untuk kita membicarakan tema lainnya. *** Aku punya sebuah kotak kardus kecil di lemari, isinya adalah beberapa kenangan di waktu sekolah dulu. Saat aku menyimpannya, aku tak punya maksud apa-apa selain terlalu sayang untuk membuang benda tersebut. Tapi kini aku bersyukur masih memiliki benda-benda itu, aku seperti sedang mengubur kapsul waktu. Benda-benda itu...

Menciptakan Keberanian

Tahapan dalam hidup kadang memang seunik itu. Dan sungguh hidup bukanlah sebuah perlombaan. Setiap manusia memiliki garis waktunya masing masing. Aku menemukan banyak sisi lain dari diriku di tiap garis usiaku, dan itu berbeda dari teman sebayaku. Misalnya aku hari ini, di usia 30 tahunku, aku banyak berani melakukan sesuatu yang dulunya aku merasa malu untuk melakukannya. Hari ini aku senam pramuka bersama teman kantorku, Sekadar informasi, aku dulu tidak suka senam. Karena malu melakukan gerakan senam di hadapan banyak pasang mata yang memandang. Tapi kini, aku suka senam (yang gerakan dan musiknya memang sopan ya). Aku bersemangat melakukannya. Setelah senam, aku merasa free untuk melakukan kegiatan lainnya, aku membawa tali keluar kantor. Ternyata banyak temanku tertarik dan ingin mencoba. Aku akhirnya bermain bersama sama. Aku suka memberanikan diri bermain tali dan mengakui ketidakmampuanku dalam bermain. Dan itu tak apa, kami bersenang senang! Setelah main tali, aku memainkan ru...

Win Some and Lose Some

"That's how it is. You win some you lose some. That's how the world works. I don't have any regrets at all" Suga BTS said after their concert. Sederhananya kurang lebih, untuk mendapatkan sesuatu kita harus siap kehilangan yang lain. Aku merenung sebentar. Maksudku, ku pikir aku yang tidak bisa mengatur waktuku disini. Atau...aku yang salah dalam melangkah. Nyatanya, ini semua hanyalah sebuah hukum alam yang sulit tertampik. Aku sering merasa bersalah meninggalkan rumah dari pagi sampai sore, kemudian di kamar sepanjang malam dan baru keluar kalau lapar. Rasa rasanya, aku tidak mampu kalau harus sekadar bercengkrama selepas maghrib di ruang tivi. Karena kantuk dan penat yang sangat rindu kasur. Apalagi kalau harus bekerja lagi  di rumah, seperti memasak, menyapu dan sebagainya. Di kantor semua energiku terkuras habis, tidak hanya di badan, di pikiran juga, pun di hati juga. Jadi pulang ke rumah, aku hanya ingin mengistirahatkan semua dan kemb...

Nilai Oh Nilai~

Sedang mengerjakan erapor, rutinitas tiap akhir semester. Bagian paling berat adalah menuliskan nilai jujur ke anak anak. Sebenarnya bukan pelit nilai sih, tapi ya apa adanya aja ke anak, dan sebenarnya pun kalau harus apa adanya, nilainya gak akan sebagus itu hahaha Kayak 70 pun jauh kali, realnya gak sampe 70. Terus juga mikirin efek psikologisnya ke anak anak, kalau dikasih nilai segini, nanti gimana ya efeknya? Makin semangat atau gimana ya? Mikir juga, nilai ulangannya jujur atau curang ya? Gak bisa mentah-mentah ngambil nilai ulangannya, kudu ditelusuri juga kesehariannya gimana, aktif gak? Lengkap gak tugasnya? Sama guru lain gimana? Hehehe Jadi kalau ada yang bilang ibu pelit nilai, sini ku kasih lihat real-nya nilai, dan perhitungan matematis dan pertimbangan attitudenya juga. Maka  kamu akan tercengang dengan nilainya :P Dan fyi aja, nilai nilai itu sudah digodok dengan lama, dipikirin minimal tiga kali banget, kadang diubah karena kasihan, kadang diubah karena banyak hal...

Himdeureo

Jalan ini sulit, Apakah akan terasa mudah jika melaluinya bersamamu? Aku sekarang tidak mahir membuat tulisan panjang lebar lagi, mungkin karena aku tidak punya objek dalam tulisan ini. Tak ku tujukan pada siapapun, tak ku sematkan untuk siapapun. Tulisan tulisan tak bertuan. Miliki saja bila kau ingin. *** Aku ada disini. Dalam ratusan tulisan yang bisa kau baca tiap hari. Kau bisa mampir jika ingin. Kau bisa membacanya jika rindu. Seolah aku sedang bercakap di depanmu. Kau bisa membawaku dalam semua kegiatanmu. Saat kau menunggu antrian, saat kau sedang bosan, saat kau akan tidur. Aku selalu ada. Tapi bagiku, kau tidak ada dimanapun. Kau tidak bisa ku temukan dalam apapun. Kau tidak akan pernah hadir walau ku cari bertahun tahun. *** Aku membencimu, sebanyak aku ingin melupakanmu.

B E I N G G R A T E F U L

Aku begitu mencintai setiap fase hidupku. 30 desember 1993 kala itu. Aku terlahir bersama ribuan bayi mungil di luar sana.  Lahir sebagai bayi normal nan sehat. Menghirup udara yang lebih menyejukkan. Merasakan ruang yang lebih lapang. Aku menjadi jawaban yang ditunggu ibu selama sembilan bulan mengandungku. Diperdengarkan adzan sebagai tanda kepatuhan pada Rabb-ku. Diberi nama sebagai doa dan impian ayah ibu. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Setiap detik hidupku, aku dan semua manusia di belahan bumi manapun selalu dijaga malaikat. Di setiap malam kita terbaring pulas, ada doa ibu yang selalu menyelimuti. Dibesarkan dengan untaian doa doa terbaik. Dibahagiakan dengan kebesaran hati Tuhan yang Maha Baik. Diberi makan dan minum dari rejeki yang halal. Dianugerahi nikmat anggota tubuh yang sehat dan lengkap. Dilindungi dengan cinta dan harapan. Direngkuh dengan kasih dan sayang.

Takdir

Ada yang mengejarku selama ini, aku menghindar. Entah apa yang salah, mungkin aku membenci caranya mendekatiku. Setiap perhatiannya memuakkan. Aku juga kebingungan dengan diriku ini. Ternyata memaksakan diri jatuh cinta memang tidak mudah. Mungkin begitulah aku di matamu? Seketika itu aku bercermin. Melihat pantulan diriku yang begitu hebat masih mengejarmu. Mungkin kamu sangat terganggu dan kebingungan menghindariku. Dasar aku, kamu, dan takdir ini.
Mau produktif menulis, tapi makin kesini makin membuncah rasa malasku, Hati yang khawatir, cemas berkepanjangan, tiba tiba datang menyerang, Aku ingin produktif, tapi terlalu malas

Surat Terbuka untuk Kelas XII 2018

Demi menulis apa yang sedang menyesaki kepala, sampai rela meninggalkan soal ulangan yang padahal dikejar deadline. Bismillahirrahmanirrahim... Jadi, malam ini, Nak. Postingan ini ditujukan untuk kalian anak-anak ibu yang lucu dan menggemaskan (pada akhirnya kalian menjadi lucu dan menggemaskan bagi ibu). To be honest , jarang sekali momen paska perpisahan itu baper ya, sampai-sampai tertuang di blog ini. Tapi mungkin dua tahun cukup lah sebagai pertimbangan kenapa kalian agak berkesan hingga akhirnya ibu rela menuliskan surat ini disini.