Langsung ke konten utama

Karena 'Berhijab Syari' aja Belum Cukup

Bismillahirrahmaniirahim

Assalamu'alaikum, ukhtifillah❤

Malam hari ini (start dari jam 6:38 pm, mari kita liat selesainya jam berapa ketikan aku) saya akan menuliskan sepenggal, sepotong, secuil, secuprit unek-unek di kepala saya yang mungil ini tentang HIJAB.
Let's check this out!

Sebaik-baik perempuan adalah perempuan yang bisa menjaga kehormatannya. Entah dalam berbicara, bergaul, ataupun berpakaian. Dan dasar dari segala kehormatan itu dimulai dari 'pakaian'. Karena sejatinya, kita akan selalu dinilai dari chasing-nya duluan, barulah menilai pemikiran di dalamnya. Walau memang yang terlihat mempesona dari luar kadang tidak sebanding dengan isi dalamnya. Tapi ya biasanya, bedanya nggak jauh-jauh amet sih. Hoho.

Alhamdulillahnya, sekarang ini hijab sudah mendunia dan menjadi tren. Maka pembicaraan tentang hijab ini ya nggak tabu juga sih.
Hampir sebagian besar muslimah yang kita temui sudah berhijab. Disamping itu juga, fashion hijab saat ini sudah beragam, warna warni, dan lucu-lucu. Jadi rugi bener yang nggak pakai hijab :p

Tapi ukhtifillah, hijab juga bukan sekedar fashion yang bisa sembarangan dikenakan. Hijab itu WAJIB banget sesuai aturannya Allah. Biar apa? Biar berhijabnya dapat pahala dan sempurna!
Apa aturannya? Gampang. Kerudungnya menutup dada dan tidak tipis, kemudian pakaiannya tidak membentuk lekuk tubuh dan tidak terawang. Secara garis besar sih begitu. Atau kalau masih belum jelas, ini ada ketentuannya pada gambar di bawah. (Hasil dari stalking fanpage-nya Hijab Alila)

Gampang kan?
Sederhana kan?

Itulah hijab sesuai ketentuannya Allah. Nggak ribet, nggak menyulitkan, dan super simpel.
Jadi jangan pada ragu buat berhijab sesuai syariat. Nggak ada rugi-ruginya, malah kita dapat pahala dan kebaikan yang berlimpah. Nggak usah juga takut sama harga hijab (yang aku akui memang nggak murah) karena dimana ada niat, pasti Allah bakalan kasih jalan (aku udah buktiin).

And for your information, hijab syari itu lebih murah ketimbang harga jeans yang sobek-sobek ituh. 

Jadi segeralah mulai membenahi hijab dari sekarang. 
Kalau hijab kalian sudah syari, alhamdulillah, pertahanin. Kalau hijabnya masih belum syari, yuk belajar dan mulai dicoba, pasti lebih nyaman deh makainya. Tapi, kalau belum makai hijab, yaudah yuk cus dipakai. 

Eh tapi, berhijab syari juga belum cukup loh. Tantangan yang sesungguhnya adalah bagaimana kita berhijab syar'i yang menunjukkan apa itu Islam sebenarnya, atau bahasa gampangnya adalah bagaimana hijab ini bisa menjadi sarana dakwah?

Nah buat ukhtifillah tips ini harus selalu diingat dan diaplikasikan dalam keseharian. Sebenarnya sih sederhana banget, cuman kadang banyak dari kita yang mengganggap remeh, padahal ini sangat penting. Kenapa penting? Karena ketahuilah bahwa setiap inci dari diri kita ini jadi pusat perhatian orang lain.

Pernah kan mendengar istilah "fitnah terbesar itu perempuan"?
Jadi sehebat-hebatnya fitnah setan, masih hebat lagi fitnah yang ditimbulkan dari perempuan.
Makanya, perempuan wajib banget-banget jaga diri. Baik itu dari pandangan orang atau dari omongannya orang.

Dan honestly perempuan tuh luar biasa banget daya tariknya. Mau dia berhijab atau nggak, tetap bagai magnet untuk sekelilingnya.

Dan Islam, walau agama ini mayoritas di negaranya kita, nggak tau kenapa tapi tetap seru untuk diperhatiin oleh orang lain (biasanya sih malah diperhatiin sama orang yang seakidah yang pada sirik).

Jadi, Islam dan perempuan tuh udah kayak diskon tas branded senilai 99%, yang akan membuat semua mata tertuju padamu.



Simak baik-baik ya.

Pertama, kebersihan. Muslimah harus perhatiin kebersihan. Mulai dari kebersihan badan, pakaian, kerudung, sampai kaus kaki. Jangan sampai, gara-gara kaus kaki itu nggak keliatan banget, lalu baru diganti setaun sekali, itu juga nunggu sobek. Atau gara-gara males nyuci kerudung, kerudungnya dipakai terus tiap hari.

Selain itu, selalu bawa tisu basah. Karena pasti kita bakalan keringetan dan takutnya jadi bau badan. That's why, kalau udah mulai keringetan, bisa diseka pakai tisu basah.

Dan untuk masalah wangi-nggaknya muslimah, saya rasa wangi itu keharusan. Kan nggak lucu kalau muslimah hijaban terus bau matahari. Nggak seru. Jadi kalian mesti wangi. Bukan berarti pakai parfum kok, tapi bisa diganti sama pakai softener (mungkin kalian lebih ngeh kalau aku nulis 'molto') ketika nyuci pakaian. Jadi kalian nggak perlu lagi pakai parfum, karena pakaiannya udah wangii~

Kedua, kerapian. Hampir semua kaum hawa memang suka sama kerapian. Tapi namanya manusia, kadang juga ada yang nggak rapi. Dan sedihnya, kadang (k.a.d.a.n.g) justru yang hijabnya lebar, sering juga pakai hijabnya serampangan. Nggak tau karena faktor apa, apakah buru-buru atau gimana. Sehingga orang-orang sekitar yang ngeliatnya jadi pada nyindir atau bisik-bisik tetangga. Jadi saya yang liat suka sedih. Walaupun sayanya juga berantakan siih. Hihi.

Buat muslimah berhijab, biasanya suka pakai celana panjang kan ya, biar kalau gamisnya tersingkap kakinya nggak keliatan. Nah ini yang kadang suka kelupaan. Usahakan jangan sampai balapan (aduh apasih bahasanya), jangan sampai celananya lebih panjang ketimbang gamisnya, bisa bayangin aja kan?

Terus juga, tetap perhatikan kerudungnya, usahain tetap simetris alias nggak mereng kesana kemari.

Oya, sekedar saran juga, karena kita itu berhijab udah tertutup banget, tapi kadang ada yang masih suka pakai jaket (aku banget). Selalu perhatiin kerapian kalian setelah pakai jaket. Sebisa mungkin bagian belakang kerudung nggak boleh sampai keluar dari jaket, karena akan menimbulkan kesan 'balapan' lagi :D

Ketiga, berlebihan. Fashion hijab yang menggiurkan, kadang membuat para muslimah berhijab lebar tertarik mencoba. Sampai pada akhirnya lupa bahwa prinsip berhijab syari itu mengusung tema kesederhanaan. Sebenarnya, asal nggak berlebihan sih nggak apa. Misal pengen pakai outer, ya silakan. Selama kalian nyaman dan kesannya nggak tumplek-tumplekan (maafin diksinya). Bereksperimen sama hijab itu sah-sah aja. Tapi percayalah, nantinya kalian akan menyadari bahwa sederhana itu lebih nyaman. Nggak percaya? Just try~

And the last, sesuaikan sama kepribadian. Bagian paling sulit buat saya. Hijab itu semacam pengingat agar diri nggak kelewat batas. Hijab itu melindungi dan menjaga, agar akhlaknya juga bisa di-hijab-in. Berhijablah agar akhlakmu baik. Berhijablah, agar kamu menjadi baik.

Yap. Itulah sekelumit ulasan tentang hijab-hijaban ^^

Anyway, kalau boleh cerita prinsipnya saya dalam berhijab, simpel aja sih. Saya pengen orang lain tertarik berhijab karena hijab-nya saya.
:)

Di mata saya, hijab syari itu meneduhkan dan adem.
Sebelum saya pakai hijab syari, saya mengamati banyak cara dan gaya orang berhijab (semacam sidak dulu). Ya, mulai dari yang berhijab syari tapi kesannya berantakan, ada juga yang berhijab syari tapi (maaf) kurang memperhatikan kebersihan, dan ada yang berhijab syari tapi acuh sama penampilannya.
Dan di pandangan saya, saya nggak suka yang begitu. Saya mau orang lain terinspirasi dan merasa nyaman dengan hijab saya. Jadi orang lain yang belum berhijab (syari) nggak lagi takut dan merasa hijab syari itu nggak modern/ kesannya kuno.
Saya ingin orang lain berpikir, bahwa hijab syari itu menyenangkan untuk dikenakan dan fleksibel di semua keadaan. Saya ingin meyakinkan kepada orang lain, dengan pakai hijab syari membuat kita jadi lebih manis (anu...aku nggak manis sih).

Yah, mungkin kesannya saya terlalu fokus pada penampilan. Tapi sebenarnya ini hanyalah dasar-dasar yang perlu diperhatikan dalam berpakaian. Ini tuh sepele banget, dan saking sepelenya sampai sering diabaikan. Meskipun kata Allah, pakaian terbaik itu ketakwaan, bukan berarti kalian hijabnya jadi asal-asalan.

Dear, sekalipun kalian sudah berhijab bahkan sampai pakai niqob. Kalian itu tetap perempuan yang pasti bakalan menarik perhatian. Jadi usahakan biasa aja. Jangan menarik perhatian orang-orang yang dengki dengan acuh atau berantakannya kalian dalam berhijab. Bukankah Allah menyukai keindahan?

Intinya, berhijablah sesuai syariat, sesuai ketentuan Allah. Semoga hijab kita jadi ladang pahala dan membawa kebaikan untuk diri kita dan orang lain di sekitar kita.

Ini hanya sekedar opini, semoga bisa diambil manfaatnya.
Maaf apabila prinsip kita berbeda, semoga Allah berkenan mengarahkan kita selalu kepada kebenaran.

Love, peace, and syar'i :*



PS: Jam menunjukkan pukul 8:47 pm. Huuuaaaaaaammmm

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Bersyukur

Hari ini aku mengajar. Menjelaskan dengan suara lantang dan tangan yang ku masukkan di saku. Oh ayolah. Jangan kaku begitu. Jangan kamu bilang aku sombong karena gesture ini. Tangan yang dimasukkan ke saku...memang seenak itu! Rasanya letih sekali kalau harus kamu kritik hal itu. Di sela mengajar, Anak anak kelas lain lewat sambil menoleh ke kelasku, bergantian memberikan senyum untukku, atau melambai padaku. Pun ketika aku berjalan di koridor, sapaan, tawa, malu malunya mereka, hal remeh yang ternyata menyenangkan untuk dirasakan :) Semoga semua perlakuan itu tulus dari hati. Dengan begitu, hatiku juga bisa nyaman menerimanya. :) Terima kasih ya Allah. Aku bersyukur.

Kapsul Waktu Part 1 (Teknologi)

Membicarakan masa lalu memang seseru itu. Anak anak kelahiran tahun 90an pasti sangat relate. Tapi tidak banyak yang bisa berlama-lama membicarakan masa lalu lagi saat ini, waktu semakin menghimpit, beban semakin berat di pundak, banyak pekerjaan yang mencapai tenggat. Padahal seandainya mau meluangkan waktu, aku yakin waktu yang dibutuhkan untuk mengupas masa lalu tak akan pernah sebentar. Mari kita bercakap-cakap masa lalu yang luar biasa itu disini saja, sebab kini kita sudah kehilangan banyak kesempatan. Kali ini temanya teknologi, tapi mungkin tidak runut ceritanya, aku minta maaf dulu :D Dan semoga ada kesempatan berikutnya untuk kita membicarakan tema lainnya. *** Aku punya sebuah kotak kardus kecil di lemari, isinya adalah beberapa kenangan di waktu sekolah dulu. Saat aku menyimpannya, aku tak punya maksud apa-apa selain terlalu sayang untuk membuang benda tersebut. Tapi kini aku bersyukur masih memiliki benda-benda itu, aku seperti sedang mengubur kapsul waktu. Benda-benda itu...

Menciptakan Keberanian

Tahapan dalam hidup kadang memang seunik itu. Dan sungguh hidup bukanlah sebuah perlombaan. Setiap manusia memiliki garis waktunya masing masing. Aku menemukan banyak sisi lain dari diriku di tiap garis usiaku, dan itu berbeda dari teman sebayaku. Misalnya aku hari ini, di usia 30 tahunku, aku banyak berani melakukan sesuatu yang dulunya aku merasa malu untuk melakukannya. Hari ini aku senam pramuka bersama teman kantorku, Sekadar informasi, aku dulu tidak suka senam. Karena malu melakukan gerakan senam di hadapan banyak pasang mata yang memandang. Tapi kini, aku suka senam (yang gerakan dan musiknya memang sopan ya). Aku bersemangat melakukannya. Setelah senam, aku merasa free untuk melakukan kegiatan lainnya, aku membawa tali keluar kantor. Ternyata banyak temanku tertarik dan ingin mencoba. Aku akhirnya bermain bersama sama. Aku suka memberanikan diri bermain tali dan mengakui ketidakmampuanku dalam bermain. Dan itu tak apa, kami bersenang senang! Setelah main tali, aku memainkan ru...

Win Some and Lose Some

"That's how it is. You win some you lose some. That's how the world works. I don't have any regrets at all" Suga BTS said after their concert. Sederhananya kurang lebih, untuk mendapatkan sesuatu kita harus siap kehilangan yang lain. Aku merenung sebentar. Maksudku, ku pikir aku yang tidak bisa mengatur waktuku disini. Atau...aku yang salah dalam melangkah. Nyatanya, ini semua hanyalah sebuah hukum alam yang sulit tertampik. Aku sering merasa bersalah meninggalkan rumah dari pagi sampai sore, kemudian di kamar sepanjang malam dan baru keluar kalau lapar. Rasa rasanya, aku tidak mampu kalau harus sekadar bercengkrama selepas maghrib di ruang tivi. Karena kantuk dan penat yang sangat rindu kasur. Apalagi kalau harus bekerja lagi  di rumah, seperti memasak, menyapu dan sebagainya. Di kantor semua energiku terkuras habis, tidak hanya di badan, di pikiran juga, pun di hati juga. Jadi pulang ke rumah, aku hanya ingin mengistirahatkan semua dan kemb...

Nilai Oh Nilai~

Sedang mengerjakan erapor, rutinitas tiap akhir semester. Bagian paling berat adalah menuliskan nilai jujur ke anak anak. Sebenarnya bukan pelit nilai sih, tapi ya apa adanya aja ke anak, dan sebenarnya pun kalau harus apa adanya, nilainya gak akan sebagus itu hahaha Kayak 70 pun jauh kali, realnya gak sampe 70. Terus juga mikirin efek psikologisnya ke anak anak, kalau dikasih nilai segini, nanti gimana ya efeknya? Makin semangat atau gimana ya? Mikir juga, nilai ulangannya jujur atau curang ya? Gak bisa mentah-mentah ngambil nilai ulangannya, kudu ditelusuri juga kesehariannya gimana, aktif gak? Lengkap gak tugasnya? Sama guru lain gimana? Hehehe Jadi kalau ada yang bilang ibu pelit nilai, sini ku kasih lihat real-nya nilai, dan perhitungan matematis dan pertimbangan attitudenya juga. Maka  kamu akan tercengang dengan nilainya :P Dan fyi aja, nilai nilai itu sudah digodok dengan lama, dipikirin minimal tiga kali banget, kadang diubah karena kasihan, kadang diubah karena banyak hal...

Himdeureo

Jalan ini sulit, Apakah akan terasa mudah jika melaluinya bersamamu? Aku sekarang tidak mahir membuat tulisan panjang lebar lagi, mungkin karena aku tidak punya objek dalam tulisan ini. Tak ku tujukan pada siapapun, tak ku sematkan untuk siapapun. Tulisan tulisan tak bertuan. Miliki saja bila kau ingin. *** Aku ada disini. Dalam ratusan tulisan yang bisa kau baca tiap hari. Kau bisa mampir jika ingin. Kau bisa membacanya jika rindu. Seolah aku sedang bercakap di depanmu. Kau bisa membawaku dalam semua kegiatanmu. Saat kau menunggu antrian, saat kau sedang bosan, saat kau akan tidur. Aku selalu ada. Tapi bagiku, kau tidak ada dimanapun. Kau tidak bisa ku temukan dalam apapun. Kau tidak akan pernah hadir walau ku cari bertahun tahun. *** Aku membencimu, sebanyak aku ingin melupakanmu.

B E I N G G R A T E F U L

Aku begitu mencintai setiap fase hidupku. 30 desember 1993 kala itu. Aku terlahir bersama ribuan bayi mungil di luar sana.  Lahir sebagai bayi normal nan sehat. Menghirup udara yang lebih menyejukkan. Merasakan ruang yang lebih lapang. Aku menjadi jawaban yang ditunggu ibu selama sembilan bulan mengandungku. Diperdengarkan adzan sebagai tanda kepatuhan pada Rabb-ku. Diberi nama sebagai doa dan impian ayah ibu. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Setiap detik hidupku, aku dan semua manusia di belahan bumi manapun selalu dijaga malaikat. Di setiap malam kita terbaring pulas, ada doa ibu yang selalu menyelimuti. Dibesarkan dengan untaian doa doa terbaik. Dibahagiakan dengan kebesaran hati Tuhan yang Maha Baik. Diberi makan dan minum dari rejeki yang halal. Dianugerahi nikmat anggota tubuh yang sehat dan lengkap. Dilindungi dengan cinta dan harapan. Direngkuh dengan kasih dan sayang.

Takdir

Ada yang mengejarku selama ini, aku menghindar. Entah apa yang salah, mungkin aku membenci caranya mendekatiku. Setiap perhatiannya memuakkan. Aku juga kebingungan dengan diriku ini. Ternyata memaksakan diri jatuh cinta memang tidak mudah. Mungkin begitulah aku di matamu? Seketika itu aku bercermin. Melihat pantulan diriku yang begitu hebat masih mengejarmu. Mungkin kamu sangat terganggu dan kebingungan menghindariku. Dasar aku, kamu, dan takdir ini.
Mau produktif menulis, tapi makin kesini makin membuncah rasa malasku, Hati yang khawatir, cemas berkepanjangan, tiba tiba datang menyerang, Aku ingin produktif, tapi terlalu malas

Surat Terbuka untuk Kelas XII 2018

Demi menulis apa yang sedang menyesaki kepala, sampai rela meninggalkan soal ulangan yang padahal dikejar deadline. Bismillahirrahmanirrahim... Jadi, malam ini, Nak. Postingan ini ditujukan untuk kalian anak-anak ibu yang lucu dan menggemaskan (pada akhirnya kalian menjadi lucu dan menggemaskan bagi ibu). To be honest , jarang sekali momen paska perpisahan itu baper ya, sampai-sampai tertuang di blog ini. Tapi mungkin dua tahun cukup lah sebagai pertimbangan kenapa kalian agak berkesan hingga akhirnya ibu rela menuliskan surat ini disini.