Langsung ke konten utama

Prakerja Part 4

Assalamu'alaikum. Selamat hari jumat. Apa sudah baca Al Kahfi hari ini? 

Baru aja tadi pagi menimbang nimbang buat berhenti menulis cerita prakerja sampai di part 3 aja, malah sekarang nulis lagi. 

Ok here we go~

Seperti yang sudah ku ceritakan sebelumnya, aku sekarang lagi ikut kegiatan pelatihanku yang ketiga. Dua pelatihanku sebelumnya berasal dari mitra 'Sekolahmu', nah kali ini aku beranikan diri buat ngakses dari mitra lain, yaitu 'Pintaria'. 

Fyi, buat kegiatan prakerja ini, pemerintah menggandeng 7 mitra buat kerjasama. Ada Kemnaker, Tokopedia, Bukalapak, Sekolahmu, Mau Belajar Apa, dan Pijar. 

Sorry not to say sorry, aku bakalan jujur disini ya. Jadi kalau tiga artikel sebelum ini isinya hal hal positif dan sanjungan buat kegiatan ini, tulisan kali ini mungkin kayak lebih sisi negatifnya. 

Awal setelah mendapat dana pelatihan satu juta, mitra pertama yang ku buka jelas Kemnaker. Sayangnya aku balik arah dan nggak memilih satu pelatihan pun dari situ. Kenapa? Karena harga pelatihannya yang berkisar antara 500-1juta. Dan peserta prakerja itu at least harus mengikuti tiga kegiatan biar dapat tambahan 150ribu lagi. 
Dengan dana pelatihan yang terbatas, gimana caranya mau ikut kegiatan dari Kemnaker? 

Kemudian aku akses mitra Sekolahmu, karena harga pelatihannya yang sebagian besar terjangkau. Dibawah 500ribu. Bahkan ada yang puluhan ribu aja. Yaudah tanpa pikir panjang, aku mengikuti satu kursus dari mitra itu dan diminta untuk menginstal aplikasi Sekolahmu. 
Buat aku pribadi, ya nggak masalah harus menginstal aplikasi kan? Dan sangat nggak menemui kendala yang berarti. Mulus, lancar, mudah! 
Satu satunya yang kalau boleh dikatakan berat adalah... mengikuti satu kegiatan menggunakan Zoom. Karena harus bener bener mendengarkan dengan seksama sampai selesai. Tapi durasinya satu jam, jadi nggak terlalu menyulitkan sebenernya. 

Hampir semua kegiatan dari mitra Sekolahmu ini memang ada satu tahapan yang harus mengakses pakai Zoom atau Youtube Live. But that's okay. 

Setelah aku menyelesaikan pelatihan pertamaku, dan melanjutkan ke pelatihan yang kedua (masih di mitra ini), I found that some people having a hard time, kayak ada yang kesulitan ceklis hijau karena pakai website padahal sudah menyelesaikan satu tahap kegiatan, sertifikat nggak sinkron di dashboard prakerja, dsb. 

Then kemarin malam aku mendaftar kegiatan pelatihanku yang ketiga. Kali ini aku mencoba pakai mitra Pintaria, karena ada satu pelatihan yang menarik. 

Unfortunatelly, mulai sejak awal mendaftar kursus pun aku kesulitan. Aku harus login bolak balik, halamannya balik ke awal lagi, dan eror. Cuman aku masih berpikir positif dan kekeuh mencoba terus. Sampai akhirnya berhasil terdaftar di kegiatan. Dan berhubung tadi malam aku kelelahan, aku cuma menyelesaikan satu tahapan pelatihan aja. 

Terus pagi tadi sekitar jam 6an, aku lanjutin pelatihanku, mencoba nonton video dan ngerjain post test, lalu dimulailah mimpi buruk itu! :(
Jadi ada 9 tahapan sampai ke final test, setiap satu tahap selesai, tahap berikutnya kebuka. Nah aku berhasil menyelesaikan tiga tahapan, tapi tahap keempatnya ketutup terus. Di refresh berkali kali juga nggak berubah. Bener bener putus asa :(

Lalu aku coba nyari aplikasinya pakai playstore, dan ada. Sambil download, sambil bacain ulasan yang ada disitu, ternyata banyak banget yang kasih bintang satu dan mengkritik mitra ini. Aku nyesel kenapa nggak baca ini dulu sebelum ikut pelatihannya. Cuman aku masih mendingan karena ini pelatihan ketigaku, ya paling nggak, aku sudah dapat insentif 600ribu. Tapi ada banyak banget yang pakai mitra Pintaria buat pelatihan pertamanya. Artinya, kalau eror begini, banyak peserta yang bakalan nggak selesai pelatihannya dan nggak akan dapat jadwal insentif. Kasian. Padahal buat lolos prakerjanya aja nggak mudah, malah pas udah lolos, di mitra pelatihannya eror. 

Ada satu komentar yang bilang kalau dia perlu dua hari sampai section pelatihan berikutnya kebuka, jadi aku menenangkan diriku untuk sabar. Aku nyoba akses pakai aplikasi dan ternyata aplikasinya kualitasnya minim banget. Kayak seadanya asal jadi. 

Singkat cerita, pelatihanku bisa terbuka pakai aplikasi, tapi aku sudah nggak fokus dan buru buru menyelesaikan secepatnya. Bahkan jujur materinya pun kurang membantu. Jadi aku mikir, udahlah nanti ikut pelatihan yang lain aja, baru belajar bener bener. 

Bahkan setelah aku selesai pelatihan melalui aplikasi pun, di web Pintarianya belum sinkron. Padahal untuk dapat sertifikat ya harus lewat web. 

Ku pikir, yasudah sabar aja, mungkin dua hari lagi bisa dibuka. 

Alhamdulillah nggak harus nunggu dua hari, 5 jam kemudian, sudah sinkron dan bisa nulis ulasan lewat web-nya. Tapi kelas pelatihan nggak bisa dibuka lagi dan aplikasi juga nge-lag. 

ini tampilan web nya masih nggak kebuka sectionnya, padahal aku udah nyelesain tahapan sebelumnya.
Tapi yang penting disini udah ceklis ijo. Huhu
Fiuh. Kecewa banget sama mitra ini. Moga peserta lain terutama yang sungguh sungguh mau belajar dan kesulitan melalui kegiatan di Pintaria bisa segera dikasih kemudahan. Capek loh eror gini. 

Jadi sekarang aku masih nunggu kegiatan ini dinyatakan selesai di dashboard akun prakerja-ku. Buat pelatihan berikutnya, insyaAllah bakalan aku ikutin, tapi nggak dalam waktu dekat. Soalnya otakku buntu gara gara kesulitan ngakses di mitra ini. Aku akan istirahat bentar ya. 

After all, hal yang ku tangkap dari kejadian barusan adalah ternyata banyak banget dari mitra pelatihan prakerja kurang all out dalam menyediakan jasa pelatihannya. Mulai dari websitenya, aplikasi, harga pelatihan yang sulit terjangkau, materi pelatihan, kuis dan kunci jawaban yang sering nggak pas, sinkronasi yang lambat, dan hal hal lainnya. It's really tiring. Melelahkan. 

Jujur terbesit di benakku ketika membaca komentar peserta yang mengeluhkan jeleknya pelayanan di mitra prakerja. Sesulit itu demi mendapatkan ilmu dan insentif, sementara di bagian lain, beberapa karyawan swasta (yang mohon maaf, kebanyakan punya gaji UMR 3 jutaan) dengan gaji dibawah 5 juta sudah mendapatkan pencairan dana 600ribu cuma cuma dari pemerintah. Mereka nggak harus melalui hal yang sulit, rumit, mengesalkan ini. Maksudku bukan kegiatan pelatihannya yang sulit, tapi ketidaksiapan kegiatan pelatihan yang akhirnya menghambat pelayanan.
Dan dampaknya sangat membebani peserta prakerja. Huhuu

Cuman aku... Berusaha mengambil hikmahnya, bahwa memang di dunia ini rejeki dan garis hidup Allah yang mengatur. Semua kesulitan dan kemudahannya, udah ada porsinya. 

Lagipula, 
Apapun di dunia ini juga nggak gratis. Mau dapatin uang, makan, tempat tidur pun harus kerja keras. Semoga kita bisa menjalaninya dengan sabar dan semangat selalu ya! 

Selamat berjuang buat semuanya! 

Ps: ntar kalau instentifku udah ku terima, kubikinin artikel prakerja part 5, wkwk (buat apaan?) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Bersyukur

Hari ini aku mengajar. Menjelaskan dengan suara lantang dan tangan yang ku masukkan di saku. Oh ayolah. Jangan kaku begitu. Jangan kamu bilang aku sombong karena gesture ini. Tangan yang dimasukkan ke saku...memang seenak itu! Rasanya letih sekali kalau harus kamu kritik hal itu. Di sela mengajar, Anak anak kelas lain lewat sambil menoleh ke kelasku, bergantian memberikan senyum untukku, atau melambai padaku. Pun ketika aku berjalan di koridor, sapaan, tawa, malu malunya mereka, hal remeh yang ternyata menyenangkan untuk dirasakan :) Semoga semua perlakuan itu tulus dari hati. Dengan begitu, hatiku juga bisa nyaman menerimanya. :) Terima kasih ya Allah. Aku bersyukur.

Kapsul Waktu Part 1 (Teknologi)

Membicarakan masa lalu memang seseru itu. Anak anak kelahiran tahun 90an pasti sangat relate. Tapi tidak banyak yang bisa berlama-lama membicarakan masa lalu lagi saat ini, waktu semakin menghimpit, beban semakin berat di pundak, banyak pekerjaan yang mencapai tenggat. Padahal seandainya mau meluangkan waktu, aku yakin waktu yang dibutuhkan untuk mengupas masa lalu tak akan pernah sebentar. Mari kita bercakap-cakap masa lalu yang luar biasa itu disini saja, sebab kini kita sudah kehilangan banyak kesempatan. Kali ini temanya teknologi, tapi mungkin tidak runut ceritanya, aku minta maaf dulu :D Dan semoga ada kesempatan berikutnya untuk kita membicarakan tema lainnya. *** Aku punya sebuah kotak kardus kecil di lemari, isinya adalah beberapa kenangan di waktu sekolah dulu. Saat aku menyimpannya, aku tak punya maksud apa-apa selain terlalu sayang untuk membuang benda tersebut. Tapi kini aku bersyukur masih memiliki benda-benda itu, aku seperti sedang mengubur kapsul waktu. Benda-benda itu...

Menciptakan Keberanian

Tahapan dalam hidup kadang memang seunik itu. Dan sungguh hidup bukanlah sebuah perlombaan. Setiap manusia memiliki garis waktunya masing masing. Aku menemukan banyak sisi lain dari diriku di tiap garis usiaku, dan itu berbeda dari teman sebayaku. Misalnya aku hari ini, di usia 30 tahunku, aku banyak berani melakukan sesuatu yang dulunya aku merasa malu untuk melakukannya. Hari ini aku senam pramuka bersama teman kantorku, Sekadar informasi, aku dulu tidak suka senam. Karena malu melakukan gerakan senam di hadapan banyak pasang mata yang memandang. Tapi kini, aku suka senam (yang gerakan dan musiknya memang sopan ya). Aku bersemangat melakukannya. Setelah senam, aku merasa free untuk melakukan kegiatan lainnya, aku membawa tali keluar kantor. Ternyata banyak temanku tertarik dan ingin mencoba. Aku akhirnya bermain bersama sama. Aku suka memberanikan diri bermain tali dan mengakui ketidakmampuanku dalam bermain. Dan itu tak apa, kami bersenang senang! Setelah main tali, aku memainkan ru...

Win Some and Lose Some

"That's how it is. You win some you lose some. That's how the world works. I don't have any regrets at all" Suga BTS said after their concert. Sederhananya kurang lebih, untuk mendapatkan sesuatu kita harus siap kehilangan yang lain. Aku merenung sebentar. Maksudku, ku pikir aku yang tidak bisa mengatur waktuku disini. Atau...aku yang salah dalam melangkah. Nyatanya, ini semua hanyalah sebuah hukum alam yang sulit tertampik. Aku sering merasa bersalah meninggalkan rumah dari pagi sampai sore, kemudian di kamar sepanjang malam dan baru keluar kalau lapar. Rasa rasanya, aku tidak mampu kalau harus sekadar bercengkrama selepas maghrib di ruang tivi. Karena kantuk dan penat yang sangat rindu kasur. Apalagi kalau harus bekerja lagi  di rumah, seperti memasak, menyapu dan sebagainya. Di kantor semua energiku terkuras habis, tidak hanya di badan, di pikiran juga, pun di hati juga. Jadi pulang ke rumah, aku hanya ingin mengistirahatkan semua dan kemb...

Nilai Oh Nilai~

Sedang mengerjakan erapor, rutinitas tiap akhir semester. Bagian paling berat adalah menuliskan nilai jujur ke anak anak. Sebenarnya bukan pelit nilai sih, tapi ya apa adanya aja ke anak, dan sebenarnya pun kalau harus apa adanya, nilainya gak akan sebagus itu hahaha Kayak 70 pun jauh kali, realnya gak sampe 70. Terus juga mikirin efek psikologisnya ke anak anak, kalau dikasih nilai segini, nanti gimana ya efeknya? Makin semangat atau gimana ya? Mikir juga, nilai ulangannya jujur atau curang ya? Gak bisa mentah-mentah ngambil nilai ulangannya, kudu ditelusuri juga kesehariannya gimana, aktif gak? Lengkap gak tugasnya? Sama guru lain gimana? Hehehe Jadi kalau ada yang bilang ibu pelit nilai, sini ku kasih lihat real-nya nilai, dan perhitungan matematis dan pertimbangan attitudenya juga. Maka  kamu akan tercengang dengan nilainya :P Dan fyi aja, nilai nilai itu sudah digodok dengan lama, dipikirin minimal tiga kali banget, kadang diubah karena kasihan, kadang diubah karena banyak hal...

Himdeureo

Jalan ini sulit, Apakah akan terasa mudah jika melaluinya bersamamu? Aku sekarang tidak mahir membuat tulisan panjang lebar lagi, mungkin karena aku tidak punya objek dalam tulisan ini. Tak ku tujukan pada siapapun, tak ku sematkan untuk siapapun. Tulisan tulisan tak bertuan. Miliki saja bila kau ingin. *** Aku ada disini. Dalam ratusan tulisan yang bisa kau baca tiap hari. Kau bisa mampir jika ingin. Kau bisa membacanya jika rindu. Seolah aku sedang bercakap di depanmu. Kau bisa membawaku dalam semua kegiatanmu. Saat kau menunggu antrian, saat kau sedang bosan, saat kau akan tidur. Aku selalu ada. Tapi bagiku, kau tidak ada dimanapun. Kau tidak bisa ku temukan dalam apapun. Kau tidak akan pernah hadir walau ku cari bertahun tahun. *** Aku membencimu, sebanyak aku ingin melupakanmu.

B E I N G G R A T E F U L

Aku begitu mencintai setiap fase hidupku. 30 desember 1993 kala itu. Aku terlahir bersama ribuan bayi mungil di luar sana.  Lahir sebagai bayi normal nan sehat. Menghirup udara yang lebih menyejukkan. Merasakan ruang yang lebih lapang. Aku menjadi jawaban yang ditunggu ibu selama sembilan bulan mengandungku. Diperdengarkan adzan sebagai tanda kepatuhan pada Rabb-ku. Diberi nama sebagai doa dan impian ayah ibu. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Setiap detik hidupku, aku dan semua manusia di belahan bumi manapun selalu dijaga malaikat. Di setiap malam kita terbaring pulas, ada doa ibu yang selalu menyelimuti. Dibesarkan dengan untaian doa doa terbaik. Dibahagiakan dengan kebesaran hati Tuhan yang Maha Baik. Diberi makan dan minum dari rejeki yang halal. Dianugerahi nikmat anggota tubuh yang sehat dan lengkap. Dilindungi dengan cinta dan harapan. Direngkuh dengan kasih dan sayang.

Takdir

Ada yang mengejarku selama ini, aku menghindar. Entah apa yang salah, mungkin aku membenci caranya mendekatiku. Setiap perhatiannya memuakkan. Aku juga kebingungan dengan diriku ini. Ternyata memaksakan diri jatuh cinta memang tidak mudah. Mungkin begitulah aku di matamu? Seketika itu aku bercermin. Melihat pantulan diriku yang begitu hebat masih mengejarmu. Mungkin kamu sangat terganggu dan kebingungan menghindariku. Dasar aku, kamu, dan takdir ini.
Mau produktif menulis, tapi makin kesini makin membuncah rasa malasku, Hati yang khawatir, cemas berkepanjangan, tiba tiba datang menyerang, Aku ingin produktif, tapi terlalu malas

Surat Terbuka untuk Kelas XII 2018

Demi menulis apa yang sedang menyesaki kepala, sampai rela meninggalkan soal ulangan yang padahal dikejar deadline. Bismillahirrahmanirrahim... Jadi, malam ini, Nak. Postingan ini ditujukan untuk kalian anak-anak ibu yang lucu dan menggemaskan (pada akhirnya kalian menjadi lucu dan menggemaskan bagi ibu). To be honest , jarang sekali momen paska perpisahan itu baper ya, sampai-sampai tertuang di blog ini. Tapi mungkin dua tahun cukup lah sebagai pertimbangan kenapa kalian agak berkesan hingga akhirnya ibu rela menuliskan surat ini disini.