Langsung ke konten utama

Butterfly Era

Liat di IG tentang tulisan butterfly era di usia yang ketiga puluh membawaku dalam sekejap berada di tahun 2019 awal. Ternyata sudah lima tahun yang lalu.

Butterfly era.
Been there.

Era dimana aku jatuh suka dengan seseorang, yang dengan kehadirannya, semua hal sederhana terasa begitu manis. Membuatku semangat menjalani hari. Membuatku senyum keGRan walau hanya membaca balasan WA. Melihat story IG atau story WA-nya. 

Ah.
Butterfly era.
Saat aku mendadak salah tingkah.
Saat rasanya usiaku kala itu (yang sebenarnya adalah 26 tahun) terseret kembali di masa aku remaja.
Padahal hanya bertukar cerita via WA, tapi bahagianya bisa seharian.
Apalagi saat menatapnya, yang tentu saja membuat aku kikuk.
Saat dia di sampingku atau di hadapanku, ia berbicara apa saja begitu lepas, terkadang juga berbicara dengan malu malu.
Semuanya tentang dia, aku suka.
Aku yang sudah dewasa saat itu, jadi seperti anak SMA.

Butterfly era itu benar adanya, di usia berapa saja bisa tetap dirasakan, semua tergantung pada siapa yang berhasil membawamu kesana.

***

Sejujurnya aku ini perempuan yang kaku.
Aku mudah illfeel, aku seringkali jaga jarak, aku seperti kulkas, yang dingin cuek acuh jutek.
Aku juga kadang bingung dengan diriku sendiri, karena perasaan memang tidak bisa dibohongi kan?
Maksudku, aku juga bukan sengaja melakukan itu.

Aku tidak bisa berpura-pura tertarik kalau aku memang tidak suka.
Dan ku rasa, membohongi orang lain tentang perasaan seperti ini sangat tidak baik.
Sebab itu aku seringkali berterus terang, mengatakan bahwa aku tidak bisa lebih dari teman. Aku tidak mau menyakiti dan memberikan harapan palsu pada orang yang suka denganku.
Kalau mau berinteraksi denganku, ayo, tapi sebagai teman.
Hanya saja beberapa dari mereka langsung menghilang tidak berbekas, ku rasa mereka terluka.
Maaf.
Mungkin itu juga yang membuatku masih sendiri sampai sekarang.

Berulang kali ada yang dekat, mengajak kenalan, tapi rasanya hambar.
Aku kadang malah takut dan risih.
Aku akan menolak dengan halus, tapi pernah juga ada yang langsung ku blokir, huhu. Karena sudah ditolak dengan halus, dia malah menyakitiku dengan menebar kebencian kepada orang di sekitarku.

Tapi tentu saja, beberapa diantaranya ada yang bisa menembus semua itu dan menerima perhatian dariku.
Ah aku kalau sudah jatuh suka, bisa sangat manis dan perhatian :)
Aku akan ajak jalan berkeliling dan diam diam memotretnya dari belakang :)
Aku akan ajak ngobrol seharian dan mendengarkannya dengan antusias :)
Aku kalau sudah suka, bintang jatuh saja bisa ku kantongi untuk ku berikan padanya :)
Canda.

Dan sejauh ini, kali terakhir aku jatuh suka ya di awal 2019 itu. Pertama kali jatuh suka lagi setelah sekian tahun mandiri. Ku kira akan longlast, mengingat aku sebenarnya perempuan yang setia, :p
tapi ternyata dipatahkan juga hatiku di tahun yang sama. Hihi

***

Berapa lama aku pernah berkomiten pada suatu hubungan? Pernah 7 tahun dan LDR juga. Jarang ketemu, jarang berkirim pesan, jarang telpon, dsb. Aku soalnya orangnya enjoy dan sangat percaya :)
Tapi kandas juga. 
Dan dengan yang ini, aku sudah sangat move on, fotonya sudah tidak ada, chat-an sudah tidak ada, nomornya juga bahkan tidak ada. 

Tapi dengan si butterfly era di tahun 2019 apakah aku sudah move on? Hm sudah sih seharusnya, tapi aku juga tidak tau ya.
Aku pernah ganti nomor! asli aku tidak pernah sih se-effort ini, tidak cuman ganti nomor, aku bahkan ganti HP sekalian!
Demi apa? 
Demi hati mungilku agar tidak terluka :)

Ya memang manusia seunik itu, kita lebih suka mengejar yang sudah tidak suka dengan kita lagi, ketimbang menerima orang yang sungguhan suka.
He fell first, but I fell harder!

***

Anyway, aku lagi suka si Sunjae (tokoh dari Lovely Runner) yaampun. Makasih atas cinta Sunjae, aku bisa balik lagi ke masa butterfly era itu.
Sudah ya, aku mau mantengin si Sunjae dulu lalu lanjut sleeping beauty.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Bersyukur

Hari ini aku mengajar. Menjelaskan dengan suara lantang dan tangan yang ku masukkan di saku. Oh ayolah. Jangan kaku begitu. Jangan kamu bilang aku sombong karena gesture ini. Tangan yang dimasukkan ke saku...memang seenak itu! Rasanya letih sekali kalau harus kamu kritik hal itu. Di sela mengajar, Anak anak kelas lain lewat sambil menoleh ke kelasku, bergantian memberikan senyum untukku, atau melambai padaku. Pun ketika aku berjalan di koridor, sapaan, tawa, malu malunya mereka, hal remeh yang ternyata menyenangkan untuk dirasakan :) Semoga semua perlakuan itu tulus dari hati. Dengan begitu, hatiku juga bisa nyaman menerimanya. :) Terima kasih ya Allah. Aku bersyukur.

Kapsul Waktu Part 1 (Teknologi)

Membicarakan masa lalu memang seseru itu. Anak anak kelahiran tahun 90an pasti sangat relate. Tapi tidak banyak yang bisa berlama-lama membicarakan masa lalu lagi saat ini, waktu semakin menghimpit, beban semakin berat di pundak, banyak pekerjaan yang mencapai tenggat. Padahal seandainya mau meluangkan waktu, aku yakin waktu yang dibutuhkan untuk mengupas masa lalu tak akan pernah sebentar. Mari kita bercakap-cakap masa lalu yang luar biasa itu disini saja, sebab kini kita sudah kehilangan banyak kesempatan. Kali ini temanya teknologi, tapi mungkin tidak runut ceritanya, aku minta maaf dulu :D Dan semoga ada kesempatan berikutnya untuk kita membicarakan tema lainnya. *** Aku punya sebuah kotak kardus kecil di lemari, isinya adalah beberapa kenangan di waktu sekolah dulu. Saat aku menyimpannya, aku tak punya maksud apa-apa selain terlalu sayang untuk membuang benda tersebut. Tapi kini aku bersyukur masih memiliki benda-benda itu, aku seperti sedang mengubur kapsul waktu. Benda-benda itu...

Menciptakan Keberanian

Tahapan dalam hidup kadang memang seunik itu. Dan sungguh hidup bukanlah sebuah perlombaan. Setiap manusia memiliki garis waktunya masing masing. Aku menemukan banyak sisi lain dari diriku di tiap garis usiaku, dan itu berbeda dari teman sebayaku. Misalnya aku hari ini, di usia 30 tahunku, aku banyak berani melakukan sesuatu yang dulunya aku merasa malu untuk melakukannya. Hari ini aku senam pramuka bersama teman kantorku, Sekadar informasi, aku dulu tidak suka senam. Karena malu melakukan gerakan senam di hadapan banyak pasang mata yang memandang. Tapi kini, aku suka senam (yang gerakan dan musiknya memang sopan ya). Aku bersemangat melakukannya. Setelah senam, aku merasa free untuk melakukan kegiatan lainnya, aku membawa tali keluar kantor. Ternyata banyak temanku tertarik dan ingin mencoba. Aku akhirnya bermain bersama sama. Aku suka memberanikan diri bermain tali dan mengakui ketidakmampuanku dalam bermain. Dan itu tak apa, kami bersenang senang! Setelah main tali, aku memainkan ru...

Win Some and Lose Some

"That's how it is. You win some you lose some. That's how the world works. I don't have any regrets at all" Suga BTS said after their concert. Sederhananya kurang lebih, untuk mendapatkan sesuatu kita harus siap kehilangan yang lain. Aku merenung sebentar. Maksudku, ku pikir aku yang tidak bisa mengatur waktuku disini. Atau...aku yang salah dalam melangkah. Nyatanya, ini semua hanyalah sebuah hukum alam yang sulit tertampik. Aku sering merasa bersalah meninggalkan rumah dari pagi sampai sore, kemudian di kamar sepanjang malam dan baru keluar kalau lapar. Rasa rasanya, aku tidak mampu kalau harus sekadar bercengkrama selepas maghrib di ruang tivi. Karena kantuk dan penat yang sangat rindu kasur. Apalagi kalau harus bekerja lagi  di rumah, seperti memasak, menyapu dan sebagainya. Di kantor semua energiku terkuras habis, tidak hanya di badan, di pikiran juga, pun di hati juga. Jadi pulang ke rumah, aku hanya ingin mengistirahatkan semua dan kemb...

Nilai Oh Nilai~

Sedang mengerjakan erapor, rutinitas tiap akhir semester. Bagian paling berat adalah menuliskan nilai jujur ke anak anak. Sebenarnya bukan pelit nilai sih, tapi ya apa adanya aja ke anak, dan sebenarnya pun kalau harus apa adanya, nilainya gak akan sebagus itu hahaha Kayak 70 pun jauh kali, realnya gak sampe 70. Terus juga mikirin efek psikologisnya ke anak anak, kalau dikasih nilai segini, nanti gimana ya efeknya? Makin semangat atau gimana ya? Mikir juga, nilai ulangannya jujur atau curang ya? Gak bisa mentah-mentah ngambil nilai ulangannya, kudu ditelusuri juga kesehariannya gimana, aktif gak? Lengkap gak tugasnya? Sama guru lain gimana? Hehehe Jadi kalau ada yang bilang ibu pelit nilai, sini ku kasih lihat real-nya nilai, dan perhitungan matematis dan pertimbangan attitudenya juga. Maka  kamu akan tercengang dengan nilainya :P Dan fyi aja, nilai nilai itu sudah digodok dengan lama, dipikirin minimal tiga kali banget, kadang diubah karena kasihan, kadang diubah karena banyak hal...

Himdeureo

Jalan ini sulit, Apakah akan terasa mudah jika melaluinya bersamamu? Aku sekarang tidak mahir membuat tulisan panjang lebar lagi, mungkin karena aku tidak punya objek dalam tulisan ini. Tak ku tujukan pada siapapun, tak ku sematkan untuk siapapun. Tulisan tulisan tak bertuan. Miliki saja bila kau ingin. *** Aku ada disini. Dalam ratusan tulisan yang bisa kau baca tiap hari. Kau bisa mampir jika ingin. Kau bisa membacanya jika rindu. Seolah aku sedang bercakap di depanmu. Kau bisa membawaku dalam semua kegiatanmu. Saat kau menunggu antrian, saat kau sedang bosan, saat kau akan tidur. Aku selalu ada. Tapi bagiku, kau tidak ada dimanapun. Kau tidak bisa ku temukan dalam apapun. Kau tidak akan pernah hadir walau ku cari bertahun tahun. *** Aku membencimu, sebanyak aku ingin melupakanmu.

B E I N G G R A T E F U L

Aku begitu mencintai setiap fase hidupku. 30 desember 1993 kala itu. Aku terlahir bersama ribuan bayi mungil di luar sana.  Lahir sebagai bayi normal nan sehat. Menghirup udara yang lebih menyejukkan. Merasakan ruang yang lebih lapang. Aku menjadi jawaban yang ditunggu ibu selama sembilan bulan mengandungku. Diperdengarkan adzan sebagai tanda kepatuhan pada Rabb-ku. Diberi nama sebagai doa dan impian ayah ibu. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Setiap detik hidupku, aku dan semua manusia di belahan bumi manapun selalu dijaga malaikat. Di setiap malam kita terbaring pulas, ada doa ibu yang selalu menyelimuti. Dibesarkan dengan untaian doa doa terbaik. Dibahagiakan dengan kebesaran hati Tuhan yang Maha Baik. Diberi makan dan minum dari rejeki yang halal. Dianugerahi nikmat anggota tubuh yang sehat dan lengkap. Dilindungi dengan cinta dan harapan. Direngkuh dengan kasih dan sayang.

Takdir

Ada yang mengejarku selama ini, aku menghindar. Entah apa yang salah, mungkin aku membenci caranya mendekatiku. Setiap perhatiannya memuakkan. Aku juga kebingungan dengan diriku ini. Ternyata memaksakan diri jatuh cinta memang tidak mudah. Mungkin begitulah aku di matamu? Seketika itu aku bercermin. Melihat pantulan diriku yang begitu hebat masih mengejarmu. Mungkin kamu sangat terganggu dan kebingungan menghindariku. Dasar aku, kamu, dan takdir ini.
Mau produktif menulis, tapi makin kesini makin membuncah rasa malasku, Hati yang khawatir, cemas berkepanjangan, tiba tiba datang menyerang, Aku ingin produktif, tapi terlalu malas

Surat Terbuka untuk Kelas XII 2018

Demi menulis apa yang sedang menyesaki kepala, sampai rela meninggalkan soal ulangan yang padahal dikejar deadline. Bismillahirrahmanirrahim... Jadi, malam ini, Nak. Postingan ini ditujukan untuk kalian anak-anak ibu yang lucu dan menggemaskan (pada akhirnya kalian menjadi lucu dan menggemaskan bagi ibu). To be honest , jarang sekali momen paska perpisahan itu baper ya, sampai-sampai tertuang di blog ini. Tapi mungkin dua tahun cukup lah sebagai pertimbangan kenapa kalian agak berkesan hingga akhirnya ibu rela menuliskan surat ini disini.