Langsung ke konten utama

My Junior High School Era

Junior High School Era.
Tiga tahun aku duduk di bangku SMP kurang lebih hampir 1000+++ hari. Tentu kenangannya pun banyak.
Bisa bisa ini akan jadi tulisan berseri, bisa jadi juga hanya satu tulisan ini saja. Kita liat nanti.

***

Tulisan ini akan mengupas tentang kegiatan ekskulku, drum band :)

Berawal dari sore ini aku berpapasan dengan seorang anak laki laki dengan kaus bertuliskan percussion.
Pikiranku langsung melayang di masa aku remaja, aku menghabiskan masa SMP-ku dengan bergabung di Drum Band SMP Negeri 1 bernama Gita Patria Jaya. Sehingga kata perkusi langsung membawaku pada ingatan sederet not balok yang ditulis di sebuah kertas yang kami bawa setiap kali latihan.

Aku bersekolah di SMPN 1, kalian yang pernah membaca blog ini lama pasti sudah tau. Masa putih biru itu cukup banyak membekas dan menyenangkan bagiku. Aku sejatuh cinta itu pada Drum Band, aku tidak perlu berpikir dua kali untuk ikut.
Badanku kecil sekali dan pendek kala itu, aku mungkin diremehkan bagi sebagian orang, tapi aku bersyukur karena tidak perlu ada kualifikasi tinggi dan berat badan untuk bisa mengikuti ekskul ini. 

Drum band mengantarkanku pada banyak pengalaman, ikut kirap pawai lampion, pawai tujuh belasan, bahkan ikut display beberapa kali. Masya Allah.

Latihan sore tiap selasa dan jumat, latihan pagi tiap minggu.
Di awal latihan kami semua dibekali dengan sepasang stik untuk belajar not balok. Belajar mars 1 sampai 5 dulu.
Susah juga membaca not balok.

Stik-ku dilengkapi dengan lakban warna warni sebagai penanda milikku.
Kami juga belajar baris berbaris. belajar jalan step 1 sampai step 3. Belajar aba-aba juga.
Biasanya tiap minggu pagi ada kirap juga, latihan ke taman atau museum kayu. Aku dan junior yang lain belum memegang alat, hanya ikut jalan kaki di belakang saja, Tapi tak apa, itu pun tetap menyenangkan. Kakak senior di depan membawakan mars yang nanti diselingi lagu-lagu. Wah aku juga ingin bisa membawakan lagu seperti itu.

Baru beberapa bulan kemudian kami mulai latihan dengan dibekali alat, kirap pun membawa alat.
Alamak! Ternyata berat dan ngos-ngosan juga.
Tapi ku jalani dengan suka cita. Hehe
Latihan yang sampai maghrib pun tak apa, aku suka, tidak lelah sama sekali.
Kehujanan kepanasan sampai jadi hitam legam pun tak apa. Seringkali kami berpanas-panasan dan badanku terbakar matahari, aku tidak masalah.

Aku latihan selalu naik sepeda, sampai di rumah rasanya kakiku mau copot, tapi aku tidak sedikit pun mengeluh.

Aku pernah di kelas dua memutuskan berhenti drum band, karena waktu latihan terbentur dengan kursus bahasa Inggrisku, aku sedih sekali. Tapi itu tidak berlangsung lama, karena aku akhirnya balik drum band lagi. Hahaha

Banyak momen ku habiskan dengan teman teman dan kakak senior. Mereka semua baik dan ambis. Hanya aku tidak bisa terlalu akrab dengan mereka.

Ah momen itu, sayang sekali tidak pernah ada fotonya. Maklum tahun 2006-2007, jarang ada yang punya HP berkamera, dan kamera analog bapak juga sudah tidak bisa dipakai.

Semua hanya ada di ingatanku saja.

***

Tapi lucunya beberapa tahun setelahnya, ketika aku sudah bekerja dan sedang mengawas ujian di sekolah lain. Aku bertemu salah seorang seniorku, ku pikir beliau tidak kenal dengan aku. Setelah aku menyapa dan memperkenalkan diri, ternyata beliau kenal! (pernah ku tulis dengan judul Si Newbie Ketemu Senior Lama )

Masa SMP yang menyenangkan :)
Aku bersyukur untuk banyak hal.
Tentunya aku sangaat bersyukur bisa ikut ekskul drum band.

Bahkan sampai sekarang, aku masih merasakan hal yang sama setiap kali aku nonton drum band.
Aku sejatuh cinta itu.
Aku pernah menangis saat menonton drum band pawai 17an baru-baru ini. Saking apa ya? Rasanya aku ingin kembali menekuni bidang drum band, menjadi bagian dari mereka, merasakan gegap gempitanya ikut karnaval atau display, menampilkan pertunjukan yang menyenangkan bagi banyak orang.
Entahlah.
Tiap orang beda-beda :)

Ah ini saja yang bisa aku bagikan.
Ini sudah cukup membuat aku mengenang beberapa hal. Sampai jumpa di tulisan nostalgia berikutnya.
Bye~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Bersyukur

Hari ini aku mengajar. Menjelaskan dengan suara lantang dan tangan yang ku masukkan di saku. Oh ayolah. Jangan kaku begitu. Jangan kamu bilang aku sombong karena gesture ini. Tangan yang dimasukkan ke saku...memang seenak itu! Rasanya letih sekali kalau harus kamu kritik hal itu. Di sela mengajar, Anak anak kelas lain lewat sambil menoleh ke kelasku, bergantian memberikan senyum untukku, atau melambai padaku. Pun ketika aku berjalan di koridor, sapaan, tawa, malu malunya mereka, hal remeh yang ternyata menyenangkan untuk dirasakan :) Semoga semua perlakuan itu tulus dari hati. Dengan begitu, hatiku juga bisa nyaman menerimanya. :) Terima kasih ya Allah. Aku bersyukur.

Kapsul Waktu Part 1 (Teknologi)

Membicarakan masa lalu memang seseru itu. Anak anak kelahiran tahun 90an pasti sangat relate. Tapi tidak banyak yang bisa berlama-lama membicarakan masa lalu lagi saat ini, waktu semakin menghimpit, beban semakin berat di pundak, banyak pekerjaan yang mencapai tenggat. Padahal seandainya mau meluangkan waktu, aku yakin waktu yang dibutuhkan untuk mengupas masa lalu tak akan pernah sebentar. Mari kita bercakap-cakap masa lalu yang luar biasa itu disini saja, sebab kini kita sudah kehilangan banyak kesempatan. Kali ini temanya teknologi, tapi mungkin tidak runut ceritanya, aku minta maaf dulu :D Dan semoga ada kesempatan berikutnya untuk kita membicarakan tema lainnya. *** Aku punya sebuah kotak kardus kecil di lemari, isinya adalah beberapa kenangan di waktu sekolah dulu. Saat aku menyimpannya, aku tak punya maksud apa-apa selain terlalu sayang untuk membuang benda tersebut. Tapi kini aku bersyukur masih memiliki benda-benda itu, aku seperti sedang mengubur kapsul waktu. Benda-benda itu...

Menciptakan Keberanian

Tahapan dalam hidup kadang memang seunik itu. Dan sungguh hidup bukanlah sebuah perlombaan. Setiap manusia memiliki garis waktunya masing masing. Aku menemukan banyak sisi lain dari diriku di tiap garis usiaku, dan itu berbeda dari teman sebayaku. Misalnya aku hari ini, di usia 30 tahunku, aku banyak berani melakukan sesuatu yang dulunya aku merasa malu untuk melakukannya. Hari ini aku senam pramuka bersama teman kantorku, Sekadar informasi, aku dulu tidak suka senam. Karena malu melakukan gerakan senam di hadapan banyak pasang mata yang memandang. Tapi kini, aku suka senam (yang gerakan dan musiknya memang sopan ya). Aku bersemangat melakukannya. Setelah senam, aku merasa free untuk melakukan kegiatan lainnya, aku membawa tali keluar kantor. Ternyata banyak temanku tertarik dan ingin mencoba. Aku akhirnya bermain bersama sama. Aku suka memberanikan diri bermain tali dan mengakui ketidakmampuanku dalam bermain. Dan itu tak apa, kami bersenang senang! Setelah main tali, aku memainkan ru...

Win Some and Lose Some

"That's how it is. You win some you lose some. That's how the world works. I don't have any regrets at all" Suga BTS said after their concert. Sederhananya kurang lebih, untuk mendapatkan sesuatu kita harus siap kehilangan yang lain. Aku merenung sebentar. Maksudku, ku pikir aku yang tidak bisa mengatur waktuku disini. Atau...aku yang salah dalam melangkah. Nyatanya, ini semua hanyalah sebuah hukum alam yang sulit tertampik. Aku sering merasa bersalah meninggalkan rumah dari pagi sampai sore, kemudian di kamar sepanjang malam dan baru keluar kalau lapar. Rasa rasanya, aku tidak mampu kalau harus sekadar bercengkrama selepas maghrib di ruang tivi. Karena kantuk dan penat yang sangat rindu kasur. Apalagi kalau harus bekerja lagi  di rumah, seperti memasak, menyapu dan sebagainya. Di kantor semua energiku terkuras habis, tidak hanya di badan, di pikiran juga, pun di hati juga. Jadi pulang ke rumah, aku hanya ingin mengistirahatkan semua dan kemb...

Nilai Oh Nilai~

Sedang mengerjakan erapor, rutinitas tiap akhir semester. Bagian paling berat adalah menuliskan nilai jujur ke anak anak. Sebenarnya bukan pelit nilai sih, tapi ya apa adanya aja ke anak, dan sebenarnya pun kalau harus apa adanya, nilainya gak akan sebagus itu hahaha Kayak 70 pun jauh kali, realnya gak sampe 70. Terus juga mikirin efek psikologisnya ke anak anak, kalau dikasih nilai segini, nanti gimana ya efeknya? Makin semangat atau gimana ya? Mikir juga, nilai ulangannya jujur atau curang ya? Gak bisa mentah-mentah ngambil nilai ulangannya, kudu ditelusuri juga kesehariannya gimana, aktif gak? Lengkap gak tugasnya? Sama guru lain gimana? Hehehe Jadi kalau ada yang bilang ibu pelit nilai, sini ku kasih lihat real-nya nilai, dan perhitungan matematis dan pertimbangan attitudenya juga. Maka  kamu akan tercengang dengan nilainya :P Dan fyi aja, nilai nilai itu sudah digodok dengan lama, dipikirin minimal tiga kali banget, kadang diubah karena kasihan, kadang diubah karena banyak hal...

Himdeureo

Jalan ini sulit, Apakah akan terasa mudah jika melaluinya bersamamu? Aku sekarang tidak mahir membuat tulisan panjang lebar lagi, mungkin karena aku tidak punya objek dalam tulisan ini. Tak ku tujukan pada siapapun, tak ku sematkan untuk siapapun. Tulisan tulisan tak bertuan. Miliki saja bila kau ingin. *** Aku ada disini. Dalam ratusan tulisan yang bisa kau baca tiap hari. Kau bisa mampir jika ingin. Kau bisa membacanya jika rindu. Seolah aku sedang bercakap di depanmu. Kau bisa membawaku dalam semua kegiatanmu. Saat kau menunggu antrian, saat kau sedang bosan, saat kau akan tidur. Aku selalu ada. Tapi bagiku, kau tidak ada dimanapun. Kau tidak bisa ku temukan dalam apapun. Kau tidak akan pernah hadir walau ku cari bertahun tahun. *** Aku membencimu, sebanyak aku ingin melupakanmu.

B E I N G G R A T E F U L

Aku begitu mencintai setiap fase hidupku. 30 desember 1993 kala itu. Aku terlahir bersama ribuan bayi mungil di luar sana.  Lahir sebagai bayi normal nan sehat. Menghirup udara yang lebih menyejukkan. Merasakan ruang yang lebih lapang. Aku menjadi jawaban yang ditunggu ibu selama sembilan bulan mengandungku. Diperdengarkan adzan sebagai tanda kepatuhan pada Rabb-ku. Diberi nama sebagai doa dan impian ayah ibu. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Setiap detik hidupku, aku dan semua manusia di belahan bumi manapun selalu dijaga malaikat. Di setiap malam kita terbaring pulas, ada doa ibu yang selalu menyelimuti. Dibesarkan dengan untaian doa doa terbaik. Dibahagiakan dengan kebesaran hati Tuhan yang Maha Baik. Diberi makan dan minum dari rejeki yang halal. Dianugerahi nikmat anggota tubuh yang sehat dan lengkap. Dilindungi dengan cinta dan harapan. Direngkuh dengan kasih dan sayang.

Takdir

Ada yang mengejarku selama ini, aku menghindar. Entah apa yang salah, mungkin aku membenci caranya mendekatiku. Setiap perhatiannya memuakkan. Aku juga kebingungan dengan diriku ini. Ternyata memaksakan diri jatuh cinta memang tidak mudah. Mungkin begitulah aku di matamu? Seketika itu aku bercermin. Melihat pantulan diriku yang begitu hebat masih mengejarmu. Mungkin kamu sangat terganggu dan kebingungan menghindariku. Dasar aku, kamu, dan takdir ini.
Mau produktif menulis, tapi makin kesini makin membuncah rasa malasku, Hati yang khawatir, cemas berkepanjangan, tiba tiba datang menyerang, Aku ingin produktif, tapi terlalu malas

Surat Terbuka untuk Kelas XII 2018

Demi menulis apa yang sedang menyesaki kepala, sampai rela meninggalkan soal ulangan yang padahal dikejar deadline. Bismillahirrahmanirrahim... Jadi, malam ini, Nak. Postingan ini ditujukan untuk kalian anak-anak ibu yang lucu dan menggemaskan (pada akhirnya kalian menjadi lucu dan menggemaskan bagi ibu). To be honest , jarang sekali momen paska perpisahan itu baper ya, sampai-sampai tertuang di blog ini. Tapi mungkin dua tahun cukup lah sebagai pertimbangan kenapa kalian agak berkesan hingga akhirnya ibu rela menuliskan surat ini disini.