Membicarakan masa lalu memang seseru itu.
Anak anak kelahiran tahun 90an pasti sangat relate.
Tapi tidak banyak yang bisa berlama-lama membicarakan masa lalu lagi saat ini, waktu semakin menghimpit, beban semakin berat di pundak, banyak pekerjaan yang mencapai tenggat. Padahal seandainya mau meluangkan waktu, aku yakin waktu yang dibutuhkan untuk mengupas masa lalu tak akan pernah sebentar.
Mari kita bercakap-cakap masa lalu yang luar biasa itu disini saja, sebab kini kita sudah kehilangan banyak kesempatan.
Kali ini temanya teknologi, tapi mungkin tidak runut ceritanya, aku minta maaf dulu :D
Dan semoga ada kesempatan berikutnya untuk kita membicarakan tema lainnya.
***
Aku punya sebuah kotak kardus kecil di lemari, isinya adalah beberapa kenangan di waktu sekolah dulu. Saat aku menyimpannya, aku tak punya maksud apa-apa selain terlalu sayang untuk membuang benda tersebut. Tapi kini aku bersyukur masih memiliki benda-benda itu, aku seperti sedang mengubur kapsul waktu.
Benda-benda itu adalah amplop hadiah penghargaan prestasiku saat sekolah dulu. Potongan secarik kertas tema dari lomba debat yang dipotong asal atau judul dari kompetisi pidato bahasa inggrisku. Ada juga dasi sekolahku, kartu pelajar, kartu presensi sekolah, dan masih banyak lagi. Ada pula sebuah walkman, yang sayangnya aku tak punya kasetnya sama sekali, sehingga tidak bisa diputar untuk menyetel lagu.
Melihat semua itu aku teringat masa sekolah dulu.
Saat dimana teknologi tidak semasif sekarang.
Kita sudah cukup senang menjumpai WarTel, atau Warung Telekomunikasi, dan menelepon kerabat kita dari sana. Kita mengumpulkan segenggam uang receh sebagai biaya yang harus dikeluarkan.
Lalu beberapa waktu berselang, kita kegirangan saat orang tua kita memasang telepon rumah, yang artinya tidak perlu jauh-jauh ke wartel untuk menghubungi kerabat.
Kalian tau yellow book? Itu loh sebuah buku berisi ribuan nama, alamat, dan nomor telepon tertulis disana, yang harapannya memudahkan kita menghubungi orang lain.
Dan apakah kalian juga sempat mendengar rumor? kalau ada telepon berdering di tengah malam, katanya jangan diangkat? Karena bisa saja itu hantu.
Atau kalau kalian menekan deretan nomor telepon, nanti akan tersambung ke rumah hantu?
Hihi
Kita juga diperkenalkan dengan kemunculan stasiun radio yang seabrek. Saling berkirim pesan dan salam iseng ke teman-teman kita, bahkan request lagu juga.
Satiap malam jumat, banyak stasiun radio menyiarkan cerita horor hingga larut malam.
Kemudian masa berganti, saat kita mulai mengenal internet.
Ku rasa, itu ketika aku duduk di bangku SMP.
Tapi kita masih tidak terlalu tertarik, karena sulitnya akses internet.
Sejujurnya sejak aku SD, rumahku sudah punya komputer pentium 3. Tentuuu tanpa akses internet sama sekali kan.
Aku hanya menggunakan untuk menyetel lagu, bermain game, dan mengetik. Ah iya, aku belajar menulis novel abal-abal otodidak dari saat itu!
Hanya aku masih tidak mahir menggunakan komputer.
Dulu apakah kalian pernah menggunakan chat online seperti yah*o messenger?
Kadang kita chatting dengan orang luar kota, luar pulau, tapi dulu kita sangat ramah, kita dulu hanya berkenalan, tanya sekolah, asal, atau kegiatan kita, tidak seperti sekarang yang selaluuu saja rentan pelecehan :(
Guru komputer kita dulu sangat sabar bukan?
Aku lupa siapa saja guru komputer SMP-ku, yang ku ingat hanya pak Imam, karena teman bapakku. Hehe
Beliau mengajari aku dan teman-teman mengakses situs chatting itu dari lab komputer sekolah saat jam pelajaran, dan membebaskan kami mengeksplor isi internet.
Juga belajar mengoperasikan ms excel, aku bahkan menghapal semua rumusnya.
Dan mengajari kami hapalan tentang tombol ctrl, misal kalau mau menebalkan kata/huruf, harus menekan ctrl plus apa? Seru sekali!!
Saat SMA, mulai banyak warnet, alias warung internet.
Kita harus ke warnet untuk mengerjakan tugas.
Saat kita juga harus ke warnet untuk sekadar mengunggah foto, mengganti foto profil faceb*ok, mengganti nama di sosmed, mengganti status pertemanan atau chat online, bahkan menulis artikel di blog kita. Sesulit itu.
Dan tidak bisa sering-sering, karena di warnet waktu online-nya terbatas.
Dulu kita menyimpan file dengan disket, yang kapasitasnya pun hanya sekian megabyte, lalu perlahan berevolusi menjadi flashdisk yang lagi-lagi kapasitasnya tidak seberapa. Kita juga harus mengumpulkan tugas berupa file-file di CD-R, yang harus kita burning dulu, lalu kita menyimpan file tersebut.
Tapi jauh sebelum itu, ku rasa lebih melelahkan lagi.
Setiap ada tugas membuat kliping?
Apakah kalian berburu majalah atau koran?
Iya kalau keluarga kita berlangganan, kalau tidak? Siap-siap ke rumah teman atau keluarga untuk mengobrak-abrik koran mereka.
Kita akan memotong artikel yang kita butuhkan, menempelkannya ke kertas atau karton, dan kita tulis tangan juga, ya seperti mading jaman sekarang. Tapi bedanya, anak sekarang bisa berselancar di gugel dan langsung menemukan artikelnya, sedangkan kita harus berpeluh-peluh membaca tiap lembaran koran.
Percetakan dulu pun tak banyak, kita harus bersabar ke warnet untuk mencetak. Dulu pun informasi di internet tidak semembludak saat ini. Ah sebuah perjalanan waktu yang tidak mudah.
Hahaha
Tentu sangat berbeda dengan masa kini kan?
Semuaaaa ada, semua mudah.
Jangankan mengganti foto profil sosmed, melakukan transaksi jutaan saja bisa dari rumah.
Belanja, donasi, belajar masak, semua pun bisa dari HP kecil kita.
Sat set.
Teknologi yang melesat majuuu jauhhh sekali. Ku harap kita tetap bisa mengimbanginya.
Jangan sampai teknologi yang bertujuan memudahkan kita ini, justru jadi petaka, karena kita yang diam di tempat.
Ini dulu ya tulisannya, next time kita lanjut lagi, insya Allah.
PS: Kemarin aku ulang tahun :) Happy birthday to my self~~
Komentar
Posting Komentar