Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2025

Denial

Laki laki itu sederhana, katanya. Kalau suka, bilang suka. Kalau cinta, diperjuangkan. Kalau tertarik, ditunjukkan. Kalau kamu dunianya, pasti diusahakan. Kalau selama ini tidak ada perubahan apa apa dari laki laki yang kamu tunggu, Ya ku rasa kamu pun sudah tau jawabannya. Girls, jangan denial. Tidak akan pernah menarik kalau hanya kamu yang antusias dalam sebuah hubungan. Cepat atau lambat kamu pasti kelelahan.

Melewatkan Another Malam

Melewatkan malam di depan laptop, menulis sambil mendengarkan lagu. Seru. Selalu seru. Tunggu sampai lagunya berganti jadi lagu Bernadya, pilu dikit. Hiks Hari ini mendengarkan lagu Niki, You'll be in My Heart~ Lagunya kok nostalgia gini ya? Kayak pernah dengar melodinya di masa lalu, asik. Anw, aku sudah menyelesaikan beberapa bab novelku, keren kan? Aku akui novelku tahun 2016 dulu begitu cringe dan ish banget, tapi novel baruku lebih fresh dengan diksi dan leluconku yang garing. Hahaha Seperti biasa, aku lah yang paling amazed dengan tulisan-tulisan brilianku. Huahahahahahaha Apakah kalian mau membacanya?

Mendobrak Kebiasaan

Kamu tau apa bagian memuakkan dari membaca novel yang bisa ditulis siapapun? Mereka seenaknya menulis, sesuai imajinasi mereka yang tak terbatas dan tak terbendung! Minim riset, minim ilmu, asal tulis. Aku dulu suka membaca novel di aplikasi seperti ini, aku suka membaca bahkan sejak aku duduk di bangku sekolah dasar. Jadi, bisa membaca novel yang berlimpah dan beragam rasanya seperti menemukan another surga dunia! Aku sibuk menjelajahi semua novel gratis disini, seru sekali! Tapi semakin banyak yang dibaca bukannya makin puas, rasanya justru semakin haus. Semakin sok tau dan mengkritisi penulis, bahkan mendikte jalan cerita novelnya, inginnya begini, inginnya begitu, huh dasar pembaca amatiran! Kamu tau kan apa kelanjutannya? Maka pembaca amatiran ini punya mimpi ingin menulis novel sesuai jalan ceritanya. Novel pertama yang ku tulis, ada disana, judulnya Natrium Klorida. Lucu sekali. Tulisan kikuk dan kaku. Bahasa yang memaksa untuk puitis dan melankolis. Awalnya aku malu, bahkan aku...
Aku ingin tau, siapa yang menemani hari-harimu selepas bersamaku, Apakah sebaik itu? Apakah semenyenangkan itu? Pengalaman yang unik Setelah dihapus dari pertemanan, merasakan rasanya diblokir juga, berikutnya apalagi?
Mau produktif menulis, tapi makin kesini makin membuncah rasa malasku, Hati yang khawatir, cemas berkepanjangan, tiba tiba datang menyerang, Aku ingin produktif, tapi terlalu malas

Kebohongan

Mereka bohong,  Daun itu bergerak, sebelum shalat Idul Fitri dilaksanakan Aku sudah mengamatinya, lekat-lekat Dan mereka bergerak, Dunia banyak bohongnya, Misalnya selepas badai akan ada pelangi, Belum tentu, Kadang badainya lama, Setelahnya pun tak ada pelangi, Kebohongan apalagi? Ah, janji bahwa Kamu akan selalu di sisiku? What a lie!

Tidak Ada Penyesalan

Tahun lalu aku terisak saat sedang shalat tarawih berjamaah di masjid. Rasanya kilasan dosa dan semua kesalahanku melintas, membuatku malu. Tahun ini, aku tidak lagi menangis, ku pikir, apakah mungkin ramadhan kali ini tak cukup membekas? Atau mungkin aku yang keras hati hingga tak tersentuh dengan heartwarming-nya bacaan shalat itu? Tapi rupanya tangisan itu merebak saat shalat idul fitri. Padahal aku sudah mengikhlaskan kalau tak bisa shalat idul fitri seperti tahun lalu. Allah ternyata memberiku kesempatan shalat, yang ku jalani dengan perasaan ketar ketir karena perutku dari kemarin kram. Di rakaat pertama shalat idul fitri, sembari mendengarkan bacaan imam, mendadak aku bersedih, aku sedih karena meninggalkan ramadhan. Ramadhan yang ku lalui dengan susah payah, dengan badanku yang selalu sakit semua, dengan anggaran uangku yang jatuh bangun, dengan semua kerja kerasku cari nafkah sampai aku drop, dan semua beban lebaran yang sedikit menguras tenaga. Aku sedih dengan semuanya. Tapi...