Langsung ke konten utama

Postingan

Featured post

Mood Booster❤

Bismillahirrahmanirrahim Sebaik-baik mood booster, adalah kalimat Allah. Buat kalian yang sedang bersedih. Semoga membantu. Terjemahan Al Quran, surah Fushilat. 30. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: " Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu " 31. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. From me, with a lot of love❤❤❤
Postingan terbaru

Kejujuran itu Terlampau Mahal

Hari ini aku berdiri di hadapan banyak pasang mata siswaku, sambil menggenggam puluhan lembar kertas soal.  Minggu lalu kami mengadakan PTS menggunakan aplikasi yang diakses dengan HP. Jaman semakin canggih, bahkan menjawab soal seperti ini saja diharuskan menggunakan teknologi. Ku akui memang lebih mudah menggunakan teknologi ini, tak payah kami mengoreksi jawaban satu satu dengan sebelumnya melubangi LJK pakai obat nyamuk. Walau katanya Lembar Jawaban Komputer, tetap saja mengoreksinya manual. Tapi begitulah~ Itu beberapa tahun silam. Meski kami tak bau asap obat nyamuk lagi, nyatanya teknologi selalu punya celah untuk dikeluhkan. Anak anak lebih suka berlelah lelah mempelajari tips dan trik untuk curang, ketimbang tips dan trik menjawab soal dengan mudah. Kalau guru punya 1001 cara untuk meminimalisir kecurangan, siswa juga punya 1001 cara menyiasati agar bisa curang. Apakah kecurangan senikmat itu? Hingga mereka lebih suka berkubang di dalamnya? Hari ini aku mengulang PTS itu. ...

Semir Sepatu

Sesepele dan sederhana sekali. Sebab hidup yang rumit dan semrawut ini memang harus disederhanakan saja. Tapi "semir sepatu" menjadi trigger dari rasa kecewa dan marah yang tidak pernah tersampaikan, bertahun tahun. Pola yang berulang. Rasa tidak aman dari sebuah tempat yang kita sebut rumah. Termasuk di dalamnya ada Bapak Ibu yang mestinya jadi tempat teraman dan ternyaman. Luka lama, trauma yang tidak tuntas, rasa maaf yang tidak pernah hadir, rasa maklum dan pengertian yang dijejalkan paksa, rasa syukur yang dibenturkan, perasaan ingin dimengerti yang nyatanya tidak pernah singgah. Padahal harganya setidaknya lebih murah daripada harga yang harus dibayar untuk menjaga keutuhan keluarga. Tapi masih belum ada yang bisa membayarnya juga. Sebab tidak ada mata uang yang sepadan selain kata "maaf" yang tulus.

Mengheningkan Cipta

Bentar, setelah aku membuat challenge 30 hari itu, Aku menyadari satu fakta yang harus memukulku mundur jauh sekali. Ah ternyata, orang yang ku suka itu, muda sekali :( Ku kira perbedaan enam tahun itu sudah jauh, ternyata ini jauhhhh sekali. Astaghfirullah~ Tidak bisa berkata-kata Aku nangis dulu di pojokan T-T Mengheningkan cipta dimulai.

30 Hari

Jatuh cinta yang benar akan membawamu ke dua hal, kepada orang yang kamu cintai atau kepada dirimu yang jauh lebih baik. Aku sedang jatuh cinta, dan cukup frustasi juga, sebab aku tidak suka mengejar ugal-ugalan. Rasanya menyebalkan saja, karena pernah mendapatkan penolakan dan pengabaian. Lagipula, betul adanya, if he would, he would've. Laki-laki memang kalau tertarik pasti nekat. Kalau tidak nekat, yaudah cukup sadar diri. Memang bukan kamuu orangnya! Anyway, saat aku jatuh cinta ini, hal terbaik yang harus ku lakukan hanya satu aku harus semakin mencintai diriku . Aku akan memperbaiki pola tidurku, pola makanku. Aku harus makan makanan yang sehat. Aku harus beristirahat yang cukup. Aku akan berolahraga semakin teratur. Aku harus menyelesaikan bukuku yang belum rampung dibaca. Aku akan belajar lagi lebih giat, belajar agama, atau ikut kursus yang lain. Aku akan memberi diriku waktu 30 hari atau 40 hari. Aku akan mengupgrade value-ku. Mengejar sudah bukan style kita, kita sudah h...

Fasolasido

Menyukaimu semenyenangkan itu. Bagaimana aku melihatmu di tempat kerjamu, lantas aku terburu buru pulang untuk berganti pakaian yang rapi, dan kesana seolah olah aku tidak tau ada kamu. Bagaimana aku langsung hilang arah, dan tidak berkutik, padahal kamu ada di samping kiriku, dekat sekali, sampai aku bisa mengukur jarak tinggi badan kita. Bagaimana aku menyesali tidak memiliki keberanian untuk menyapamu, padahal seulas senyum saja ku rasa cukup. Bagaimana aku selalu meluangkan waktu untuk melewati ke tempat tempat yang biasa kamu kunjungi, walau aku jadi makin menjauh dari rumahku. Bagaimana aku selalu mempertanyakan tentang diriku sendiri saat memikirkanmu. Aku tau suka ini mungkin tidak akan berbalas. Namaku saja kamu tidak tau. Mungkin? Bahkan mencari tau namamu saja perlu waktu satu dua bulan. Itu karena aku tertarik. Tapi kamu? Sayangnya, aku tidak tau caranya berhenti menyukaimu. Seandainya aku tau, aku pasti belajar berhenti. Sebab semakin aku menyukaimu, semakin aku jatuh terp...

Surat Cinta

Lagi lagi, ku tuliskan surat cinta ini. Aku berharap kamu membacanya, meski aku tau ini harapan yang mustahil. Jadi ku tuliskan saja untuk semuanya, semoga angin membawa kabar gembira ini sampai di telingamu. *** Aku masih suka melihatmu, Begitu melihatmu, darahku benar benar berdesir cepat sekali, telapak tanganku dingin, dan aku susah berpikir dengan jernih. Aku tergagap, tidak bisa berbicara, bahkan tersenyum pun enggan. Padahal aku sesuka itu padamu. Benar kata orang orang, kalau perempuan suka, jangankan bicara, menoleh pada orang yang ia sukai pun tak sudi. Aku sungguhan tidak bisa melihatmu dengan baik. Sebelumnya aku sudah berlatih untuk menatapmu barang 3 detik saja, kata para ahli, itu bisa menjadi pengirim sinyal kalau kita suka dengan orang tersebut. Aku sudah bertekad akan mencobanya, mencoba menatapmu. Tapi sial, baru sepersekian mili detik kita bertatapan saja, aku sudah kacau tidak karuan, aku buru buru buang muka. Menatapmu saja aku tidak bisa, apalagi bicara! Aku kada...

Sang Pembaharu

Jujur sebagai manusia biasa yang sedikit idealis, aku cukup lelah mental dan fisik. Belakangan ini dunia semakin bercanda. Negara semakin melucu. Dan makin banyak manusia dengan ambisinya yang beragam, aku tentu berharap ambisinya baik untuk dunia, namun semua itu hanya khayalanku saja. Bahkan tanpa ambisi itu, iklim dunia saja sudah amburadul. Pemanasan global, cuaca ekstrem, dan ancaman kerusakan bumi yang tak main main. Malah sebagian manusia rakus nan tamak justru dengan kesadaran penuhnya, makin semangat dan gelap mata merusak bumi gila gilaan. Ugh. Masalah tiap harinya makin banyak. Baru saja membuka mata di pagi hari, gempuran berita buruk bermunculan. Aku sampai kebingungan dan berharap tidak tau apa apa. Sebagai manusia, aku seperti punya tanggung jawab untuk menjaga lingkungan dan moral di negara yang morat marit ini. Terlebih peranku sebagai guru, aku makin harus 'ideal' untuk menyadarakan ratusan siswaku agar mereka juga mau berkontribusi demi kehidupan yang lebih b...