Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2024

Hidup di Masa Kini

Kalau melihat foto-foto di tahun ke belakang, rasanya menyenangkan sekali momen itu. Seolah ingin kembali lagi ke masa itu, mendekap erat tiap kejadian dan tawanya. Masa SMA, masa kuliah, masa kerja, Semua kenangannya, tempatnya, teman-temannya, memorinya. Semua cerita dan kegembiraannya. Padahal dibalik foto saat itu juga menyimpan luka dan tangisannya. Tapi aku fokus pada tawa di foto tersebut. :) Dan padahal hari ini pun banyak luka dan tangisnya, tapi tentu juga banyak tawanya. Kenapa aku sibuk hidup di masa lalu dan tidak mendekap semua memori hari ini? Dasar aku. Time flies so fast, dan tidak akan bisa kembali lagi. Ayolah aku, peluklah hari ini dan simpan semua kebaikannya. Fokus pada kebaikan hari ini dan maafkan yang sudah-sudah. Relakan dan terima semua takdir baik itu. Hiduplah wahai aku, di masa kini :)

Mudahkanlah, Jangan Engkau Persulit

Sembari melipat mukenaku, aku duduk bersila dibalik lemari buku di kantor.  Entah kenapa, tiba tiba aku melamun sebentar, Aku mulai perlahan bersyukur untuk banyak hal, termasuk pekerjaanku dan bagaimana aku memantaskan diri pada pekerjaanku ini. Tidak mudah pastinya, 8 tahun bukan waktu yang singkat. Aku terus mencari jati diriku dalam delapan tahun pengabdianku. Menyakitkan, seperti berjalan di atas lautan api menyala. Setiap langkahku seperti perjalanan yang tiada habisnya. Mencari tujuan demi tujuan, motivasi, alasan, dan apapun yang bisa membuat aku bertahan di pekerjaan ini. Berat sekali, aku tidak bisa mengatakan perjalanan ini mudah. Bahkan setelah 8 tahun berlalu, rasanya hal menyakitkan yang pernah terjadi masih membekas dan menyisakan perih. Tapi seperti siang ini, aku bersyukur masih bertahan disini. Karir yang gemilang, gaji yang pantas, tidak semua orang bisa mendapatkannya. Setelah beberapa tahun bekerja pun, belum tentu mereka akan mendapatkan semua ini, dan aku tel...

Butterfly Era

Liat di IG tentang tulisan butterfly era di usia yang ketiga puluh membawaku dalam sekejap berada di tahun 2019 awal. Ternyata sudah lima tahun yang lalu. Butterfly era. Been there. Era dimana aku jatuh suka dengan seseorang, yang dengan kehadirannya, semua hal sederhana terasa begitu manis. Membuatku semangat menjalani hari. Membuatku senyum keGRan walau hanya membaca balasan WA. Melihat story IG atau story WA-nya.  Ah. Butterfly era. Saat aku mendadak salah tingkah. Saat rasanya usiaku kala itu (yang sebenarnya adalah 26 tahun) terseret kembali di masa aku remaja. Padahal hanya bertukar cerita via WA, tapi bahagianya bisa seharian. Apalagi saat menatapnya, yang tentu saja membuat aku kikuk. Saat dia di sampingku atau di hadapanku, ia berbicara apa saja begitu lepas, terkadang juga berbicara dengan malu malu. Semuanya tentang dia, aku suka. Aku yang sudah dewasa saat itu, jadi seperti anak SMA. Butterfly era itu benar adanya, di usia berapa saja bisa tetap dirasakan, semua tergan...

Fase Hidup Manusia (yang Menjalani Hidup untuk yang Pertama Kalinya)

Aku coba menuliskan ini dengan keminiman ilmuku, keterbatasan, dan kekuranganku. Kapan kapan aku akan tuliskan lagi dengan pemahaman yang lebih baik, setelah diskusi dengan orang lain yang lebih berpengalaman, pandai, dan bijaksana. *** Manusia seperti kita, menjalani hidup untuk yang pertama kalinya. Menjadi seorang anak, untuk yang pertama kalinya, menjadi orang tua, untuk yang pertama kalinya.  Menjalani semua peran dan mengambil tanggung jawab untuk yang pertama kalinya. Wajar jika salah, keliru, dan gagal. Semua hal sungguh dilakukan untuk yang pertama kalinya . *** Anak kecil yang terjatuh, biasanya merespon rasa sakitnya dengan tangisan. Tapi orang dewasa yang terjatuh, tidak lagi menangis. Anak kecil yang berkelahi dengan teman temannya, seringkali saling memukul atau mencubit. Tapi orang dewasa yang berkelahi, lebih sering memilih saling diam kemudian menjauh. Anak kecil yang melihat pesawat terbang di langit, akan berteriak heboh memanggil. Tapi orang dewasa yang melihat ...

Pilihan Terakhir

Mereka bilang, berdebat dengan orang tua bagai menang jadi arang, kalah jadi abu . *** Ujian keluarga adalah ujian yang dialami para Nabi. Nabi Yusuf berhadapan dengan kesebelas saudaranya yang iri hingga berujung mencelakakan dirinya, dengan dibuangnya Nabi Yusuf ke sebuah sumur. Nabi Yakub menghadapi kenyataan bahwa anak anaknya saling berselisih hingga ia kehilangan anak kesayangannya, Nabi Yusuf...dan terpisah bertahun tahun lamanya. Nabi Yakub pun kehilangan pengelihatannya karena memendam rasa kecewa dan marah. Nabi Muhammad mendapat rintangan dakwah dari pamannya sendiri, Abu Lahab dan istrinya (yang tidak lain adalah bibinya). Nabi Nuh yang diuji dengan anaknya yang tidak beriman kepada Allah yakni Kan'an dan juga istrinya sendiri yang ingkar. Nabi Luth mendapat ujian dari istrinya yang tidak taat dan termasuk dalam golongan kaumnya yang sesat. Nabi Ibrahim diuji oleh ayahnya si pembuat berhala. Asiyah (bukan Nabi) harus menghadapi kejamnya Firaun yang adalah suaminya sendi...

Hidup adalah Sekumpulan Motivasi Kecil yang Disusun

Beberapa waktu belakangan, rasa malasku untuk kerja semakin kuat. Aku secara sadar tau betul, hal ini harus dilawan, jangan dituruti, tapi memang pikiran sangat berpengaruh dengan badanku... Saking malasnya aku, badanku juga semakin melemah, kepalaku pusing, semua terasa semakin aneh. Seperti hari ini, selasa. Hampir saja aku tidak masuk lagi kerja. Tapi alhamdulillah, aku berhasil mengumpulkan motivasi untuk bekerja, dan akhirnya aku sampai di kantor. Sampai di kantor pun bukanlah akhir, aku harus berhasil mengajak diriku sampai di kelas dan mengajar dengan baik. Alhamdulillahnya lagi hari ini aku berhasil sampai di kelas, mengajar, dan aku hampir menyelesaikan tugasku. Barakallah. *** Bangun pagi itu sangat tidak mudah untukku yang pemalas. Shalat subuh, shalat qabliyah subuh, berdzikir pagi...adalah tiga rangkaian yang seringkali ku tawar. Memutuskan untuk bangun, cuci muka, wudhu adalah langkah yang membutuhkan effort yang keras sekali. Seringkali ketika bangun tidur, nego dengan d...