Sembari melipat mukenaku, aku duduk bersila dibalik lemari buku di kantor.
Entah kenapa, tiba tiba aku melamun sebentar,
Aku mulai perlahan bersyukur untuk banyak hal, termasuk pekerjaanku dan bagaimana aku memantaskan diri pada pekerjaanku ini.
Tidak mudah pastinya, 8 tahun bukan waktu yang singkat.
Aku terus mencari jati diriku dalam delapan tahun pengabdianku.
Menyakitkan, seperti berjalan di atas lautan api menyala. Setiap langkahku seperti perjalanan yang tiada habisnya.
Mencari tujuan demi tujuan, motivasi, alasan, dan apapun yang bisa membuat aku bertahan di pekerjaan ini.
Berat sekali, aku tidak bisa mengatakan perjalanan ini mudah.
Bahkan setelah 8 tahun berlalu, rasanya hal menyakitkan yang pernah terjadi masih membekas dan menyisakan perih.
Tapi seperti siang ini, aku bersyukur masih bertahan disini.
Karir yang gemilang, gaji yang pantas, tidak semua orang bisa mendapatkannya.
Setelah beberapa tahun bekerja pun, belum tentu mereka akan mendapatkan semua ini, dan aku telah mendapatkannya.
Dan aku mendapatkannya semata mata karena memang Allah berbaik hati memilihku. Bukan karena aku mampu. Tapi karena Allah memampukan.
Maka terlalu durhaka rasanya kalau aku tidak bersyukur untuk hal ini.
Kini berkuliah pun seperti mimpi bagi yang lain, karena UKT semakin melangit.
Kini menjadi seorang guru ASN pun persaingannya tidak main-main.
Menjalani pendidikan profesi semakin sulit.
Namun bagiku, semua sudah terlalui dan aku sudah mendapatkan ketiganya.
Aku bersyukur, tapi masih seringkali menangis berharap aku bisa menemukan kedamaian dalam pekerjaanku ini.
Ya Allah mudahkanlah, jangan Engkau persulit.
Komentar
Posting Komentar