Beberapa waktu belakangan, rasa malasku untuk kerja semakin kuat.
Aku secara sadar tau betul, hal ini harus dilawan, jangan dituruti, tapi memang pikiran sangat berpengaruh dengan badanku... Saking malasnya aku, badanku juga semakin melemah, kepalaku pusing, semua terasa semakin aneh.
Seperti hari ini, selasa. Hampir saja aku tidak masuk lagi kerja. Tapi alhamdulillah, aku berhasil mengumpulkan motivasi untuk bekerja, dan akhirnya aku sampai di kantor.
Sampai di kantor pun bukanlah akhir, aku harus berhasil mengajak diriku sampai di kelas dan mengajar dengan baik.
Alhamdulillahnya lagi hari ini aku berhasil sampai di kelas, mengajar, dan aku hampir menyelesaikan tugasku. Barakallah.
***
Bangun pagi itu sangat tidak mudah untukku yang pemalas.
Shalat subuh, shalat qabliyah subuh, berdzikir pagi...adalah tiga rangkaian yang seringkali ku tawar.
Memutuskan untuk bangun, cuci muka, wudhu adalah langkah yang membutuhkan effort yang keras sekali.
Seringkali ketika bangun tidur, nego dengan diri sendiri, udahlah shalat subuh aja ya, gak usah qobliyah.
Tapi setelah wudhu, alhamdulillah tetap qobliyah juga.
Nanti nego lagi, udah ya balik tidur aja lagi, gak usah dzikir paginya. Tapi lagi lagi, alhamdulillah ya tetap baca dzikir pagi juga.
Setiap hari selalu terulang.
Dan kali ini, aku kehilangan motivasi bekerja.
Entah karena aku memang sepemalas itu, atau memang badanku selelah itu.
Satu hal yang pasti, jika hal itu terjadi, ya satu satunya yang bisa ku lakukan adalah mengumpulkan satu persatu motivasi kecil untuk memulai aktivitasku.
Seperti hari ini, malas bekerja.
Ah, setidaknya shalat dulu.
Nanti setelah shalat, ah coba mandi saja dulu.
Setelah mandi, yaudah ayo siap siap, sambil dengerin lagu mungkin?
Lapar gak? Ayo cepetan siap siapnya, nanti mau makan apa? Nasi kuning? Ayo buruan kita beli sebelum ke kantor.
Sampai akhirnya aku berhasil ke kantor dengan selamat.
Hal hal sepele yang ternyata mampu juga membawa diriku ke arah yang benar. Hehe
Kalau malasnya diturutin, entah sampai kapan.
Dan apakah setelah menuruti rasa malas, ada kelegaan? Ada ketenangan? Toh tidak ada. Justru muncul rasa bersalah karena mengabaikan tugas dan pekerjaan.
Lelah bekerja itu jujur terasa lebih nikmat, ketimbang absen tidak masuk kerja.
Apapun lelah yang membawa pada kebaikan, semoga akan terbayar dengan rasa bahagia setelahnya.
Adapun lelah karena malas, semoga bisa terus dilawan.
Sekian tulisan sambil lalunya.
Fyi, ternyata di IG sedang wara wiri penjelasan orang yang malas kerja. Sangat relate nan menohok. Kenapa bisa pas sekali timingnya ya. Hehe
Tapi darisitu aku menyadari, kalau yang sedang malas kerja, tidak aku sendiri. Huhu
Komentar
Posting Komentar