Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2025

Catur dan Filosofi Absurdku

Sedari kecil bapakku yang master catur (ceilah) sudah mengajariku bermain catur. Dari sekian banyak permainan catur, ada satu serangan yang sangat berkesan dan selalu ku coba untuk lakukan ke lawan mainku. Tapi selalu gagal karena 'kebetulan' mereka melakukan gerakan lain, sehingga serangan fajarnya gagal total. Fyi, serangan fajar yang dilakukan bapakku tadi, berhasil melumpuhkan aku dalam waktu sepersekian menit. Mungkin 2 sampai 5 menit. Sangat traumatis! Anyway, aku suka bermain catur, kalau boleh dikatakan, tingkatanku di atas pemula lah. Aku bisa menang kalau lawanku seimbang, tapi kalau lawanku sudah pro, aku akan K.O juga. Sore ini aku main catur online saja, karena di rumah tidak ada yang bisa catur kecuali bapak. Dan bapak sangat repot. Ternyata lumayan seru juga, aku melawan manusia sungguhan soalnya, bukan robot. Sore ini aku menang. Hehe Di sekolah aku bolak balik bermain catur, tentu sama bapak bapaknya, karena ibu ibunya tidak ada yang bisa main. Satu satunya ibu...

Post Series Depression Syndrom

Aku menyadari bahwa banyak menonton suatu tayangan mempengaruhi kondisi mentalku. Sebutlah Film India My Name is Shahrukh Khan, padahal filmnya seru, tapi ada scene dimana anak Khan, dibully oleh anak anak lain dalam sebuah permainan sepak bola. Aku langsung deg, kaget, shock, bercampur aduk semua. Dan aku memutuskan tidak mau menonton ulang lagi. Tidak hanya film itu. Masih banyak judul film yang aku tidak mau rewatch bahkan berusaha melupakannya. Ada juga yang menyisakan perasaan sesak, gemetar, sampe keringat dingin. *** Baru baru ini setelah kabar duka menimpa aktris Barbie Hsu, pemain serial Meteor Garden yang sangat booming di awal 2000. Aku memutuskan untuk rewatch lagi dengan berat hati. Aku kangen tapi trauma dengan jalan ceritanya. Huhu Saking kangennya, aku sampai berlangganan tayangan V*dio satu tahun agar aku bisa puas menonton. Dan gong banget. Aku beberapa hari trauma lagi. Sedih bercampur aduk jadi satu. Terbayang tiap adegan dalam serialnya. Dao Ming Se yang ugal ugala...

Hari-hari Seperti Ini

Ada hari aku menikmati hidup. Seperti hari ini, saat ini. Pukul 10:24. Aku duduk manis di meja guru di kelas X DPB. Anak anak sedang sibuk membuat mading bumi dan antariksanya, sedangkan aku berkutat di laptop mengerjakan materi untuk pertemuan-pertemuan berikutnya. Aku memaafkan mereka yang terlambat masuk kelas karena sedang asyik mengamati getah pohon. Lalu berlarian karena melihat aku. Iya iya, tak masalah. Hatiku ringan, mood-ku ringan pula. Ternyata hari hari seperti ini ada dan terasa menyenangkan. *** Kalau kamu membaca tulisanku sebelumnya, kamu akan mendapati aku yang berusaha bangkit mati-matian dari burn out-ku. Tiap harinya sangat melelahkan. Aku bangun dalam keadaan letih dan badan yang sakit semua. Apakah memang fisikku yang sakit, atau jiwaku yang sedikit sakit . Keduanya hanya kombinasi yang memperburuk keadaan. *** Hari hari seperti ini tentu tidak satu dua kali terjadi. Sering saja. Sama lelahnya, tapi tak apa. Aku malah lebih produktif. Aku malah enggan pulang ke ru...

Nanti Kita Seperti Ini

Ini gambaran kita suatu hari nanti Setelah sekian lama kita jalani Lewati masa-masa yang berarti Kini ku sudah yakin pada satu hati Yang kurasa tepat untuk temani Sekarang hingga aku tua nanti Ingin punya rumah 'tuk tempat bermesra Kau dipanggil ibu, sementara aku ayah Bertukar cerita di ruang keluarga Bercengkerama dan menimang buah hati kita Sederhana Bahagia ini lengkap sudah Sama-sama Hingga nanti kita tutup mata Semoga saja Niat baik kan terwujud segera Asal kita Percaya Dia Maha Segalanya Jangan dulu lelah, yakin semua indah Pejamkanlah mata, pada-Nya kita berserah - Batas Senja PS: Nangis dikit :')

Menemukan Hal-hal Baik dalam Hidup?

Orang bijak bilang, "Kalau kita mau mencari hal-hal baik dalam hidup, maka kita akan menemukan banyak kebaikannya. Sedangkan kalau kita hanya mencari keburukannya, maka yang muncul juga keburukannya. Tinggal kita mau fokus melihat yang mana." Deep. dan sulit. Aku sedang kesulitan mencari hal-hal baik dalam hidupku, entah apakah dunia sebobrok itu, atau aku yang sekaku ini. Melihat banyaknya kemunkaran, kemunduran dalam mindset, aturan pemerintah yang semrawut, aku bingung harus bagaimana. Aku seolah merasa harus melakukan sesuatu, tapi aku bingung harus melakukan apa, saking banyaknya . Siswaku yang sering berkata kasar, aku ingin membuat mereka meninggalkan kebiasaan buruk itu. Tapi bagaimana? Kalau sosial media saja isinya kata kasar semua? Kolom komentar dipenuhi dengan bahasa yang vulgar dan kotor. Video pendek yang hilir mudik isinya cacian, makian, sumpah serapah. Lantas bagaimana aku bisa membuat mereka meninggalkan kebiasaan itu? Siswaku yang mencontek saat ujian. Ku ...

Confuzzled

Long weekend kemarin siswaku, ku beri tugas di rumah, agar liburannya "bermanfaat". Aku minta mereka memanfaatkan Canva untuk membuat video, infografis, atau PPT. Dan aku menemukan banyak hal yang membuatku sedih. Seolah belum cukup disibukkan dengan akhlakless siswa, ke-absurd-an orang tua siswa, perlindungan hukum pada guru yang lemah, sistem pendidikan yang membingungkan, atau kurikulum yang terus-terusan berganti, kini para guru juga harus berkejar-kejaran dengan dampak buruk teknologi yang sedang mengintai siswa. Maksudku, oh ayolah.  Anak-anakku di sekolah sangat malas membaca, bahkan aku baru menemukan fakta bahwa hampir sebagian besar buta peta, kini apakah aku harus menghabiskan sebagian waktuku di kelas untuk menceramahi mereka yang menggunakan AI untuk mengerjakan tugas power pointnya atau ulangan akhir semesternya? Miris sih sebenarnya, tanpa bermaksud tidak ingin mengikuti perkembangan jaman. Ku rasa anak-anakku belum siap dengan semua teknologi ini. Entah belum ...