Langsung ke konten utama

Wahai Hati yang Sedang Bersedih, Bergembiralah!

 Assalamu’alaikum Blogger…

Alhamdulillah pagi ini udara di Sampit luar biasa sejuk. Blogger sedang apa hari ini? Kalau saya, ya sedang blogging. Hehe
Judul postingan saya kali ini dikutip dari pengalaman pribadi. Yuk, kita bahas!
Siapa di dunia ini yang tidak pernah jatuh cinta? Saya pernah dan mungkin Anda juga. Jatuh cinta itu berjuta rasanya (katanya sih) siang malam terbayang si dia. Haha. Kalau ini tidak berlebihan, memang ini kenyataannya loh Blogger, saya pernah mengalami hal ini. Hati selalu berbunga-bunga, apalagi kalau ada si pujaan hati datang menyapa. Nah, begitulah gambaran kalau orang lagi jatuh cinta. Tapi, biasanya rasa bahagia itu hanya ada di awal saja. Pas tau ternyata pujaan hati bersama yang lain, sakitnya 7 hari 7 malam. Menangis sesunggukan di kamar, galau, menghabiskan tisu ratusan lembar dan masih banyak lagi. Ah, selalu begitu. Awalnya manis luar biasa, akhirnya pasti menyakitkan.
Hal ini biasanya didasari karena kita masih belum bisa menempatkan perasaan cinta tersebut. Kita masih terlalu dini mengenal cinta, masih anak-anak, masih cinta monyet. Tapi dengan bangganya kita menyatakan bahwa inilah yang disebut cinta, cinta sejati. Sekali lagi Blogger, ini masih terlalu dini untuk mengklaim bahwa apa yang ada di dalam hati kita adalah cinta.
Dulu saya sempat merasakan jatuh cinta, ya memang manis awalnya. Manisnya melebihi glukosa, mungkin sudah di taraf sukrosa atau fruktosa. Menangis sedikit, sudah biasa. Tapi lama-lama, frekuensi dan periode menangis semakin besar. Apa ini yang disebut cinta? Kalau tiap hari hanya menangis, marah, cemburu? Tapi sukar sekali melepaskan orang yang dicinta, padahal belum tentu yang dicinta masih setia. Jatuh bangun mempertahankan dia, rasanya seperti orang paling bodoh yang pernah ada. Sudah dikhianati berkali-kali, namun hati ini tetap tidak mau pindah ke lain hati.
Nah, itu hanya sekelumit sajak orang yang sedang jatuh cinta. Dimana-mana, namanya juga “jatuh” cinta, ya pasti sakit. Kalau tidak luka, minimal ya lecet lah. Hihi. Semua orang pun merasakan hal yang sama, jadi untuk Anda yang juga sedang sakit hati sampai rasanya mau bunuh diri, duduk manis lah dulu membaca postingan iseng ini. :)
Wahai hati yang sedang bersedih, apa yang membuatmu sedih? Karena sudah dibohongi? Disia-siakan? Ditinggal pergi? Dilupakan? Dikhianati? Kalau memang iya, tidak ada salahnya Anda bersedih, itu manusiawi, menangislah. Tapi setelah itu, bangkitlah, bergembira, move on!!! Hari ini terlalu menyenangkan untuk ditangisi. Lepaskan, ikhlaskan, sabar dan teruslah berbenah diri. Memang mudah ya teori ini? Tapi percayalah, saya pernah mengalaminya dan bisa melewatinya. Saya yang cengeng pun bisa melewatinya, apalagi Anda yang tegar?
Pernahkah Anda berpikir, kenapa dia menyakiti hati Anda yang sangat setia padanya? Ada tiga kemungkinan, pertama ada yang salah pada diri Anda, kedua ada yang jauh lebih ‘menyilaukan’ matanya dan yang terakhir dia memang bod*h. Nah, untuk option kedua dan ketiga, itu bukan salah Anda. Lupakan. Masalahnya ada pada option pertama, ada yang salah pada diri Anda. Apa itu? Bercerminlah. Karena hanya Anda yang tau letak kesalahan Anda. Teruslah berusaha intropeksi diri (saya pun tengah melakukannya), mendekatlah pada Allah SWT, pelajari ilmu agama dan masih banyak lagi. Kalau itu sudah Anda lakukan, langkah selanjutnya adalah bersabar. Karena Allah sudah berjanji akan menyiapkan penggantinya yang 1000kali jauh lebih baik dari yang pernah menyakiti Anda dulu.
Ada satu penyemangat lagi, sebuah kalimat mutiara. Kalimat ini yang terus saya ingat saat saya down, “Kalau kamu cukup berharga untuknya, dia akan kembali mengejarmu”. Itu. Maka, yang harusnya Anda dan saya lakukan saat ini adalah teruslah memperbaiki diri, belajar sungguh-sungguh, berbakti pada orang tua dan kerabat dan jadilah orang yang sangat sangat sangat sukses, bahkan sukses melebihi dia yang cukup bod*h meninggalkan Anda. Buatlah dia menyesal karena kehilangan Anda. Paham? Untuk sekarang, biarlah dia terlena dengan dunia barunya, sedangkan Anda sendiri mulailah menaiki tangga kesuksesan Anda.
Anda terlalu berharga untuk menangisi orang yang bahkan tidak bisa menghargai Anda. Ikhlaskanlah, maka hati Anda akan menjadi tenang. Bersiaplah dengan pengganti yang sudah disiapkan oleh Allah SWT. Keep move on!
Wahai hati yang sedang bersedih, bergembiralah!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Bersyukur

Hari ini aku mengajar. Menjelaskan dengan suara lantang dan tangan yang ku masukkan di saku. Oh ayolah. Jangan kaku begitu. Jangan kamu bilang aku sombong karena gesture ini. Tangan yang dimasukkan ke saku...memang seenak itu! Rasanya letih sekali kalau harus kamu kritik hal itu. Di sela mengajar, Anak anak kelas lain lewat sambil menoleh ke kelasku, bergantian memberikan senyum untukku, atau melambai padaku. Pun ketika aku berjalan di koridor, sapaan, tawa, malu malunya mereka, hal remeh yang ternyata menyenangkan untuk dirasakan :) Semoga semua perlakuan itu tulus dari hati. Dengan begitu, hatiku juga bisa nyaman menerimanya. :) Terima kasih ya Allah. Aku bersyukur.

Kapsul Waktu Part 1 (Teknologi)

Membicarakan masa lalu memang seseru itu. Anak anak kelahiran tahun 90an pasti sangat relate. Tapi tidak banyak yang bisa berlama-lama membicarakan masa lalu lagi saat ini, waktu semakin menghimpit, beban semakin berat di pundak, banyak pekerjaan yang mencapai tenggat. Padahal seandainya mau meluangkan waktu, aku yakin waktu yang dibutuhkan untuk mengupas masa lalu tak akan pernah sebentar. Mari kita bercakap-cakap masa lalu yang luar biasa itu disini saja, sebab kini kita sudah kehilangan banyak kesempatan. Kali ini temanya teknologi, tapi mungkin tidak runut ceritanya, aku minta maaf dulu :D Dan semoga ada kesempatan berikutnya untuk kita membicarakan tema lainnya. *** Aku punya sebuah kotak kardus kecil di lemari, isinya adalah beberapa kenangan di waktu sekolah dulu. Saat aku menyimpannya, aku tak punya maksud apa-apa selain terlalu sayang untuk membuang benda tersebut. Tapi kini aku bersyukur masih memiliki benda-benda itu, aku seperti sedang mengubur kapsul waktu. Benda-benda itu...

Menciptakan Keberanian

Tahapan dalam hidup kadang memang seunik itu. Dan sungguh hidup bukanlah sebuah perlombaan. Setiap manusia memiliki garis waktunya masing masing. Aku menemukan banyak sisi lain dari diriku di tiap garis usiaku, dan itu berbeda dari teman sebayaku. Misalnya aku hari ini, di usia 30 tahunku, aku banyak berani melakukan sesuatu yang dulunya aku merasa malu untuk melakukannya. Hari ini aku senam pramuka bersama teman kantorku, Sekadar informasi, aku dulu tidak suka senam. Karena malu melakukan gerakan senam di hadapan banyak pasang mata yang memandang. Tapi kini, aku suka senam (yang gerakan dan musiknya memang sopan ya). Aku bersemangat melakukannya. Setelah senam, aku merasa free untuk melakukan kegiatan lainnya, aku membawa tali keluar kantor. Ternyata banyak temanku tertarik dan ingin mencoba. Aku akhirnya bermain bersama sama. Aku suka memberanikan diri bermain tali dan mengakui ketidakmampuanku dalam bermain. Dan itu tak apa, kami bersenang senang! Setelah main tali, aku memainkan ru...

Win Some and Lose Some

"That's how it is. You win some you lose some. That's how the world works. I don't have any regrets at all" Suga BTS said after their concert. Sederhananya kurang lebih, untuk mendapatkan sesuatu kita harus siap kehilangan yang lain. Aku merenung sebentar. Maksudku, ku pikir aku yang tidak bisa mengatur waktuku disini. Atau...aku yang salah dalam melangkah. Nyatanya, ini semua hanyalah sebuah hukum alam yang sulit tertampik. Aku sering merasa bersalah meninggalkan rumah dari pagi sampai sore, kemudian di kamar sepanjang malam dan baru keluar kalau lapar. Rasa rasanya, aku tidak mampu kalau harus sekadar bercengkrama selepas maghrib di ruang tivi. Karena kantuk dan penat yang sangat rindu kasur. Apalagi kalau harus bekerja lagi  di rumah, seperti memasak, menyapu dan sebagainya. Di kantor semua energiku terkuras habis, tidak hanya di badan, di pikiran juga, pun di hati juga. Jadi pulang ke rumah, aku hanya ingin mengistirahatkan semua dan kemb...

Nilai Oh Nilai~

Sedang mengerjakan erapor, rutinitas tiap akhir semester. Bagian paling berat adalah menuliskan nilai jujur ke anak anak. Sebenarnya bukan pelit nilai sih, tapi ya apa adanya aja ke anak, dan sebenarnya pun kalau harus apa adanya, nilainya gak akan sebagus itu hahaha Kayak 70 pun jauh kali, realnya gak sampe 70. Terus juga mikirin efek psikologisnya ke anak anak, kalau dikasih nilai segini, nanti gimana ya efeknya? Makin semangat atau gimana ya? Mikir juga, nilai ulangannya jujur atau curang ya? Gak bisa mentah-mentah ngambil nilai ulangannya, kudu ditelusuri juga kesehariannya gimana, aktif gak? Lengkap gak tugasnya? Sama guru lain gimana? Hehehe Jadi kalau ada yang bilang ibu pelit nilai, sini ku kasih lihat real-nya nilai, dan perhitungan matematis dan pertimbangan attitudenya juga. Maka  kamu akan tercengang dengan nilainya :P Dan fyi aja, nilai nilai itu sudah digodok dengan lama, dipikirin minimal tiga kali banget, kadang diubah karena kasihan, kadang diubah karena banyak hal...

Himdeureo

Jalan ini sulit, Apakah akan terasa mudah jika melaluinya bersamamu? Aku sekarang tidak mahir membuat tulisan panjang lebar lagi, mungkin karena aku tidak punya objek dalam tulisan ini. Tak ku tujukan pada siapapun, tak ku sematkan untuk siapapun. Tulisan tulisan tak bertuan. Miliki saja bila kau ingin. *** Aku ada disini. Dalam ratusan tulisan yang bisa kau baca tiap hari. Kau bisa mampir jika ingin. Kau bisa membacanya jika rindu. Seolah aku sedang bercakap di depanmu. Kau bisa membawaku dalam semua kegiatanmu. Saat kau menunggu antrian, saat kau sedang bosan, saat kau akan tidur. Aku selalu ada. Tapi bagiku, kau tidak ada dimanapun. Kau tidak bisa ku temukan dalam apapun. Kau tidak akan pernah hadir walau ku cari bertahun tahun. *** Aku membencimu, sebanyak aku ingin melupakanmu.

B E I N G G R A T E F U L

Aku begitu mencintai setiap fase hidupku. 30 desember 1993 kala itu. Aku terlahir bersama ribuan bayi mungil di luar sana.  Lahir sebagai bayi normal nan sehat. Menghirup udara yang lebih menyejukkan. Merasakan ruang yang lebih lapang. Aku menjadi jawaban yang ditunggu ibu selama sembilan bulan mengandungku. Diperdengarkan adzan sebagai tanda kepatuhan pada Rabb-ku. Diberi nama sebagai doa dan impian ayah ibu. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Setiap detik hidupku, aku dan semua manusia di belahan bumi manapun selalu dijaga malaikat. Di setiap malam kita terbaring pulas, ada doa ibu yang selalu menyelimuti. Dibesarkan dengan untaian doa doa terbaik. Dibahagiakan dengan kebesaran hati Tuhan yang Maha Baik. Diberi makan dan minum dari rejeki yang halal. Dianugerahi nikmat anggota tubuh yang sehat dan lengkap. Dilindungi dengan cinta dan harapan. Direngkuh dengan kasih dan sayang.

Takdir

Ada yang mengejarku selama ini, aku menghindar. Entah apa yang salah, mungkin aku membenci caranya mendekatiku. Setiap perhatiannya memuakkan. Aku juga kebingungan dengan diriku ini. Ternyata memaksakan diri jatuh cinta memang tidak mudah. Mungkin begitulah aku di matamu? Seketika itu aku bercermin. Melihat pantulan diriku yang begitu hebat masih mengejarmu. Mungkin kamu sangat terganggu dan kebingungan menghindariku. Dasar aku, kamu, dan takdir ini.
Mau produktif menulis, tapi makin kesini makin membuncah rasa malasku, Hati yang khawatir, cemas berkepanjangan, tiba tiba datang menyerang, Aku ingin produktif, tapi terlalu malas

Surat Terbuka untuk Kelas XII 2018

Demi menulis apa yang sedang menyesaki kepala, sampai rela meninggalkan soal ulangan yang padahal dikejar deadline. Bismillahirrahmanirrahim... Jadi, malam ini, Nak. Postingan ini ditujukan untuk kalian anak-anak ibu yang lucu dan menggemaskan (pada akhirnya kalian menjadi lucu dan menggemaskan bagi ibu). To be honest , jarang sekali momen paska perpisahan itu baper ya, sampai-sampai tertuang di blog ini. Tapi mungkin dua tahun cukup lah sebagai pertimbangan kenapa kalian agak berkesan hingga akhirnya ibu rela menuliskan surat ini disini.