Langsung ke konten utama

Menulis itu Baik, Maka Tulislah Hal yang Baik

Assalamu'alaikum Blogger...
Apa yang sedang Anda lakukan sore ini? 
Sore ini saya sedang berkutat di depan laptop, mengerjakan tugas proposal penelitian kimia murni, sambil sesekali surfing di dunia maya. Bosan juga terus-terusan mengerjakan proposal :D

Hari ini saya sedang gelisah, saya bingung Blogger, saya bingung dengan masa depan saya. Saya suka menulis, tapi saya tipikal orang yang tidak konsisten, bisa dilihat dari isi blog saya yang jarang saya perbarui. Kalau sedang rajin, ya saya akan posting, tapi kalau lagi sibuk atau malas, ya sunyi blog ini. Padahal saya mau jadi penulis :'(

Ngomong-ngomong soal menulis, saya yakin semua orang suka dan bisa menulis. Menulis merupakan salah satu keahlian yang harus dikuasai semua orang. Mengingat betapa pentingnya menulis, anak berumur 3 tahun pun sudah diajari menulis oleh orang tuanya. Menulis juga salah satu prasyarat seorang anak untuk bisa masuk sekolah dasar. Apa sih pentingnya menulis? Nah, hari ini sambil saya menyelesaikan proposal, saya akan membagikan serba-serbi menulis kepada Anda :) insya Allah postingan ini bermanfaat dan sekaligus memotivasi saya juga untuk terus menulis.

Menulis. Hampir semua aktivitas kita  tidak terlepas dari kegiatan menulis. Menulis sms, menulis surat, menulis bbm, menulis status, menulis daftar belanja, menulis tugas, dsb. Wah, menulis semua ya. Menulis ini menurut saya tujuannya cuma satu, mengungkapkan suatu hal melalui rangkaian kata/ angka. Ketika ada hal yang tidak bisa dibicarakan, maka sebagai gantinya akan diungkapkan melalui tulisan. Dulu mungkin kegiatan menulis pure menggunakan tangan. Makanya dulu 'menulis indah' jadi salah satu mata pelajaran wajib di TK dan SD. Semakin indah tulisan, semakin baik juga kepribadian seseorang (katanya). Tapi semakin kesini, orang jarang lagi menulis dengan tulisan tangan. Perkembangan teknologi cepat sekali mempengaruhi semua bidang, semua serba teknologi. Menulis pun bisa dilakukan dengan menggunakan alat. Termasuk menulis surat, karena sudah ada software pengolah kata, Ms.word. Menulis menjadi hal yang mudah, orang tidak perlu lagi harus berlatih menulis indah sampai satu halaman strimin penuh, cukup bermain di keyboard, dan taraaa tulisan pun muncul. Lebih cepat, lebih praktis, dan lebih rapi.

Menulis saat ini menjadi hal yang amat mudah. Bahkan selain bisa menulis dengan mudah, sekarang pun hasil tulisan bisa langsung dibagikan ke semua orang. Contohnya Facebook, tinggal klik kolom 'perbarui status', ketik-ketik sampai jari keriting, dan bagikan. Wah, semua orang yang menjadi teman Anda langsung bisa membaca status Anda. Saking mudahnya, kegiatan menulis pun mulai disalahgunakan, dan dari sini masalah mulai muncul.

Saat ini sedang merebak fenomena "apa-apa di-update" atau "apa-apa jadi status", nah fenomena ini sebenarnya sangat saya khawatirkan. Kehujanan di-update, kepanasan di-update, jatuh pun di-update. Facebook, Twitter, BBM, Blog, Line, Path, dan sederet aplikasi serupa merupakan wadah yang baik untuk mengupdate segala hal yang terjadi. Cara mengaksesnya pun terbilang sangat mudah. Karena kelewat mudahnya, maka para 'penulis' itu pun lupa, lupa bahwa tidak semua hal harus ditulis dan dibagikan.

Terkadang kemudahan menulis di era digital ini membawa banyak manfaat (termasuk saya), banyak yang menulis dengan tujuan berbagi ilmu, berdakwah, saling berdiskusi, menyiarkan berita, dan masih banyak lagi. Namun, ada juga yang hanya dipakai dengan tujuan menipu orang lain, menyebarkan berita bohong (hoax), pamer, atau mengumbar aib. Nah, kalau seperti itu, justru menulis bagi mereka tidak mendatangkan manfaat sama sekali, dan malah mendatangkan dosa. Sering sekali saya lihat di jejaring sosial, banyak user yang berkeluh kesah, menjelek-jelekan orang lain, menulis hal-hal yang nyaris tidak bermanfaat. Siapa yang salah? Bukan jejaring sosialnya, tapi user-nya. Pisau akan berguna kalau digunakan oleh koki, jelas tujuannya buat masak. Nah, kalau pisau ditangan perampok? Kemungkinan sih buat melukai korbannya. Sama halnya dengan tulisan, tulisan yang ditulis oleh seorang motivator, guru, atau ulama pasti bertujuan untuk membagikan semangat, ilmu, dan hal-hal baik lainnya. Tapi tulisan dari seorang galau-ers pasti isinya tidak jauh-jauh dari keterpurukkan.

Menurut buku 'Amalan-Amalan yang Pahalanya Terus Mengalir' karya Aisyah Rofi'ie, salah satu amalan yang terus membawa manfaat bahkan sampai si pelakunya meninggal, yakni menulis. Jelas menulis ini bisa menjadi amal jariyah bagi si penulisnya. Insya Allah ketika kita tidak ada lagi, tulisan kita akan terus bisa dibaca oleh orang lain. Pahalanya akan terus mengalir sampai akhir zaman. Tapi satu hal yang penting diingat, tulisan yang dimaksud adalah tulisan "bermanfaat". Lah kalau tulisannya tidak bermanfaat? Harap hati-hati, Blogger, karena bukannya mendatangkan pahala justru mendatangkan dosa bagi Anda. Buat Anda yang hobi menulis status di jejaring sosial, di dunia maya, atau di dunia nyata (buku), sebaiknya cermati lagi, apakah karya Anda bermanfaat atau tidak. Ah, saya benar-benar tidak berniat menggurui, hanya saling mengingatkan karena Allah SWT. Saya pun masih belajar. :)

Baik, karena nyaris sore banget, saya harus mengakhiri postingan kali ini. Kesimpulannya adalah menulis itu baik, maka tulislah hal-hal yang baik. Semakin bermanfaat sebuah tulisan, semakin baik juga kepribadian seseorang (kata saya) :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Bersyukur

Hari ini aku mengajar. Menjelaskan dengan suara lantang dan tangan yang ku masukkan di saku. Oh ayolah. Jangan kaku begitu. Jangan kamu bilang aku sombong karena gesture ini. Tangan yang dimasukkan ke saku...memang seenak itu! Rasanya letih sekali kalau harus kamu kritik hal itu. Di sela mengajar, Anak anak kelas lain lewat sambil menoleh ke kelasku, bergantian memberikan senyum untukku, atau melambai padaku. Pun ketika aku berjalan di koridor, sapaan, tawa, malu malunya mereka, hal remeh yang ternyata menyenangkan untuk dirasakan :) Semoga semua perlakuan itu tulus dari hati. Dengan begitu, hatiku juga bisa nyaman menerimanya. :) Terima kasih ya Allah. Aku bersyukur.

Kapsul Waktu Part 1 (Teknologi)

Membicarakan masa lalu memang seseru itu. Anak anak kelahiran tahun 90an pasti sangat relate. Tapi tidak banyak yang bisa berlama-lama membicarakan masa lalu lagi saat ini, waktu semakin menghimpit, beban semakin berat di pundak, banyak pekerjaan yang mencapai tenggat. Padahal seandainya mau meluangkan waktu, aku yakin waktu yang dibutuhkan untuk mengupas masa lalu tak akan pernah sebentar. Mari kita bercakap-cakap masa lalu yang luar biasa itu disini saja, sebab kini kita sudah kehilangan banyak kesempatan. Kali ini temanya teknologi, tapi mungkin tidak runut ceritanya, aku minta maaf dulu :D Dan semoga ada kesempatan berikutnya untuk kita membicarakan tema lainnya. *** Aku punya sebuah kotak kardus kecil di lemari, isinya adalah beberapa kenangan di waktu sekolah dulu. Saat aku menyimpannya, aku tak punya maksud apa-apa selain terlalu sayang untuk membuang benda tersebut. Tapi kini aku bersyukur masih memiliki benda-benda itu, aku seperti sedang mengubur kapsul waktu. Benda-benda itu...

Menciptakan Keberanian

Tahapan dalam hidup kadang memang seunik itu. Dan sungguh hidup bukanlah sebuah perlombaan. Setiap manusia memiliki garis waktunya masing masing. Aku menemukan banyak sisi lain dari diriku di tiap garis usiaku, dan itu berbeda dari teman sebayaku. Misalnya aku hari ini, di usia 30 tahunku, aku banyak berani melakukan sesuatu yang dulunya aku merasa malu untuk melakukannya. Hari ini aku senam pramuka bersama teman kantorku, Sekadar informasi, aku dulu tidak suka senam. Karena malu melakukan gerakan senam di hadapan banyak pasang mata yang memandang. Tapi kini, aku suka senam (yang gerakan dan musiknya memang sopan ya). Aku bersemangat melakukannya. Setelah senam, aku merasa free untuk melakukan kegiatan lainnya, aku membawa tali keluar kantor. Ternyata banyak temanku tertarik dan ingin mencoba. Aku akhirnya bermain bersama sama. Aku suka memberanikan diri bermain tali dan mengakui ketidakmampuanku dalam bermain. Dan itu tak apa, kami bersenang senang! Setelah main tali, aku memainkan ru...

Win Some and Lose Some

"That's how it is. You win some you lose some. That's how the world works. I don't have any regrets at all" Suga BTS said after their concert. Sederhananya kurang lebih, untuk mendapatkan sesuatu kita harus siap kehilangan yang lain. Aku merenung sebentar. Maksudku, ku pikir aku yang tidak bisa mengatur waktuku disini. Atau...aku yang salah dalam melangkah. Nyatanya, ini semua hanyalah sebuah hukum alam yang sulit tertampik. Aku sering merasa bersalah meninggalkan rumah dari pagi sampai sore, kemudian di kamar sepanjang malam dan baru keluar kalau lapar. Rasa rasanya, aku tidak mampu kalau harus sekadar bercengkrama selepas maghrib di ruang tivi. Karena kantuk dan penat yang sangat rindu kasur. Apalagi kalau harus bekerja lagi  di rumah, seperti memasak, menyapu dan sebagainya. Di kantor semua energiku terkuras habis, tidak hanya di badan, di pikiran juga, pun di hati juga. Jadi pulang ke rumah, aku hanya ingin mengistirahatkan semua dan kemb...

Nilai Oh Nilai~

Sedang mengerjakan erapor, rutinitas tiap akhir semester. Bagian paling berat adalah menuliskan nilai jujur ke anak anak. Sebenarnya bukan pelit nilai sih, tapi ya apa adanya aja ke anak, dan sebenarnya pun kalau harus apa adanya, nilainya gak akan sebagus itu hahaha Kayak 70 pun jauh kali, realnya gak sampe 70. Terus juga mikirin efek psikologisnya ke anak anak, kalau dikasih nilai segini, nanti gimana ya efeknya? Makin semangat atau gimana ya? Mikir juga, nilai ulangannya jujur atau curang ya? Gak bisa mentah-mentah ngambil nilai ulangannya, kudu ditelusuri juga kesehariannya gimana, aktif gak? Lengkap gak tugasnya? Sama guru lain gimana? Hehehe Jadi kalau ada yang bilang ibu pelit nilai, sini ku kasih lihat real-nya nilai, dan perhitungan matematis dan pertimbangan attitudenya juga. Maka  kamu akan tercengang dengan nilainya :P Dan fyi aja, nilai nilai itu sudah digodok dengan lama, dipikirin minimal tiga kali banget, kadang diubah karena kasihan, kadang diubah karena banyak hal...

Himdeureo

Jalan ini sulit, Apakah akan terasa mudah jika melaluinya bersamamu? Aku sekarang tidak mahir membuat tulisan panjang lebar lagi, mungkin karena aku tidak punya objek dalam tulisan ini. Tak ku tujukan pada siapapun, tak ku sematkan untuk siapapun. Tulisan tulisan tak bertuan. Miliki saja bila kau ingin. *** Aku ada disini. Dalam ratusan tulisan yang bisa kau baca tiap hari. Kau bisa mampir jika ingin. Kau bisa membacanya jika rindu. Seolah aku sedang bercakap di depanmu. Kau bisa membawaku dalam semua kegiatanmu. Saat kau menunggu antrian, saat kau sedang bosan, saat kau akan tidur. Aku selalu ada. Tapi bagiku, kau tidak ada dimanapun. Kau tidak bisa ku temukan dalam apapun. Kau tidak akan pernah hadir walau ku cari bertahun tahun. *** Aku membencimu, sebanyak aku ingin melupakanmu.

B E I N G G R A T E F U L

Aku begitu mencintai setiap fase hidupku. 30 desember 1993 kala itu. Aku terlahir bersama ribuan bayi mungil di luar sana.  Lahir sebagai bayi normal nan sehat. Menghirup udara yang lebih menyejukkan. Merasakan ruang yang lebih lapang. Aku menjadi jawaban yang ditunggu ibu selama sembilan bulan mengandungku. Diperdengarkan adzan sebagai tanda kepatuhan pada Rabb-ku. Diberi nama sebagai doa dan impian ayah ibu. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Setiap detik hidupku, aku dan semua manusia di belahan bumi manapun selalu dijaga malaikat. Di setiap malam kita terbaring pulas, ada doa ibu yang selalu menyelimuti. Dibesarkan dengan untaian doa doa terbaik. Dibahagiakan dengan kebesaran hati Tuhan yang Maha Baik. Diberi makan dan minum dari rejeki yang halal. Dianugerahi nikmat anggota tubuh yang sehat dan lengkap. Dilindungi dengan cinta dan harapan. Direngkuh dengan kasih dan sayang.

Takdir

Ada yang mengejarku selama ini, aku menghindar. Entah apa yang salah, mungkin aku membenci caranya mendekatiku. Setiap perhatiannya memuakkan. Aku juga kebingungan dengan diriku ini. Ternyata memaksakan diri jatuh cinta memang tidak mudah. Mungkin begitulah aku di matamu? Seketika itu aku bercermin. Melihat pantulan diriku yang begitu hebat masih mengejarmu. Mungkin kamu sangat terganggu dan kebingungan menghindariku. Dasar aku, kamu, dan takdir ini.
Mau produktif menulis, tapi makin kesini makin membuncah rasa malasku, Hati yang khawatir, cemas berkepanjangan, tiba tiba datang menyerang, Aku ingin produktif, tapi terlalu malas

Surat Terbuka untuk Kelas XII 2018

Demi menulis apa yang sedang menyesaki kepala, sampai rela meninggalkan soal ulangan yang padahal dikejar deadline. Bismillahirrahmanirrahim... Jadi, malam ini, Nak. Postingan ini ditujukan untuk kalian anak-anak ibu yang lucu dan menggemaskan (pada akhirnya kalian menjadi lucu dan menggemaskan bagi ibu). To be honest , jarang sekali momen paska perpisahan itu baper ya, sampai-sampai tertuang di blog ini. Tapi mungkin dua tahun cukup lah sebagai pertimbangan kenapa kalian agak berkesan hingga akhirnya ibu rela menuliskan surat ini disini.