Langsung ke konten utama

SMANSA Sampit

Assalamu'alaikum Blogger
Selamat tengah malam! :D
Setelah sekian minggu tidak update, entah kenapa tiba-tiba mau update. :D Oke, bahasa informal mode on.

Jadi ceritanya malam ini tobat jalan malam (ah padahal satnite), dan fokus mau RPP-an. Maklum bulan ini lagi musim ujian PPL, masa RPP saya ngga kelar-kelar. Setelah tertunda beberapa hari, akhirnya saya coba selesaikan malam ini. Tapi karena bosan yang berkepanjangan, saya pun mulai mengubek-ubek isi laptop. Eh masuk folder foto-foto jaman SMA dulu. Tiba-tiba ingat, tiba-tiba rindu :) dan inilah buah kerinduan itu!

SMANSA alias SMA Negeri 1, letaknya pas di pusat kota. Jalan A. Yani no. 18 Sampit Kalimantan Tengah. Dulu SMANSA ini sekolah favorit, mungkin karena semua siswanya berprestasi? Yah itu lah pokoknya. Pokoknya kalau mau berangkat dan pulang sekolah, bangga sekali bisa memamerkan seragam SMANSA ke dunia luar.

Selepas dari SMPN 1 Sampit, saya memutuskan melanjutkan sekolah menengah di SMANSA. Kenapa? Karena dekat. Hehe. Dengan berbekal kepedean yang luar biasa, saya cuma tes berkas di SMA yang satu ini. Teman-teman yang lain pada masukin berkas ke SMA lain, saya ngga. :p ini kalau kemarin ceritanya ngga keterima ya gimana. Oke, singkat cerita saya lulus. Seneng karena menyandang predikat "Anak SMANSA". Alhamdulillah ({})

SMANSA. Mungkin kalau di Sampit, begitu mendengar nama sekolah ini, pikirannya ke sekolah keren, siswanya pinter-pinter, de.el.el. Kalau di Palangka Raya sini, anggaplah SMANSA ini setara sama SMADA. Sekolah yang unggulan dan agak bergengsi. Padahal ya anaknya gitu-gitu aja. Contohnya saya ini, biasa aja kan? Hehe.

Menurut saya, yang membuat SMANSA saya berkualitas itu ya, gurunya........mmm........ dan siswanya juga sih. Karena di sekolah ini, siswanya saling bersaing dalam hal prestasi, baik akademik atau nonakademik. Akhirnya siswa yang "biasa" macam saya ini jadi terpacu untuk belajar dan mengejar ketertinggalan. Guru-gurunya juga cukup berperan penting, mereka-lah yang membimbing siswa untuk belajar, memotivasi, mengarahkan, dan membuka peluang bagi siswa untuk berprestasi. Misalnya ada lomba olimpiade, nah siswanya yang berminat akan dibimbing intensif selama beberapa minggu oleh sang guru, kemudian diikutsertakan dalam lomba. Kalau lolos jadi juara, otomatis nama SMANSA jadi dikenal dan jadi trending topic. Mungkin dari situ lah SMANSA di-cap jadi sekolah favorit. (Mungkin lo ya)

SMANSA letaknya tepat di tengah kota. Padat. Jadi sekolahnya susah mau melebarkan diri :D. Dulu SMANSA gersang, catnya kuning pudar. Kemudian semenjak negara api menyerang eh semenjak kepseknya ganti, SMANSA mendadak transformasi jadi hijau tua. Sempat protes, karena SMANSA ko jadi mirip MU -___- tambah protes karena disana sini banyak iklan IM3. Ini sekolah atau? Ah abaikan... dinikmatin aja, yang penting masih bisa belajar di sekolah :D

Saya kadang jadi siswa pertama yang hadir di sekolah. Alasannya, ya untuk mengambil gambar sekolahan lucu ini. Dan inilah hasil foto-foto saya (ternyata berguna kan ya). Foto diambil dimana saja, kapan saja, apa saja.
Ketika anak kelas 3 senam bareng

Sekolah kalau sore, sunyi

Jam istirahat kedua


Olahraga

Ciyee kebanjiran

Kebanjiran lagi
SMANSA on water


Ini belum semua

Visi Misinya Brayy




SMANSA sinyalnya kuat

Ruangan kaka kelas *-*


Ruang Guru


Meja Piket

Ini kelasnya....ah sudahlah


Kelas saya
Nah itu tadi foto SMANSA ketika saya sekolah dulu. Sekarang berubah jadi hutan, eh maksudnya berubah jadi lebih rindang :D. Harusnya saya tampilkan juga foto saya dan teman-teman ya? Tapi karena dulu fotonya banyak yang tidak berhijab, jadi biarlah jadi konsumsi pribadi :D

Malam ini temanya bener-bener rindu SMANSA. Karena sudah alumni, susah sekali kalau mau main kesini lagi. Cuma ada kesempatan 1 kali dalam 1 taun main kesini, itu juga dalam rangka bukber. Hai guys, kapan kita main ke SMANSA? :)

Ok, SMANSA-an-nya cukup sampai disini, saya off dulu ya. Byee
Sekian semoga bermanfaat. Happy midnite -_______-

Komentar

  1. Beda bgt smansa yg dulu sma sekarang x))
    ternyata dri dulu emg udg terkenal sma prestasinya yaa ka..

    Salam kenal ka, siswa smansa juga :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ade Emelia Ariska :) semangat sekolahnya ^^

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Bersyukur

Hari ini aku mengajar. Menjelaskan dengan suara lantang dan tangan yang ku masukkan di saku. Oh ayolah. Jangan kaku begitu. Jangan kamu bilang aku sombong karena gesture ini. Tangan yang dimasukkan ke saku...memang seenak itu! Rasanya letih sekali kalau harus kamu kritik hal itu. Di sela mengajar, Anak anak kelas lain lewat sambil menoleh ke kelasku, bergantian memberikan senyum untukku, atau melambai padaku. Pun ketika aku berjalan di koridor, sapaan, tawa, malu malunya mereka, hal remeh yang ternyata menyenangkan untuk dirasakan :) Semoga semua perlakuan itu tulus dari hati. Dengan begitu, hatiku juga bisa nyaman menerimanya. :) Terima kasih ya Allah. Aku bersyukur.

Kapsul Waktu Part 1 (Teknologi)

Membicarakan masa lalu memang seseru itu. Anak anak kelahiran tahun 90an pasti sangat relate. Tapi tidak banyak yang bisa berlama-lama membicarakan masa lalu lagi saat ini, waktu semakin menghimpit, beban semakin berat di pundak, banyak pekerjaan yang mencapai tenggat. Padahal seandainya mau meluangkan waktu, aku yakin waktu yang dibutuhkan untuk mengupas masa lalu tak akan pernah sebentar. Mari kita bercakap-cakap masa lalu yang luar biasa itu disini saja, sebab kini kita sudah kehilangan banyak kesempatan. Kali ini temanya teknologi, tapi mungkin tidak runut ceritanya, aku minta maaf dulu :D Dan semoga ada kesempatan berikutnya untuk kita membicarakan tema lainnya. *** Aku punya sebuah kotak kardus kecil di lemari, isinya adalah beberapa kenangan di waktu sekolah dulu. Saat aku menyimpannya, aku tak punya maksud apa-apa selain terlalu sayang untuk membuang benda tersebut. Tapi kini aku bersyukur masih memiliki benda-benda itu, aku seperti sedang mengubur kapsul waktu. Benda-benda itu...

Menciptakan Keberanian

Tahapan dalam hidup kadang memang seunik itu. Dan sungguh hidup bukanlah sebuah perlombaan. Setiap manusia memiliki garis waktunya masing masing. Aku menemukan banyak sisi lain dari diriku di tiap garis usiaku, dan itu berbeda dari teman sebayaku. Misalnya aku hari ini, di usia 30 tahunku, aku banyak berani melakukan sesuatu yang dulunya aku merasa malu untuk melakukannya. Hari ini aku senam pramuka bersama teman kantorku, Sekadar informasi, aku dulu tidak suka senam. Karena malu melakukan gerakan senam di hadapan banyak pasang mata yang memandang. Tapi kini, aku suka senam (yang gerakan dan musiknya memang sopan ya). Aku bersemangat melakukannya. Setelah senam, aku merasa free untuk melakukan kegiatan lainnya, aku membawa tali keluar kantor. Ternyata banyak temanku tertarik dan ingin mencoba. Aku akhirnya bermain bersama sama. Aku suka memberanikan diri bermain tali dan mengakui ketidakmampuanku dalam bermain. Dan itu tak apa, kami bersenang senang! Setelah main tali, aku memainkan ru...

Win Some and Lose Some

"That's how it is. You win some you lose some. That's how the world works. I don't have any regrets at all" Suga BTS said after their concert. Sederhananya kurang lebih, untuk mendapatkan sesuatu kita harus siap kehilangan yang lain. Aku merenung sebentar. Maksudku, ku pikir aku yang tidak bisa mengatur waktuku disini. Atau...aku yang salah dalam melangkah. Nyatanya, ini semua hanyalah sebuah hukum alam yang sulit tertampik. Aku sering merasa bersalah meninggalkan rumah dari pagi sampai sore, kemudian di kamar sepanjang malam dan baru keluar kalau lapar. Rasa rasanya, aku tidak mampu kalau harus sekadar bercengkrama selepas maghrib di ruang tivi. Karena kantuk dan penat yang sangat rindu kasur. Apalagi kalau harus bekerja lagi  di rumah, seperti memasak, menyapu dan sebagainya. Di kantor semua energiku terkuras habis, tidak hanya di badan, di pikiran juga, pun di hati juga. Jadi pulang ke rumah, aku hanya ingin mengistirahatkan semua dan kemb...

Nilai Oh Nilai~

Sedang mengerjakan erapor, rutinitas tiap akhir semester. Bagian paling berat adalah menuliskan nilai jujur ke anak anak. Sebenarnya bukan pelit nilai sih, tapi ya apa adanya aja ke anak, dan sebenarnya pun kalau harus apa adanya, nilainya gak akan sebagus itu hahaha Kayak 70 pun jauh kali, realnya gak sampe 70. Terus juga mikirin efek psikologisnya ke anak anak, kalau dikasih nilai segini, nanti gimana ya efeknya? Makin semangat atau gimana ya? Mikir juga, nilai ulangannya jujur atau curang ya? Gak bisa mentah-mentah ngambil nilai ulangannya, kudu ditelusuri juga kesehariannya gimana, aktif gak? Lengkap gak tugasnya? Sama guru lain gimana? Hehehe Jadi kalau ada yang bilang ibu pelit nilai, sini ku kasih lihat real-nya nilai, dan perhitungan matematis dan pertimbangan attitudenya juga. Maka  kamu akan tercengang dengan nilainya :P Dan fyi aja, nilai nilai itu sudah digodok dengan lama, dipikirin minimal tiga kali banget, kadang diubah karena kasihan, kadang diubah karena banyak hal...

Himdeureo

Jalan ini sulit, Apakah akan terasa mudah jika melaluinya bersamamu? Aku sekarang tidak mahir membuat tulisan panjang lebar lagi, mungkin karena aku tidak punya objek dalam tulisan ini. Tak ku tujukan pada siapapun, tak ku sematkan untuk siapapun. Tulisan tulisan tak bertuan. Miliki saja bila kau ingin. *** Aku ada disini. Dalam ratusan tulisan yang bisa kau baca tiap hari. Kau bisa mampir jika ingin. Kau bisa membacanya jika rindu. Seolah aku sedang bercakap di depanmu. Kau bisa membawaku dalam semua kegiatanmu. Saat kau menunggu antrian, saat kau sedang bosan, saat kau akan tidur. Aku selalu ada. Tapi bagiku, kau tidak ada dimanapun. Kau tidak bisa ku temukan dalam apapun. Kau tidak akan pernah hadir walau ku cari bertahun tahun. *** Aku membencimu, sebanyak aku ingin melupakanmu.

B E I N G G R A T E F U L

Aku begitu mencintai setiap fase hidupku. 30 desember 1993 kala itu. Aku terlahir bersama ribuan bayi mungil di luar sana.  Lahir sebagai bayi normal nan sehat. Menghirup udara yang lebih menyejukkan. Merasakan ruang yang lebih lapang. Aku menjadi jawaban yang ditunggu ibu selama sembilan bulan mengandungku. Diperdengarkan adzan sebagai tanda kepatuhan pada Rabb-ku. Diberi nama sebagai doa dan impian ayah ibu. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Setiap detik hidupku, aku dan semua manusia di belahan bumi manapun selalu dijaga malaikat. Di setiap malam kita terbaring pulas, ada doa ibu yang selalu menyelimuti. Dibesarkan dengan untaian doa doa terbaik. Dibahagiakan dengan kebesaran hati Tuhan yang Maha Baik. Diberi makan dan minum dari rejeki yang halal. Dianugerahi nikmat anggota tubuh yang sehat dan lengkap. Dilindungi dengan cinta dan harapan. Direngkuh dengan kasih dan sayang.

Takdir

Ada yang mengejarku selama ini, aku menghindar. Entah apa yang salah, mungkin aku membenci caranya mendekatiku. Setiap perhatiannya memuakkan. Aku juga kebingungan dengan diriku ini. Ternyata memaksakan diri jatuh cinta memang tidak mudah. Mungkin begitulah aku di matamu? Seketika itu aku bercermin. Melihat pantulan diriku yang begitu hebat masih mengejarmu. Mungkin kamu sangat terganggu dan kebingungan menghindariku. Dasar aku, kamu, dan takdir ini.
Mau produktif menulis, tapi makin kesini makin membuncah rasa malasku, Hati yang khawatir, cemas berkepanjangan, tiba tiba datang menyerang, Aku ingin produktif, tapi terlalu malas

Surat Terbuka untuk Kelas XII 2018

Demi menulis apa yang sedang menyesaki kepala, sampai rela meninggalkan soal ulangan yang padahal dikejar deadline. Bismillahirrahmanirrahim... Jadi, malam ini, Nak. Postingan ini ditujukan untuk kalian anak-anak ibu yang lucu dan menggemaskan (pada akhirnya kalian menjadi lucu dan menggemaskan bagi ibu). To be honest , jarang sekali momen paska perpisahan itu baper ya, sampai-sampai tertuang di blog ini. Tapi mungkin dua tahun cukup lah sebagai pertimbangan kenapa kalian agak berkesan hingga akhirnya ibu rela menuliskan surat ini disini.