Assalamu'alaikum Blogger!
Semenjak sudah bisa posting lewat smartphone. Saya mulai kecanduan menulis lagi.
Semenjak sudah bisa posting lewat smartphone. Saya mulai kecanduan menulis lagi.
And now, saya menuliskan sepenggal mini series yang terinspirasi dari kisah yang terserak. Kalau ada kesamaan nama, tempat, kejadian, dan cerita, saya mohon maaf. Ini murni faktor kesengajaan. -___- :3
Awal tahun 2012.
21:30. Suasana rumah sudah sunyi sejak satu jam yang lalu. Tapi tidak halnya di kamar Natrium. Lampu kamar memang sudah padam, tapi nyala dari layar handphone mungilnya mengisyaratkan bahwa si empunya kamar belum terlelap. Bunyi ketikan layar handphone masih terdengar, sesekali bunyi lain muncul menandakan bahwa ada pesan masuk. Sambil masih menatap handphonenya, Natrium senyum-senyum sendiri.
22:15. Sunyi senyap. Kamar sudah gelap gulita.
Akhir tahun 2013.
22:20. Natrium menatap layar handphonenya. Menarik napas dalam-dalam. Kemudian menekan tombol lock dan tidur.
22:20. Natrium menatap layar handphonenya. Menarik napas dalam-dalam. Kemudian menekan tombol lock dan tidur.
Awal tahun 2014.
Bunyi pesan masuk. Namun, Natrium enggan membacanya. Ia berkonsentrasi dengan tugas kuliahnya.
Bunyi pesan masuk. Namun, Natrium enggan membacanya. Ia berkonsentrasi dengan tugas kuliahnya.
Awal tahun 2016.
06:00.
Natrium berkali-kali mengecek Line-nya. Nihil. Masih belum ada balasan. Ia mengeluh. Kemana sih ini anak? Pesanku diabaikan. Sudah hampir dua minggu sejak Natrium dan Klorida mulai saling berkirim pesan lagi. Awalnya bertanya kabar, kemudian saling bercerita kehidupan masing-masing. Percakapan seru dua orang teman SMA yang sudah lama tidak saling melempar senyum, hanya diwakilkan dengan stiker Brown dan Cony yang sesekali mewarnai chat mereka.
06:00.
Natrium berkali-kali mengecek Line-nya. Nihil. Masih belum ada balasan. Ia mengeluh. Kemana sih ini anak? Pesanku diabaikan. Sudah hampir dua minggu sejak Natrium dan Klorida mulai saling berkirim pesan lagi. Awalnya bertanya kabar, kemudian saling bercerita kehidupan masing-masing. Percakapan seru dua orang teman SMA yang sudah lama tidak saling melempar senyum, hanya diwakilkan dengan stiker Brown dan Cony yang sesekali mewarnai chat mereka.
Sejak Natrium menyadari bahwa Klorida menyukainya beberapa tahun silam, hubungan mereka memang mulai ada jarak. Klorida pernah beberapa kali menyiratkan rasa sukanya pada Natrium. Natrium memilih untuk diam. Sebenarnya Natrium ingin melihat keseriusan Klorida, ingin melihat perjuangan Klorida. Namun, Klorida justru memutuskan untuk pergi mendekati Magnesium. Natrium enggan untuk menahan dan lebih memilih untuk bersikap bijaksana. Dan Natrium sudah berbesar hati melepaskan. Melepaskan mungkin lebih baik, toh kalau memang Klorida serius, dia akan kembali dengan pemahaman yang lebih baik, hibur Natrium pada hatinya. Dan kalimat penghibur itu memang ampuh. Menutup sedikit luka selama beberapa tahun terakhir. Kini hanya meninggalkan bekas sayatan yang hampir sembuh.
Sejak tahun-tahun itu berlalu, Natrium dan Klorida memang saling diam. Kalaupun ada yang mengirim pesan, itu pasti karena nekat. Tapi pesan itu pasti akan disia-siakan salah satu pihak, untuk satu atau dua alasan yang sulit dijelaskan.
Dan hari ini Klorida masih belum membalas pesannya.
Natrium mengetuk-ngetukan kukunya di meja. Oke, abaikan! Perintah hatinya. Natrium pun bersiap, mengambil tas dan memasukkan handphonenya, mengawali hari dengan segudang aktivitas positifnya. Sibuk-sibuknya sebenarnya pengalihan hatinya yang kalut. Ia rela di luar rumah seharian dan baru kembali dalam keadaan yang teramat lelah. Sampai rumah, bersih-bersih dan tidur. Lelah yang menderanya membuat Natrium lebih merindukan kasur ketimbang handphonenya.
Akhir tahun 2011.
18:20. "Kalau menurut kamu, apa yang harus ku lakukan? Kamu kan cowok, di mata cowok gimana sih baiknya?" pesan singkat ini meluncur sejauh ribuan kilometer dan menyebrangi lautan lepas, sampai dengan selamat di handphone Klorida. Klorida dengan sabar mengetikkan kalimat-kalimat bijak, menghibur teman SMAnya yang tengah patah hati. Bulan demi bulan dihabiskan dengan menenangkan temannya, hingga tanpa ia sadari, perasaan khawatir dan simpatinya perlahan mulai berubah.
18:20. "Kalau menurut kamu, apa yang harus ku lakukan? Kamu kan cowok, di mata cowok gimana sih baiknya?" pesan singkat ini meluncur sejauh ribuan kilometer dan menyebrangi lautan lepas, sampai dengan selamat di handphone Klorida. Klorida dengan sabar mengetikkan kalimat-kalimat bijak, menghibur teman SMAnya yang tengah patah hati. Bulan demi bulan dihabiskan dengan menenangkan temannya, hingga tanpa ia sadari, perasaan khawatir dan simpatinya perlahan mulai berubah.
Ramadhan tahun 2012.
16:40. "Si Boron gimana kabarnya?" Klorida berbisik pelan di samping Natrium yang sedang fokus menonton keriuhan game. "hah?". "si Boron gimana sekarang?" ulang Klorida sambil tersenyum. "Aku ngga tau. Kan aku sudah ngga sama dia" Natrium menjawab sekenanya dan berlalu. Natrium kemudian mengambil posisi, begitu pun Klorida yang tak jauh berdiri dari Natrium. Mereka sedang bersiap main game air.
16:40. "Si Boron gimana kabarnya?" Klorida berbisik pelan di samping Natrium yang sedang fokus menonton keriuhan game. "hah?". "si Boron gimana sekarang?" ulang Klorida sambil tersenyum. "Aku ngga tau. Kan aku sudah ngga sama dia" Natrium menjawab sekenanya dan berlalu. Natrium kemudian mengambil posisi, begitu pun Klorida yang tak jauh berdiri dari Natrium. Mereka sedang bersiap main game air.
Desember 2012.
10:20. "Mau hadiah apa?"
Natrium tersenyum membaca pesan singkat yang baru saja diterimanya. "Ngga usah" balasnya kemudian. Dari sms ini sebenarnya Natrium mulai mencium hal yang aneh dari Klorida. Tapi ia malas keGRan. Kita masih teman kan?
10:20. "Mau hadiah apa?"
Natrium tersenyum membaca pesan singkat yang baru saja diterimanya. "Ngga usah" balasnya kemudian. Dari sms ini sebenarnya Natrium mulai mencium hal yang aneh dari Klorida. Tapi ia malas keGRan. Kita masih teman kan?
Januari 2013.
14:02. Natrium membuka setiap lipatan kertas warna warni di hadapannya. Ada gambar beruang kuning menyembul. Natrium menahan napas dan sedetik kemudian senyum mengembang. Segera ia mengambil handphonenya.
14:02. Natrium membuka setiap lipatan kertas warna warni di hadapannya. Ada gambar beruang kuning menyembul. Natrium menahan napas dan sedetik kemudian senyum mengembang. Segera ia mengambil handphonenya.

13:48. Satu pesan Facebook dari Klorida, "Aku bahagia keles. Ayo kerja-kerja". Natrium tersenyum membacanya, tidak ada yang pernah tau arti senyum seorang perempuan, entah sungguhan bahagia atau justru terluka. "Makasih ya". "Sama-sama" sahut Klorida di seberang sana. "Kamu juga harus bahagia walau tidak bersamaku" Natrium terhenti mengetikan pesannya, ragu sejenak, tapi kemudian ditekannya 'kirim'. Natrium membalik handphonenya dan mulai membuka buku. Tapi perhatiannya terganggu. Dibukanya lagi Facebooknya. Ada dua pesan dari Klorida. "Harus dong. ..." Natrium tersenyum lagi. Walau jelas kali ini ia terluka.

Komentar
Posting Komentar