
Assalamu'alaikum Blogger
Akhirnya...akhirnya....Natrium dan Klorida part 3 finish. Ada part 4-nya? Entah, bahkan saya ngga ada bikin drafnya :D hahaha. Ini kayaknya postingan terakhir mini series NaCl. Karena yang bikinnya kehabisan ide dan sibuk, sibuk baca novel XP
Oh ya, buat kalian yang ngga sengaja buka postingan ini karena nyasar dan mengira ini adalah postingan reaksi kimia antara Na dan Cl. Hmm... I am so sorry... niatnya membuat mini series ini iseng saja sih sebenarnya. Karena lagi kecanduan novel, makanya ditulisin aja idenya, daripada numpuk di otak terus bikin lalu lintas di otak jadi padat merayap. Dan kalau ada yang nanya, kenapa penulisan nama tokoh di cerita ini menggunakan unsur kimia? Yaaayayayaya dilatarbelakangi karena pendidikan saya sih, hehee. Sama seperti Anggun C. Sasmi yang mempertahankan warna rambutnya, walau dia sudah pindah kewarganegaraan, saya pun begitu. Semacam membuat khas. Paham kan maksudnya?
Natrium Klorida part 1 dan Natrium Klorida part 2 silakan dilahap dulu untuk kalian yang belum baca. Biar nyambung. Okeh?
April 2016
16:27.
"Kamu masih suka sama Boron?"
Natrium tersentak, tidak biasanya Fluorida mengajukan pertanyaan seabsurd ini.
"Ngga, sudah lama aku berhenti suka."
"Yakin? Jujur aja"
"Ngga lah.. Ngapain bohongin kamu? Bikin dosa aja. I have moved on, trust me"
Fluorida berpikir sejenak, kemudian melanjutkan menyeruput milkshakenya. Dalam hati ia membenarkan ucapan Natrium. "Terus perasaan kamu sekarang ke dia gimana? Benci? Suka?"
Natrium mengelap mulutnya dengan tisu, "Aku ngga bisa benci. Mungkin dulu pernah benci, benci karena dia ingkar janji. Tapi sekarang, ku rasa ngga penting lagi benci. Buat apa? I have my own life. Setidaknya kalau ngga karena dia, aku ngga bakal berubah kayak sekarang. Aku ambil hikmahnya aja."
"Serius?"
Natrium mengangguk mantap.
Fluorida mencondongkan badannya ke depan, "Kalau misal, misal ni ya, dia ngajakin kamu balikan. Kamu mau?"
Natrium langsung menggeleng, "Aku memang pernah sesuka itu sama dia, tapi buat ke depan, aku menyerah. Aku sama dia beda visi misi."
"Maksudnya?"
Natrium hanya tersenyum, "Pokoknya sekarang sudah beda lah. Sudah ngga satu tujuan"
"Kalau Klorida? Suka?
Natrium langsung kaget, donatnya hampir jatuh dari tangannya. Untung buru-buru digigit, "Klorida?"
"Iya. Ngga usah sekaget itu kali" Fluorida menggigit donat topping kejunya.
"Dia...baik, ku akui dia baik".
Fluorida mendengus, "percuma sarjana, ngga nyambung jawabannya"
Natrium mengalihkan pandangannya. "Dia baik, kurasa yah...baik"
"Ko baik mulu?"
"Eh iyaya" tanpa sadar gadis itu kehilangan kosa katanya dan hanya mengulang satu kata yang sama.
"Baik gimana?"
"Yah baik aja, dia mau belajar agama, menerima penampilanku yang sekarang beda, dia ngga banyak nanya kenapa aku harus pakai kaus kaki kemana-kemana, dia bantuin aku tanpa harus aku minta, walau ku akui masih ada beberapa miss."
"Jadi kalau yang kemarin ngga bisa nerima kamu apa adanya?"
"si Boron? Oh iya..kurasa dia keberatan dengan hijrahku."
"Terus kamu suka sama dia?"
"Siapa? Klorida?"
Fluorida mengangguk.
"Tergantung..." Natrium melihat sekeliling, "Dia mungkin sudah menyerah sama aku" Natrium tersenyum tipis.
"Perjuangkan donk!"
"Mudah. Kalau dia mau diperjuangkan" sahut Natrium asal, "tapi aku kan perempuan"
Natrium langsung menggeleng, "Aku memang pernah sesuka itu sama dia, tapi buat ke depan, aku menyerah. Aku sama dia beda visi misi."
"Maksudnya?"
Natrium hanya tersenyum, "Pokoknya sekarang sudah beda lah. Sudah ngga satu tujuan"
"Kalau Klorida? Suka?
Natrium langsung kaget, donatnya hampir jatuh dari tangannya. Untung buru-buru digigit, "Klorida?"
"Iya. Ngga usah sekaget itu kali" Fluorida menggigit donat topping kejunya.
"Dia...baik, ku akui dia baik".
Fluorida mendengus, "percuma sarjana, ngga nyambung jawabannya"
Natrium mengalihkan pandangannya. "Dia baik, kurasa yah...baik"
"Ko baik mulu?"
"Eh iyaya" tanpa sadar gadis itu kehilangan kosa katanya dan hanya mengulang satu kata yang sama.
"Baik gimana?"
"Yah baik aja, dia mau belajar agama, menerima penampilanku yang sekarang beda, dia ngga banyak nanya kenapa aku harus pakai kaus kaki kemana-kemana, dia bantuin aku tanpa harus aku minta, walau ku akui masih ada beberapa miss."
"Jadi kalau yang kemarin ngga bisa nerima kamu apa adanya?"
"si Boron? Oh iya..kurasa dia keberatan dengan hijrahku."
"Terus kamu suka sama dia?"
"Siapa? Klorida?"
Fluorida mengangguk.
"Tergantung..." Natrium melihat sekeliling, "Dia mungkin sudah menyerah sama aku" Natrium tersenyum tipis.
"Perjuangkan donk!"
"Mudah. Kalau dia mau diperjuangkan" sahut Natrium asal, "tapi aku kan perempuan"

22:46.
Just when I felt like giving up on us
You turned around and gave me one last touch
That made everything feel better
And even then my eyes got wetter
So confused wanna ask you if you love me
But I don't wanna seem so weak
Maybe I've been California dreaming ~
Rihana - California King Bed
Maret 2012.
15:12.
15:12.
'Kita sudahan ya' isi pesan singkat itu sudah dibaca oleh si penerima di pulau seberang sana.
'Kenapa?'.
Natrium mengetikkan panjang lebar mengenai keputusannya. Sedetik kemudian perasaannya lega. Mengikhlaskan memang berat, tapi selega ini. Besok-besok jangan cengeng lagi, batinnya pada dirinya sendiri. Tanpa pikir panjang dicarinya satu kontak, dan delete!
Kontak Boron is deleting...
Natrium mengetikkan panjang lebar mengenai keputusannya. Sedetik kemudian perasaannya lega. Mengikhlaskan memang berat, tapi selega ini. Besok-besok jangan cengeng lagi, batinnya pada dirinya sendiri. Tanpa pikir panjang dicarinya satu kontak, dan delete!
Kontak Boron is deleting...
Mei 2012.
10:00. Natrium menahan napas. Melihat foto profil Line seseorang yang tidak sedang menampilkan dirinya sendiri. Dan si anak laki-laki yang ada di foto itu, aku mengenalnya dengan baik, dulu! Konsekuensinya bisa secepat ini? Natrium menekan tombol lock dan tiduran lagi.
10:00. Natrium menahan napas. Melihat foto profil Line seseorang yang tidak sedang menampilkan dirinya sendiri. Dan si anak laki-laki yang ada di foto itu, aku mengenalnya dengan baik, dulu! Konsekuensinya bisa secepat ini? Natrium menekan tombol lock dan tiduran lagi.
April 2016
16:04.
"Jatuh itu sakit..." Natrium bergumam pelan, "... tidak semua orang serta merta bisa berdiri setelah jatuh, termasuk aku" ia tidak meneruskan kalimatnya. Natrium menghela napas, "aku perlu bertahun-tahun untuk bisa pulih total seperti sekarang. Setiap orang ngga sama, aku heran dan kadang iri sama orang yang bisa cepet sembuh, terus lari-lari lagi". Natrium menatap matahari yang berwarna keemasan di ufuk barat, "Aku mungkin terlalu sakit dulu, sampai aku perlu waktu tahunan. Aku perlu hampir 6 bulan untuk menerima kenyataan, perlu waktu 1 tahun untuk menghapus semua kenangan, perlu waktu 3 tahun untuk membakar habis semuanya, dan selama itu, aku jatuh bangun menata hatiku. Totalnya..." Natrium menghitung dengan jarinya "aku perlu 5 tahun untuk seperti sekarang". Ia menyunggingkan seulas senyum bahagia, "aku bukan takut jatuh lagi, aku cuma tidak minat. Aku tidak berminat untuk jatuh." Natrium tersenyum sendiri penuh arti. "Kalau ditanya sekarang gimana..." Natrium memutar bola matanya, "...karna aku sudah berdiri dan sembuh, aku akan lari lagi!"
16:04.
"Jatuh itu sakit..." Natrium bergumam pelan, "... tidak semua orang serta merta bisa berdiri setelah jatuh, termasuk aku" ia tidak meneruskan kalimatnya. Natrium menghela napas, "aku perlu bertahun-tahun untuk bisa pulih total seperti sekarang. Setiap orang ngga sama, aku heran dan kadang iri sama orang yang bisa cepet sembuh, terus lari-lari lagi". Natrium menatap matahari yang berwarna keemasan di ufuk barat, "Aku mungkin terlalu sakit dulu, sampai aku perlu waktu tahunan. Aku perlu hampir 6 bulan untuk menerima kenyataan, perlu waktu 1 tahun untuk menghapus semua kenangan, perlu waktu 3 tahun untuk membakar habis semuanya, dan selama itu, aku jatuh bangun menata hatiku. Totalnya..." Natrium menghitung dengan jarinya "aku perlu 5 tahun untuk seperti sekarang". Ia menyunggingkan seulas senyum bahagia, "aku bukan takut jatuh lagi, aku cuma tidak minat. Aku tidak berminat untuk jatuh." Natrium tersenyum sendiri penuh arti. "Kalau ditanya sekarang gimana..." Natrium memutar bola matanya, "...karna aku sudah berdiri dan sembuh, aku akan lari lagi!"
Maret 2016
17:46.
17:46.
Natrium mengirimkan BBM singkat, 'Aku keluar dari grup, kalau ada apa-apa kabarin ya'.
Ting! Satu pesan masuk. 'Iya. Kenapa keluar?'.
'Ada beberapa hal' jelasnya singkat. Kemudian Natrium memasang lagi charger handphonenya dan merebahkan diri di kasur. Aku hanya ingin menjauh, batinnya. Dan berhenti jadi stalker!. Dia pasti baik-baik saja dan aku pasti baik-baik juga, tekadnya. Namun matanya menyorotkan sebuah keraguan.
Ting! Satu pesan masuk. 'Iya. Kenapa keluar?'.
'Ada beberapa hal' jelasnya singkat. Kemudian Natrium memasang lagi charger handphonenya dan merebahkan diri di kasur. Aku hanya ingin menjauh, batinnya. Dan berhenti jadi stalker!. Dia pasti baik-baik saja dan aku pasti baik-baik juga, tekadnya. Namun matanya menyorotkan sebuah keraguan.
Maret 2016.
21:17.
Line. Blokir pertemanan, pengaturan, pengelola teman, daftar yang dibokir, hapus pertemanan.
Percuma punya kontakmu, batin Natrium. Ini hanya akan menumbuhkan harapan bahwa suatu saat kamu akan mengirim pesan, nyatanya itu cuma...harapan. Natrium tersenyum getir. Kalau kamu perlu dan mau cari aku, kamu masih punya kan nomor handphone aku? Ia bergumam pada dirinya sendiri.
21:17.
Line. Blokir pertemanan, pengaturan, pengelola teman, daftar yang dibokir, hapus pertemanan.
Percuma punya kontakmu, batin Natrium. Ini hanya akan menumbuhkan harapan bahwa suatu saat kamu akan mengirim pesan, nyatanya itu cuma...harapan. Natrium tersenyum getir. Kalau kamu perlu dan mau cari aku, kamu masih punya kan nomor handphone aku? Ia bergumam pada dirinya sendiri.
Ah, apa kamu bahkan menyadari kalau aku tak ada lagi di kontakmu? Kurasa tidak Natrium tersenyum pahit.
Desember 2012.
13:08.
You've changed a lot!. Natrium memperhatikan laki-laki di hadapannya sambil tersenyum.
13:08.
You've changed a lot!. Natrium memperhatikan laki-laki di hadapannya sambil tersenyum.
April 2016.
Ada kalanya rasa lelah dan jenuh menghampiri, dan pada saat itu seseorang akan memilih untuk mundur dan berhenti.
Bukan karena takut, tapi keadaan mengatakan "ini bukan lagi tempatmu berlari".
Ini saatnya aku berhenti :')
Ada kalanya rasa lelah dan jenuh menghampiri, dan pada saat itu seseorang akan memilih untuk mundur dan berhenti.
Bukan karena takut, tapi keadaan mengatakan "ini bukan lagi tempatmu berlari".
Ini saatnya aku berhenti :')
Epilog
Gadis itu berjalan dengan anggun. Ia mengenakan setelan hitam dan mantel cokelat, tak lupa tas kecil dengan warna senada menggantung di bahu kanannya. Bunyi sepatunya menciptakan nada teratur ketika bersentuhan dengan marmer yang menghampar di bawahnya. Wajahnya memperlihatkan kedewasaan untuk gadis seusianya. Ia memilih duduk di bangku kecil terdekat, sesekali melirik jam tangan yang melingkar di tangannya yang mungil. Ia menghela napas. Kemudian disitulah ia menoleh, menatap seorang laki-laki yang juga mengenakan setelan hitam sedang berlari menghampirinya. Man in black, batinnya. Ia membalas senyum laki-laki itu dan berdiri menyambutnya. Laki-laki itu mengatur napas, kemudian menyerahkan setangkai bunga pada gadis yang berdiri di hadapannya. Gadis itu sekali lagi tersenyum, "Kamu terlambat, Klorida" sahutnya kemudian.
***
Well. Saya rasa ini akhir dari cerita Natrium Klorida :)
Gantung ceritanya? Memang gantung sih. Masih belum punya ide :(
Anyway, apa kalian yakin gadis di epilog itu Natrium? Ugh, saya ko malah ngga yakin :(
Ahahahaa
Bingung sama alurnya?
Sabar ya *pukpuk* inilah yang disebut dengan perubahan jaman -____-
Ketika kita disuruh memahami alur campuran. Ihik.
Semoga suatu hari nanti, saya akan melanjutkan ceritanya. Semoga ya.. Doanya saja. Dan semoga saya berminat membuat ceritanya happy ending :p
Jangan pernah bosan main ke blog saya yahh :*
Jangan pernah bosan main ke blog saya yahh :*
Sekian~
Have a nitemare!!
Komentar
Posting Komentar