Assalamu'alaikum, Blogger kesayangan :*
Hari ini saya akan
menuliskan pengalaman di hari kedua mengawas ujian. Jadi sebenarnya postingan
ini masih lanjutan dari yang sebelumnya.
Lima april. Hari
kedua saya mengawas ujian nasional. Selasa ini sesuai jadwal dari dinas
setempat, seharusnya seragam dinas guru dan para pegawai negri sipil adalah PDH
alias krem. Untuk mengantisipasi saltum seperti hari kemarin, maka saya
putuskan mending minjam seragam.
Tadi malam saya
menyantroni rumah teman saya dan rumah kaka kelas yang letaknya tidak jauh dari
kediaman saya. Tapi berhubung gerimis rintik-rintik, mau tidak mau saya
melajukan motor dengan pelan. Sekedar mencegah cipratan genangan air. Membelah
malam yang dingin demi sang seragam tercintah. Dan setelah mendapat dua setel
seragam siap pakai. Saya sumringah. Senyum-senyum sendiri membayangkan saya
yang akhirnya bisa "membaur".
Dan keesokan paginya,
masih sambil senyum-senyum saya memakai seragam hasil pinjam paksa. Wis keren,
saya memandang lama pantulan diri saya di cermin. Berasa PNSnya. Mungkin inilah
yang disebut the power of uniform. Si PDH benar-benar jadi mood booster terbaik
pagi ini. Saya pun berangkat jam 6.20. Tidak mau lagi jadi si tepat waktu.
Tapi semua berubah
setelah memasuki gerbang. Para senior yang memakai seragam kremnya kemarin
sekarang telah bertransformasi memakai seragam abu-abu gelap. Oh God! Apa-apaan
ini?? Kemana mereka yang memakai krem kemarin?? Apa jangan-jangan saya jadi the
one and only memakai kremnya?! Dan sesampainya di ruang pengawas, saya tambah
panik melihat banyak saja pengawas yang wira wiri memakai baju batik
kesukaannya. Apa cuma saya? Argh. Berasa salah ootd lagi :'(
Tapi beberapa menit
kemudian, ada yang terlihat menggunakan seragam kremnya. Alhamdulillah minimal
tidak sendirian. Akhirnya bisa bernapas lega. Ada yah kurang lebih lima enam
orang yang memakai seragam sama. Selamat-selamat.
Saya pun bersama
rekan pengawas lain menunggu jam ujian dimulai sambil ngobrol di ruangan,
kenalan, minum kopi dll. Lumayan lah, saya mulai mengenal beberapa wajah di
dalam sini. Sebenarnya kalau dari sekolah saya sendiri, diutus empat orang
termasuk saya. Tapi saya satu-satunya perempuan dan sisanya laki-laki, masa iya
mau ngerumpi sama mereka? -_- Akhirnya kenalan jadi solusi.
Bel pun berbunyi
tepat pukul 07.10. Setelah mengamati siapa partner mengawas dari salinan kertas
yang dibagikan kemarin, langsung saja saya ngacir duluan ke ruang ujian sambil
mengangkut naskah. Saya masuk sendiri. Iya sendiri. Partner saya mungkin masih
menyeruput kopi panasnya di ruang pengawas. Tidak lama kemudian, muncul lah si
partner yang tidak lain adalah kaka kelas saya jaman SMP dulu.
Sebut saja Ali. Sang
senior drumband yang sering saya dan para junior ingusan lainnya perhatikan.
Bukan apa-apa sih. Ka Ali ini hobinya pacaran waktu drumband. Nah gimana tidak
jadi pusat perhatian? Ini SMP Kawan! dan cuma segelintir saja siswa yang
pacaran. Maka ketika ada yang kembar siam padahal lain ibu lain bapak kesana
kemari, oke mari kita perhatikan!
Dan sekarang sang
senior itu sudah di samping saya. Beruntungnya beliau juga memakai seragam
senada dengan saya. Senior hanya senyum hormat pada saya seraya membuka amplop
naskah soal yang bersegel. Ketika senior membagikan naskah, saya mengambil 4
lembar berkas untuk saya tangani dan meninggalkan daftar absensi di meja
senior. Maklum ngisi absen na'udzubilah capeknya, nulis hal yang sama
diulang-ulang 3 lembar, bayangin!. Biarkanlah. Biarkan sang senior saja yang
mengisi.
Usai mengisi berita
acara dan segala pernak perniknya, saya pun menghampiri meja sang senior.
Maklum, meja antar pengawasnya berjarak ribuan kilometer. Niat hati mau minta
ttd sambil say hay. Saya pun memberanikan diri menyapa sang senior yang masih
berkutat dengan absensi yang sejubung, "Dulu SMP 1 kan?" beliau yang
ditanya tampak bingung dan kemudian mengangguk.
"SMP satu
juga?" tanyanya kemudian.
"Iya, mmm..saya
soalnya kayak pernah kenal.. Familiar. Dulu ikut drumband kan?".
Lagi-lagi sang senior
hanya mengangguk dan tersenyum. Mungkin mikir. "Angkatan tahun
berapa?" tanyanya.
"Lulus 2008" saya menjawab sopan.
"Oh, kelahiran tahun?" mungkin doi bingung
mengaitkan tahun lulus dengan umur saya, "saya tahun 93".
Mendengar itu, si
senior pun tersenyum. Padahal beberapa menit yang lalu, dia habis manggil saya
"ibu" dengan penuh hormat. Mungkin setelah tau umur saya, dia akan
membuang jauh-jauh rasa hormat dan senyum santunnya tadi. Karena pengawas
dilarang chit chat. Maka setelah merasa cukup mengorek informasi. Saya kembali
duduk dan 'mengawas'.
Bel selesai ujian!
Akhirnya! Saya segera mengumpulkan naskah soal. Membiarkan sang senior
mengumpulkan LJK. Entah kenapa, biasanya pengawas mengambil LJK sesuai nomor
urut peserta. Tapi si senior ini tampak dengan santainya mengambil secara acak.
Oh God. Padahal saya mau buru-buru balik ke ruang pengawas, kelaperan.
"Ka" panggil saya panik, "Ko kaka ngumpulkannya ngga
urut?", yang ditanya malah santai luar biasa "nanti ngurutin di depan
aja".
Naskah soal sudah
aman di dalam amplop. Sekarang tinggal menunggu partner yang tampak kewalahan
mengurutkan LJK. Tuh kan.
"Susah
kan?"
"Iya nih.
Biasanya aku urut ko ngambil LJKnya. Tapi ngga tau hari ini" jawabnya,
matanya masih sibuk dengan kertas bertebaran di hadapannya. Tidak peduli dengan
wajah kelaparan disampingnya.
"Jadi telat
ka" sahut saya kemudian.
"Ya ngga ppa sih. Ada alasan buat ngobrol"
"Oh jadi sengaja
nih ngambilnya random"
"Iya"
senior pun tertawa jahil, "kamu dulu SMP kayaknya megang cymbal kan?"
"Eh ingat ya?" saya langsung malu.
"Iya lah. Soalnya
waktu baca nama kamu tadi, familiar sih. Dulu kan aku yang tukang nyatat data
waktu drumband. Pas liat kamu juga, kayak kenal"
Saya pun tertawa,
tidak menyangka seorang yang keliatan cuek macam senior ini masih ingat.
"Saya juga ingat kaka.. Kaka kan drumband pacaran sama itu..siapa.. Ka
Gita"
Senior langsung
cemberut, "Kamu ko ingat bagian itunya aja sih?"
Saya pun menghampiri
mejanya, membantu memeriksa berkas pelengkap lain, "saya kira saya dulu
invisible" saya mengambil 3 salinan daftar absensi dari mejanya.
"Maksudnya?"
"Iya, ngga
keliatan gitu" jelas saya.
"Ngga lah, hapal
ko..." kemudian ia diam sejenak, "...dulu kamu kecil kan, item
lagi..." tawanya "sekarang berubah... Jadi tambah manis" ia
bergumam.
"Hahaha. Alhamdulillah ka. Semenjak kenal sabun
pembersih muka" saya menjawab asal sambil memasukan absensi ke dalam
amplop.
Senior pun tertawa
semakin nyaring, "Ya ngga gitu juga kali"
"Iya loh ka.
Saya kalau sudah kenal sabun pembersih muka waktu SMP, dijamin ngga bakal ikut
drumband"
"Kenapa?"
tanyanya tanpa menoleh, tangannya masih sibuk menyusun LJK.
"Drumband kan
panas-panasan. Bikin item"
Ia mengangguk
membenarkan, "kamu kuliah dimana?"
"UNPAR ka"
"Oh ya" ia
mendongakan wajahnya, alisnya terangkat. "ko ngga pernah ketemu ya"
"Kaka UNPAR
juga?"
"Iya"
"Jurusan
apa?"
"Bahasa
inggris"
Saya pun tidak bisa
menyembunyikan tawa.
"Kenapa? Ngga
nyangka?" tebaknya
"Iya lah.
Seorang kaka yang kayaknya dulu selengean, jadi guru, guru bahasa inggris
lagi!. Mustinya kaka jadi guru olah raga aja, masih ada tampang!"
"Iya nih"
ia tampak malu, "tampang aku harusnya ngambil apa sih?"
"Ya hukum atau pertanian. Semacam itulah"
Senior hanya nyengir.
"First time
ka?" tanya saya sambil memperhatikan senior yang sedang memasukan semua
LJK ke dalam amplop.
"Ngawas?"
"Iya"
"Iya nih pertama"
"Saya juga. Jangan sampai ada yang ketinggalan ya
ka" saya langsung panik. Karena kalau ada LJK yang terlipat atau berkas
ketinggalan kan bakal dimarahin panitia.
"Tenang aja,
nanti kamu yang tanggung jawab"
Lagi-lagi kami
tertawa. Saya pun keluar ruang ujian setelah memastikan semua berkas rapi dan
membiarkan senior di belakang sendirian mengunci ruangan.
Yah walaupun jadi
terlambat 15 menit kembali ke ruang pengawas, seru juga. Well, hari kedua tidak
terlalu buruk saya rasa. Walau tadi pagi sempat gugup mengira salah kostum
lagi. Setidaknya ketemu sama senior gaje macam ini bisa jadi ajang nostalgia
masa SMP.
Ada satu hal yang
saya syukuri. Saya bersyukur dulu masuk 'sekolah yang punya nama'. Karena
banyak sekali orang-orang yang saya temui di masa ini juga berasal dari sekolah
yang sama, misalnya seperti tadi.
Jam kedua berikutnya
saya habiskan di kelas paling jauh. Pojokkan. Dan karena jauh dari lalu lalang
guru, saya bisa main handphone sebentar. Serius, masalahnya cuma satu, ngantuk!
Oh ya, FYI postingan ini dibuat tadi siang sambil ngawas jam kedua loh. Tidak
semua sih, saya cuma menyempatkan nulis satu paragraf kecil, sekedar menyimpan
ide. Heheh. Kemudian sampai rumah baru diedit dan pangkas sana sini.
Yap, selesailah hari
kedua saya. Walau sebelum pulang, sempat malu karena tidak menyadari ada
bungkus kue menempel di sepatu. Dan pahitnya, itu bungkus sudah saya ajak
keliling sekolah. Maigat. Malunya! Tapi hari ini lancar jaya.
Besok rabu, terakhir
mengawas ujian nasional 2016, semoga lancar!! Aamiin ({}) dan semoga siswa
seluruh Indonesia juga lancaar ya ujiannya, termasuk siswa saya yang mungkin
mati kutu di sekolahan sana, jauh dari gurunya. Cium peluk!
(Masih) salam sayang
selalu dari newbie yang sebentar lagi akan meninggalkan gelar 'newbie'nya :*
Sekian.
Komentar
Posting Komentar