Aku mungkin menginginkan banyak hal, tapi ada satu yang pasti, rumah yang hangat.
Aku rindu, makan bersama, saling tertawa.
Aku rindu, bercanda, tanpa ada kesalahpahaman.
Aku rindu, obrolan tanpa penghakiman.
Aku rindu, kehangatan rumahku.
Kalau tak ku dapatkan di kehidupan ini, kapan lagi? Sementara di kehidupan mendatang tak akan pernah ada.
Aku benci, kerumitan.
Aku benci, harus berhati-hati bersikap di depan orang tuaku.
Aku benci, harus memperhatikan mood mereka untuk bahkan sekadar basa basi.
Aku benci, rumahku yang tidak hangat.
Tidak adakah kerinduan dalam dada mereka akan kehangatan?
Kenapa mereka tetap terlihat baik baik saja, bahkan setelah pertengkaran hebat yang terjadi?
Atau setelah amarah dan emosi yang disalurkan dengan tidak tepat?
Apakah rumah yang seperti ini tak apa bagi mereka?
Aku seperti menopang beban di luar kendaliku.
Aku muak.
Tidak bisakah kita sama-sama usahakan rumah itu?
Rumah yang hangat? Rumah yang aman bagi kita untuk beristirahat?
Rumah tanpa penghakiman? Rumah tanpa emosi meledak-ledak?
Rumah ini tidak nyaman bagiku, terasa dingin dan sepi.
Komentar
Posting Komentar