Langsung ke konten utama

Sabtu yang Produktif (?)

Assalamualaikum!

Apa kabar sabtunya?
Apakah lagi malas-malasan? atau kerja? atau melakukan hal-hal yang bermanfaat?

It's really great I can say hi to all of you in this amazing saturday :)) yeay

Belakangan aku buntu banget, aku minggu lalu ikut tes PPPK yang dengan terpaksa ku ikuti... Karena I didn't have any choice, bahasa mudahnya adalah... mau nggak mau harus diikuti.
Panjang banget kalau harus diceritakan disini, yang pastinya dengan berat hati ku ikuti.

Tapi prinsipku adalah ALL IN or NOTHING. Jadi karena aku sudah ikut, aku harus maksimal, semaksimal yang aku mampu. Karena perasaan bersalah dan menyesal pada diri sendiri adalah sesuatu yang aku nggak bisa obatin dan atasin. Sehingga aku bener-bener mengerahkan semuanya disini.

Mulai dari pemberkasan yang aku perhatiin baik-baik, formasi yang sempat bermasalah dan coba aku selesaikan dengan baik, menginput semua data di hari yang baik, sampai aku lolos di pemberkasan dan aku sangat lega ketika itu. Aku janji untuk sungguh-sungguh menggunakan peluang ini dengan belajar dan mempersiapkan diri.

Jauh-jauh hari aku sudah belajar, tapi mungkin faktor umur, stres, dan beban lain, ternyata belajar nggak semudah ketika sekolah dulu ya? Hehe. Aku malah mudah lupa apa yang sudah ku pelajarin sebelumnya, akhirnya aku coba pakai strategi lain, yakni belajar setelah dapat jadwal tes aja.

Dan aku belajar giat, giat banget (tapi versi aku di usia 28)... hihi
Aku belajar seharian sampe sakit, akhirnya aku tidur aja malamnya, daripada aku tambah parah. Paginya aku belajar lagi, sampe sakit lagi, dan malamnya aku balik tidur LAGI. Hehehe

Aku ikut swab antigen yang baru pertama kali aku rasain dan wau, kaget sampe nangis. Xixiixi. Bu ibu dari Kobes juga sekaget itu pas di swab. sampe masker medis ijonya berubah jadi putih. Setelah diusut, ternyata doi bukan sulap ya, tapi saking kaget, shock, terkejut sampe si masker dia pakai kebalik.

Aku kemudian mengerjakan tes selama tiga jam semampunya aku, sebaik yang aku bisa. Andai ada ilustrasi yang menggambarkan aku saat itu, aku persis kayak Gary (siputnya Spongebob) yang di training buat ikutan lomba siput. Aku mentok banget. Kepalaku sudah berdenyut dan mataku udah sepet.

Hingga di menit terakhir semua tes akan ku akhiri, aku mikir "udah segini aja? nyesel nggak? masih ada tujuh menitan lagi, mau dicek ulang gak?" Tapi yaudah, mentok. Jadinya ku tutup aja tesnya. 

Dan voila! Passing grade kompetensi teknis-ku jauh 80 poin dari semestinya. Qadarallah.

I have done my best, I studied, I prayed... Aku udah maksimal. Sehingga apapun yang terjadi, inilah saat yang paling tepat buat? Tawakallah~

***

Tapi namanya juga manusia ya? Manusiawi banget kalau bersedih, capek, dan rasanya kayak dunia gelap banget di depan. Hihi
Aku sangat menaruh harapan yang besar di jalan ini, tapi aku yakin Allah menyiapkan yang terbaik.

Jadi belakangan aku memilih menenangkan diri dan jauh dari hiruk pikuk.

Sampai kemudian aku mencoba untuk berdamai dan memeluk diriku kembali, aku berusaha untuk menjadi diriku lagi yang lebiiihhhhh baik.

***

And here I am ^_^

Menyapa, menulis blog, dan bersemangat!

Aku kemarin alhamdulillah ketemu sebuah reels di IG seorang mahasiswi FK. Dia bikin kayak perjalanan singkat tentang satu tahun dia ngapain aja di FK. Dan inspiratif banget. Aku langsung masyaAllah pengen gitu kayak dia. Dia belajar, dia ngapalin Quran, ikut organisasi, nyari beasiswa, ikut lomba, dan macem-macem. Keren banget.

Aku jujur nggak suka sih organisasi, tapi yang mau aku tiru adalah...aku meniru semangatnya untuk upgrade diri seperti itu.

Akhirnya kemarin aku beli jurnal (karena jurnal lama-ku abis dan aku selalu menunda untuk beli), aku suka nulis di jurnal, just fyi. Hihi
Aku menuliskan semua hal yang aku inginkan di jurnal tsb, salah satunya adalah nabung buat kursus bahasa Inggris suatu saat nanti. Aku juga pengen membagikan banyak hal yang bermanfaat buat sekitar, tapi karena aku bisanya cuman nulis...jadi at least ya aku pengen menulis hal yang lebih terarah dan berguna. Hehe. Daripada sekadar curhat nggak mutu. Makanya lagi-lagi aku menghapus feed IG-ku yang berantakan dan menghapus beberapa tulisan di blog ini yang absurd.

Maaf buat semua plin-plan-nya aku ya? Aku manusia yang setiap harinya tersesat dan berusaha berbenah menuju jalan kebaikan. Ceilah.

Wau panjang bener nih tulisan.

***

Akhir kata (?), aku hari ini mau lebih produktif. Aku lagi berusaha nulis buat ikut lomba (ya Allah bener-bener deh ya, ikut lomba mulu, belum pernah menang. Tapi semoga mulai detik ini menang!) seenggaknya nulis ini biar mengasah otak aja sih (padahal pengen menang. wkwwkkw) ditemani secangkir es kopi Good Day.

Nah kalian, sabtu ini sudah melakukan hal manfaat apa?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Bersyukur

Hari ini aku mengajar. Menjelaskan dengan suara lantang dan tangan yang ku masukkan di saku. Oh ayolah. Jangan kaku begitu. Jangan kamu bilang aku sombong karena gesture ini. Tangan yang dimasukkan ke saku...memang seenak itu! Rasanya letih sekali kalau harus kamu kritik hal itu. Di sela mengajar, Anak anak kelas lain lewat sambil menoleh ke kelasku, bergantian memberikan senyum untukku, atau melambai padaku. Pun ketika aku berjalan di koridor, sapaan, tawa, malu malunya mereka, hal remeh yang ternyata menyenangkan untuk dirasakan :) Semoga semua perlakuan itu tulus dari hati. Dengan begitu, hatiku juga bisa nyaman menerimanya. :) Terima kasih ya Allah. Aku bersyukur.

Kapsul Waktu Part 1 (Teknologi)

Membicarakan masa lalu memang seseru itu. Anak anak kelahiran tahun 90an pasti sangat relate. Tapi tidak banyak yang bisa berlama-lama membicarakan masa lalu lagi saat ini, waktu semakin menghimpit, beban semakin berat di pundak, banyak pekerjaan yang mencapai tenggat. Padahal seandainya mau meluangkan waktu, aku yakin waktu yang dibutuhkan untuk mengupas masa lalu tak akan pernah sebentar. Mari kita bercakap-cakap masa lalu yang luar biasa itu disini saja, sebab kini kita sudah kehilangan banyak kesempatan. Kali ini temanya teknologi, tapi mungkin tidak runut ceritanya, aku minta maaf dulu :D Dan semoga ada kesempatan berikutnya untuk kita membicarakan tema lainnya. *** Aku punya sebuah kotak kardus kecil di lemari, isinya adalah beberapa kenangan di waktu sekolah dulu. Saat aku menyimpannya, aku tak punya maksud apa-apa selain terlalu sayang untuk membuang benda tersebut. Tapi kini aku bersyukur masih memiliki benda-benda itu, aku seperti sedang mengubur kapsul waktu. Benda-benda itu...

Menciptakan Keberanian

Tahapan dalam hidup kadang memang seunik itu. Dan sungguh hidup bukanlah sebuah perlombaan. Setiap manusia memiliki garis waktunya masing masing. Aku menemukan banyak sisi lain dari diriku di tiap garis usiaku, dan itu berbeda dari teman sebayaku. Misalnya aku hari ini, di usia 30 tahunku, aku banyak berani melakukan sesuatu yang dulunya aku merasa malu untuk melakukannya. Hari ini aku senam pramuka bersama teman kantorku, Sekadar informasi, aku dulu tidak suka senam. Karena malu melakukan gerakan senam di hadapan banyak pasang mata yang memandang. Tapi kini, aku suka senam (yang gerakan dan musiknya memang sopan ya). Aku bersemangat melakukannya. Setelah senam, aku merasa free untuk melakukan kegiatan lainnya, aku membawa tali keluar kantor. Ternyata banyak temanku tertarik dan ingin mencoba. Aku akhirnya bermain bersama sama. Aku suka memberanikan diri bermain tali dan mengakui ketidakmampuanku dalam bermain. Dan itu tak apa, kami bersenang senang! Setelah main tali, aku memainkan ru...

Win Some and Lose Some

"That's how it is. You win some you lose some. That's how the world works. I don't have any regrets at all" Suga BTS said after their concert. Sederhananya kurang lebih, untuk mendapatkan sesuatu kita harus siap kehilangan yang lain. Aku merenung sebentar. Maksudku, ku pikir aku yang tidak bisa mengatur waktuku disini. Atau...aku yang salah dalam melangkah. Nyatanya, ini semua hanyalah sebuah hukum alam yang sulit tertampik. Aku sering merasa bersalah meninggalkan rumah dari pagi sampai sore, kemudian di kamar sepanjang malam dan baru keluar kalau lapar. Rasa rasanya, aku tidak mampu kalau harus sekadar bercengkrama selepas maghrib di ruang tivi. Karena kantuk dan penat yang sangat rindu kasur. Apalagi kalau harus bekerja lagi  di rumah, seperti memasak, menyapu dan sebagainya. Di kantor semua energiku terkuras habis, tidak hanya di badan, di pikiran juga, pun di hati juga. Jadi pulang ke rumah, aku hanya ingin mengistirahatkan semua dan kemb...

Nilai Oh Nilai~

Sedang mengerjakan erapor, rutinitas tiap akhir semester. Bagian paling berat adalah menuliskan nilai jujur ke anak anak. Sebenarnya bukan pelit nilai sih, tapi ya apa adanya aja ke anak, dan sebenarnya pun kalau harus apa adanya, nilainya gak akan sebagus itu hahaha Kayak 70 pun jauh kali, realnya gak sampe 70. Terus juga mikirin efek psikologisnya ke anak anak, kalau dikasih nilai segini, nanti gimana ya efeknya? Makin semangat atau gimana ya? Mikir juga, nilai ulangannya jujur atau curang ya? Gak bisa mentah-mentah ngambil nilai ulangannya, kudu ditelusuri juga kesehariannya gimana, aktif gak? Lengkap gak tugasnya? Sama guru lain gimana? Hehehe Jadi kalau ada yang bilang ibu pelit nilai, sini ku kasih lihat real-nya nilai, dan perhitungan matematis dan pertimbangan attitudenya juga. Maka  kamu akan tercengang dengan nilainya :P Dan fyi aja, nilai nilai itu sudah digodok dengan lama, dipikirin minimal tiga kali banget, kadang diubah karena kasihan, kadang diubah karena banyak hal...

Himdeureo

Jalan ini sulit, Apakah akan terasa mudah jika melaluinya bersamamu? Aku sekarang tidak mahir membuat tulisan panjang lebar lagi, mungkin karena aku tidak punya objek dalam tulisan ini. Tak ku tujukan pada siapapun, tak ku sematkan untuk siapapun. Tulisan tulisan tak bertuan. Miliki saja bila kau ingin. *** Aku ada disini. Dalam ratusan tulisan yang bisa kau baca tiap hari. Kau bisa mampir jika ingin. Kau bisa membacanya jika rindu. Seolah aku sedang bercakap di depanmu. Kau bisa membawaku dalam semua kegiatanmu. Saat kau menunggu antrian, saat kau sedang bosan, saat kau akan tidur. Aku selalu ada. Tapi bagiku, kau tidak ada dimanapun. Kau tidak bisa ku temukan dalam apapun. Kau tidak akan pernah hadir walau ku cari bertahun tahun. *** Aku membencimu, sebanyak aku ingin melupakanmu.

B E I N G G R A T E F U L

Aku begitu mencintai setiap fase hidupku. 30 desember 1993 kala itu. Aku terlahir bersama ribuan bayi mungil di luar sana.  Lahir sebagai bayi normal nan sehat. Menghirup udara yang lebih menyejukkan. Merasakan ruang yang lebih lapang. Aku menjadi jawaban yang ditunggu ibu selama sembilan bulan mengandungku. Diperdengarkan adzan sebagai tanda kepatuhan pada Rabb-ku. Diberi nama sebagai doa dan impian ayah ibu. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Setiap detik hidupku, aku dan semua manusia di belahan bumi manapun selalu dijaga malaikat. Di setiap malam kita terbaring pulas, ada doa ibu yang selalu menyelimuti. Dibesarkan dengan untaian doa doa terbaik. Dibahagiakan dengan kebesaran hati Tuhan yang Maha Baik. Diberi makan dan minum dari rejeki yang halal. Dianugerahi nikmat anggota tubuh yang sehat dan lengkap. Dilindungi dengan cinta dan harapan. Direngkuh dengan kasih dan sayang.

Takdir

Ada yang mengejarku selama ini, aku menghindar. Entah apa yang salah, mungkin aku membenci caranya mendekatiku. Setiap perhatiannya memuakkan. Aku juga kebingungan dengan diriku ini. Ternyata memaksakan diri jatuh cinta memang tidak mudah. Mungkin begitulah aku di matamu? Seketika itu aku bercermin. Melihat pantulan diriku yang begitu hebat masih mengejarmu. Mungkin kamu sangat terganggu dan kebingungan menghindariku. Dasar aku, kamu, dan takdir ini.
Mau produktif menulis, tapi makin kesini makin membuncah rasa malasku, Hati yang khawatir, cemas berkepanjangan, tiba tiba datang menyerang, Aku ingin produktif, tapi terlalu malas

Surat Terbuka untuk Kelas XII 2018

Demi menulis apa yang sedang menyesaki kepala, sampai rela meninggalkan soal ulangan yang padahal dikejar deadline. Bismillahirrahmanirrahim... Jadi, malam ini, Nak. Postingan ini ditujukan untuk kalian anak-anak ibu yang lucu dan menggemaskan (pada akhirnya kalian menjadi lucu dan menggemaskan bagi ibu). To be honest , jarang sekali momen paska perpisahan itu baper ya, sampai-sampai tertuang di blog ini. Tapi mungkin dua tahun cukup lah sebagai pertimbangan kenapa kalian agak berkesan hingga akhirnya ibu rela menuliskan surat ini disini.