Assalamu'alaikum para pencinta Korea! ^^
Postingan kali ini didesikasikan penuh bagi Anda pencinta Korea :') dan untuk Anda yang anti-Korea, tolong jangan baca ini, nanti Anda malah galau.
Well... Adakah teman-teman Blogger yang suka nonton drama atau reality show korea? Suka? Suka?
Saya suka banget! Apalagi kalau jalan ceritanya rame dan pemainnya super ganteng *eh.
Nonton drama korea sekarang jadi hal rutin yang saya lakukan. Yayaya...karena nonton sinetron di televisi tanah air sudah terlalu mainstream -____- jalan ceritanya ngambang, dandannya luar biasa, endingnya sudah bisa ketebak, dan demi apa episode ko sampai ratusan, bahkan ada yang ribuan. Itu kalau ada orang yang demen sinetron dan nekat mau download sinetronnya, kasiyan loh, kasiyan kuota sama kapasitas hardisknya. Hehee
Sebenarnya banyak hal menarik yang bisa kita pelajari dari acara tipi korea. Dan di postingan ini akan saya jabarkan lima hal menarik tsb.
1. Budaya Junior-Senior
Nah budaya ini cukup menarik buat saya. Tidak hanya di drama, budaya ini bisa kita temukan di acara reality show-nya semisal RunningMan. Di Korea, usia jadi hal kedua yang ditanyakan setelah nama. Karena dengan mengetahui usia, mereka akan meranking kekuasaan. Tentunya yang paling tua-lah yang jadi pemimpin.
Pada umumnya, junior/ maknae/ rookie diperlakukan seperti pelayan bagi para senior. Kalau ada apa-apa, junior yang kerja. Urusan makanan, junior pasti mendahulukan yang senior, junior harus mau disuruh-suruh, mulai dari beli snack, bawa-bawa barang, mempersilakan duduk, bersih-bersih, dsb. Kalau ada kekacauan, pasti junior yang akan dimarahi habis-habisan. Pokoknya, senior bossy sekali, dan junior tidak punya wewenang untuk melawan atau membela diri. Junior disini biasanya orang yang usianya paling muda, atau kalau dalam perusahaan, mereka itu yang baru masuk/ bergabung di perusahaan tsb.
Pada umumnya, junior/ maknae/ rookie diperlakukan seperti pelayan bagi para senior. Kalau ada apa-apa, junior yang kerja. Urusan makanan, junior pasti mendahulukan yang senior, junior harus mau disuruh-suruh, mulai dari beli snack, bawa-bawa barang, mempersilakan duduk, bersih-bersih, dsb. Kalau ada kekacauan, pasti junior yang akan dimarahi habis-habisan. Pokoknya, senior bossy sekali, dan junior tidak punya wewenang untuk melawan atau membela diri. Junior disini biasanya orang yang usianya paling muda, atau kalau dalam perusahaan, mereka itu yang baru masuk/ bergabung di perusahaan tsb.
Untuk kita yang pertama kali nonton drama atau reality show Korea dan menemukan fakta ini, pasti akan merasa senior disana tidak adil. Itulah yang saya rasakan dulu. Beberapa episode RunningMan yang pertama saya tonton, dengan sangat jelas menggambarkan kasta usia di dalamnya. Karena Lee Kwang Soo (member RunningMan) itu usianya paling muda diantara semua member, dialah yang seringkali di-bully habis-habisan, dia yang paling sering disuruh ini itu, dimarahi, dihina, ditertawakan, dll. Atau misal dalam drama korea seperti She was Pretty, Kim Hye Jin yang ceritanya jadi rookie di perusahaan, harus mau kerja ekstra sampai lembur, disuruh bawa barang yang seabrek, disuruh beliin kopi, dan masih banyak hal lain yang sangat merepotkan.
Lah terus seniornya ngapain?
Senior baru bertugas ketika menyangkut masalah tagihan. Kalau junior mengorbankan lahir dan batinnya untuk melayani para senior, maka senior harus mengorbankan dompetnya yang tebel. Biasanya di Korea, ada budaya makan malam bareng-bareng, atau sekedar minum-minum, nah kalau sudah acara makan-makan seperti ini, semua tanggung jawab dilimpahkan pada senior. Yap! Adil kan? Yah istilahnya sih, urusan tenaga dikasihin sama junior yang masih kuat, sedangkan seniornya yang sudah tua, ngurusin traktiran aja.
Senior disana berarti harus punya uang yang banyak kan ya?
Nah, budaya junior-senior ini seringkali saya praktekan di hidup saya. Kalau saya lagi jalan sama adik tingkat pas kuliah dulu, dan kami makan-makan, biasanya saya-lah yang akan bayar. Itung-itung ngasih makan ke adek sendiri. Sebenarnya lumayan malu sih kalau kita si 'kakak' ngga bisa bayarin makanan mereka. Yah semenjak nonton drama Korea, stigma 'senior harus bayar' itu cukup mendarah daging di hidup saya, makanya suka malu aja kalau urusan makanan aja saya si senior ngga bisa handle.
Dan peran junior saya terapkan di kantor. Di kantor, kalau harus meranking usia, maka saya-lah yang paling muda. Maka disini saya akan dengan senang hati membantu para senior saya. Memang sih, tidak ada senior yang bossy macam di Korea, disini perintahnya palingan dimintain tolong ngetik soal buat ulangan, ngeprint, benerin komputer yang layarnya sering mati sendiri, nyariin file yang mendadak ngilang dari folder, rename file, ngatur spasi di ms word, screen print gambar kubus, download kunci jawaban, download kisi-kisi tes SBMPTN, ngecek formula di ms excel, download video youtube, instal aplikasi buat pasang hotspot gratisan, benerin nama yang ngga nongol ketika di print, sampai nulis SMS isinya kunci jawaban dari 1-50. Heheh. :'D what a nice!
2. Budaya Makan Besar
Disana sepertinya ngga pernah pelit soal makanan. Sarapan, makan siang, sampai makan malam selalu ditemani dengan makanan yang ngga sedikit. Pasti capek ya jadi ibu rumah tangga disana, masaknya banyak banget. Selain itu, porsi makan satu orang juga banyak. Saya kayaknya bakal gendut kalau hidup disana.
Tapi, budaya makan ini keren. Karena mereka masak banyak, mereka juga bisa berbagi banyak. Sering kan kita lihat mereka ngajakin tamu atau kerabatnya makan bareng?
3. Ngga Jijik-an
Ini apaan coba ;p
Hehe... ah maksudnya disini adalah, sering kali dalam drakor dan reality show kita lihat adegan mereka makan sama-sama. Hal menariknya adalah, mereka ngga jijik-an satu sama lain. Mereka sering terlihat langsung mengambil makanan dari panci menggunakan sumpit atau sendok bekas makan mereka. Nah kalau kita mungkin akan risih, kan? Tapi mereka justru baik-baik saja. Mereka juga sering berbagi minuman dari botol yang sama, pakai sumpit dan sendok yang sama, dan lain-lain. Lah kalau jaman esde dulu? Mau minta minum aja, musti dilap-in dulu kan bibir botolnya, kekeke.
Tapi kalau kita, jangan coba hal ini deh, soalnya banyak kan orang yang risih dan merasa ngga nyaman soal berbagi makanan? Lagian kalau kita ngambil sayuran dari panci besar pakai sendok makan kita, wah bakal diomelin ibu deh, soalnya bisa berpotensi bikin sayur cepet basi. Kalau di Korea, mereka masak untuk dihabisin saat itu juga, jadi aman-aman aja kalau mau mengambil makanan dengan sendok kotor, ngga bakal basi. Nah kalau kita, kadang masak buat seharian, sarapan, makan siang, dan makan malam dengan lauk yang sama, hehe, makanya daripada basi kan?
Dan yang perlu diingat, mungkin kita juga jangan mencontoh kebiasaan ini. Karena penggunaan sendok makan yang sama berpotensi menularkan penyakit, ya kan? Makanya lebih baik dihindari saja.
4. Nonton Sambil Belajar
Yap. Nonton sambil belajar bahasa inggris. Karena nonton drama hampir tidak terlalu bermanfaat, maka mari kita buat agar acara nontonya jadi bermanfaat. Ya misalnya gini, nonton drama dengan subtitle bahasa inggris. Hehe
Kewalahan? Awalnya memang begitu, kadang harus beberapa kali pause demi nyari artinya di kamus. Tapi lama kelamaan akhirnya jadi terbiasa. Malahan sekarang rasanya aneh kalau nonton drama korea atau reality shownya kalau ngga pakai sub inggris. Ceileh >,< Nih saran bagus buat kalian yang mau belajar bahasa inggris. Silakan belajar dengan cara ini. Dari pengalaman saya selama nonton pakai sub bahasa inggris, saya jadi hapal beberapa kosa kata dan istilah yang biasa dipakai dalam percakapan informal loh. Ini sangat membantu :)
5. Woo Bin Oppa~
And the last, hal menarik dari drakor adalah Kim Woo Bin Oppaaa! Yuhuuu (loh)
Yap, itulah lima hal menarik yang bisa didapatkan dari nonton acara Korea. Buat kalian yang suka, selamat melanjutkan hobinya, dan buat kalian yang ngga suka, jangan coba-coba suka, nanti ketagihan :D Tapi jangan nonton berlebihan ya :)
Sekian...happy fasting :)
Comments
Post a Comment