Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2019

Tak Bisa Memiliki~

Apakah yang engkau cari, tak kau temukan di hatiku? Apakah yang engkau inginkan, tak dapat lagi ku penuhi? Begitulah aku, pahamilah aku. Mungkin aku tidaklah sempurna, tetapi hatiku memilikimu sepanjang umurku. Mungkin aku tak bisa memiliki dirimu seumur hidupku. - Samsons

Adab

Hikmah hari ini... Dalam proses serah terima ilmu, ada adab yang harus ditunaikan. Bagaimana adab terhadap guru atau bagaimana adab terhadap ilmu itu sendiri. Bila salah satunya atau bahkan keduanya tidak terpenuhi, maka wajar prosesnya kemudian menjadi terhambat. Jadi, kalau ada dari siswa merasa tidak bisa paham apa yang sudah diajarkan gurunya, baiknya ia introspeksi diri. Sudahkah ia beradab terhadap gurunya? Sudahkah ia beradab terhadap ilmu yang disampaikan gurunya? Karena sekeras apapun sang guru mendidik dan mengajar, kalaulah siswanya tidak beradab, maka ilmu itu sampai kapanpun tidak akan pernah bisa menyentuh kalbu si anak. Atau bahasa mudahnya adalah, ilmu itu tidak lagi berkah. Allah telah mencabut keberkahan ilmu dari diri si anak. Mungkin kedepannya, si anak tetap mendapat pekerjaan dan hidup yang baik walau ia tak beradab pada gurunya. Namun, kita tidak pernah tau keberkahan apa yang telah Allah hilangkan dalam hidup anak tadi. Karena telah me

Luka

Semoga kamu tidak lupa, bahwa guru yang seringkali kamu caci dan kamu rayakan ketidakhadirannya sejatinya hanyalah manusia. Mereka pun punya perasaan dan kerap terluka. Maka tidakkah kamu menyadari itu? Bahkan atas semua kecewa dan lelah yang mereka terima darimu, tak satupun doa keburukan untukmu. Terbersit pun tidak. Lantas kenapa kamu dengan mudahnya mendoakan sesuatu yang tak baik menimpa mereka? Semoga hari ini bapak sakit, semoga hari ini ibu tidak masuk. Tak jarang kamu pun melabeli mereka, memberikan mereka julukan, menyematkan gelar tak pantas untuk mereka. Mungkin bagimu mereka tak lebih dari seseorang yang 'berprofesi' guru. Padahal, bekerja tanpa hati itu nihil. Andai kamu mengetahui, Nak. Ada lisan lisan mereka yang tak henti mengharap kebaikan bagimu. Andai kamu mengetahui, Nak. Ada hati yang mereka lapangkan demi nakalmu. Dan andai kamu mengetahui, Nak. Ada tangis yang mereka simpan rapat demi luka yang kamu gores dalam diri mereka.

Wahai Hati

Wahai hati yang terlampau sensitif. Tak apa kau marah, Manusiawi. Tak apa kau kecewa, Manusiawi. Tak apa kau bersedih, Manusiawi. Tak apa kau menangis, Manusiawi. Bahkan, tak apa kau berhenti, Manusiawi. Wahai hati yang memang rapuh. Aku tau ini sangat tak mudah. Mengingat semua hal yang kau lakukan demi mereka, atas nama Tuhanmu dan profesionalitasmu. Aku tau kau terluka, untuk semua balasan yang kau dapat yang justru mengiris sukma. Mungkin kau tak butuh tepuk tangan itu, predikat, atau ucapan terima kasih dari siapapun. Kau hanya ingin dimengerti dan dipahami bahwa kau bekerja sekeras itu bukan hanya karena kau dibayar. Ya kau kerja karena dibayar. Bukankah semua orang memang bekerja untuk uang? Munafik bila mereka menyangkalnya. Tapi kalaulah hanya uang yang dicari, banyak pekerjaan yang menghasilkan uang lebih berlimpah. Kau bisa mendapatkannya dengan semua kualifikasimu. Dan kalaulah uang yang kau cari, kau tak perlulah selelah itu b