Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2021

Perbandingan Duka

Dulu ketika daftar ulang kampus, aku ke Palangka sama bapak. Ternyata... Nggak mudah. Aku nangis sendirian di hotel. Merasa bersalah dan takut. Bersalah karena merepotkan bapak yang harus 4 jam perjalanan ke Palangka naik motor. Bersalah karena bapak harus capek kayak gitu. Bersalah karena ibu di rumah cemas.  Takut karena merasa asing dan takut karena sendirian.  Kemudian aku membandingkan. Susah mana sama temenku yang kuliah di Jerman? Dibanding aku yang jarak 4 jam aja. Sementara di Jerman sana, kalau mau balik, nggak mudah perjalanannya. Buktinya dia kuat? Mampu? Bisa?  Kenapa aku lemah? Setelah membandingkan itu, akhirnya aku... Berusaha menanggung semua pilihan yang ku tempuh dengan gagah berani.  *** Sama seperti malam ini.  Aku nangis karena rindu Mayam.  Satu satunya cara adalah membandingkan... Susah mana dengan selebriti Korea yang rela jauh dari keluarganya demi jadi trainee atau ikut audisi dimana mana? Kamu kira mereka nggak rindu keluarga mereka?  Beginilah hidup. Harus

Patah Hati

Daritadi pagi nyoba sibuk. Sibuk beresin rumah, nyimpenin barang barang, milah baju kotor buat dicuci besok, buang sampah, cuci piring, terus maghrib ini sampe beberapa menit yang lalu ngubekin laptop. Apa aja dihapus. Foto yg dobel, video gak penting, file gak kepake dan sebagainya.  Udah bersih... Nyoba nonton. Belum mulai, udah di-stop-in. Nonton yang lain... Tapi gak fokus... :) Sebenernya hati aku tau, kenapa aku seharian kayak orang kelebihan energi. Aku beneran nggak mau ada waktu diem, bahkan semenit... Soalnya aku tau... Kalau pas diem kayak sekarang ini, bisa nangis juga. Hihi. Kangen. Rasanya kayak masih di kamar sebelah.  Kangeeen banget sama anak sholehahku si Mayam.  Sejak Mayam berangkat tadi pagi, adekku galau. Kangen katanya. Mau Mayam. Mau Mayam.  Aku sok kuat aja, karena kalau aku juga ikutan mewek kan nanti siapa yang nguatin kami?  Aku sambil ngelapin lantai berusaha bilang "nggak papa, Mayam kan mau kumpul sama abinya. Kasian masa disini kepisah terus?"

:')

Semua orang akhirnya cuman perlu teman cerita. Postingan sebelum ini cerita tentang Mayam si mbak bayik yang gemoy, yang besok mau balik ke rumahnya. Selama 9 bulan disini, sedih banget rasanya kalau harus pisah. Tapi kan mbak bayik mau ketemu ayahnya. Kenapa aku egois :( Btw, gimana cara ngilangin mata sembap dalam semalam? Besok pagi harus fresh soalnya. Zzzz

Go for Good

Kenapa harus bersedih? Bukankah di dunia ini semua akan ada akhirnya?  Kenapa kita menginginkan kekekalan, padahal semua ini hanya fana semata. Jangan menangis, ia pergi demi bahagianya.  Jangan menangis, ia pergi karena memang sudah kodratnya.  Jangan menangis, ia pergi demi kebaikannya.  Jangan menangis, ia pergi demi bertemu keluarganya.  Kalau aku lemah, dan menunjukkan kelemahanku, yang tersisa di rumah ini sisa tangis dan lara.  Aku harus kuat, agar mereka tau bahwa tidak ada yang memang perlu ditangisi.  Kita harus melepas dengan tawa dan bahagia, karena memang begitulah semestinya.  Fiuh. 

Song Hwa - Ik Jun

Penggemar berat Hospital Playlist dari season 1. Sekarang season 2 yang anehnya tetap rame dan semakin rame.  Hari ini cerita didominasi sama pasien yang sepuh yang menjalani pengobatan di rumah sakit. Termasuk ibunya Song Hwa yang ternyata baru ketauan sakit parkinson.  Selama ini Song Hwa profesional banget, sampe mengutamakan kerjaan terus. Bahkan dia terganggu ketika ibunya terlalu mencampuri urusannya. Tapi terganggunya masih batas manusiawi ya, Song Hwa baik kok.  Tiba tiba Song Hwa dapat kabar kalau ibunya sakit parkinson stadium 1, dia langsung down, nyesel dan sedih beberapa hari.  Bagian menariknya adalah... Aku juga sering berada di posisi Song Hwa. Dan aku ngerti banget gimana ketika itu perasaan down dan kehilangan semangat hidup.  Walau aku seringkali keganggu sama cerewetnya ibu aku, atau kepo-nya bapak, aku akhirnya selalu nangis ketika mereka sakit, meski cuman flu. Aku membatalkan semua janji, juga mengabaikan kerjaanku, dan ngurung diri di kamar. Cemas dan khawatir s

Ilusi

Sekilas tak ada yang aneh dengan tatapan gadis itu, namun semakin lama matanya berbinar penuh harap, senyumnya mengembang, membuat pipinya menggembung lucu. Gadis yang sedang jatuh hati pada seseorang. *** Jatuh hati tidak pernah salah, ekspektasi yang tercipta setelahnya lah yang bermasalah. Hanya seorang pemuda yang kita lihat dari apa yang ia tampakkan. Hatinya tetap rahasia. Keluarganya pun kita tidak tau konfliknya. Kita terus menciptakan ilusi, mengabaikan semua kemungkinan buruk. Lama kelamaan semua menjadi obsesi tak sehat. Bahkan patah hatinya pun terasa memilukan. Padahal hanya berawal dari suka dan kagum. Tapi ilusi kita yang menguasai setelahnya. Kita seakan mensugesti diri sendiri bahwa kita sangat mencintainya. Padahal hanya kenal dari jauh, tapi merasa begitu dekat hanya karena sedikit interaksi dengannya. Mengira ia sebaik itu, mengira pemuda itu begitu sempurna. *** Itulah mengapa cinta sepihak memang tidak baik, Percayalah.

Masa Kejayaan yang Perlahan Redup

Pagi itu hiruk pikuk kelas lebih nyaring dari hari biasa. Pasalnya hari ini hari pembagian rapor yang menegangkan. Beberapa siswa bahkan nekat duduk manis di area ruang guru, demi mencuri dengar informasi lebih dulu. Kemudian waktu yang ditunggu-tunggu tiba, suara speaker menggema sampai sudut sudut sekolah, mengumpulkan kerumunan putih abu abu di lapangan dalam sekejap mata. Semua masih bisik bisik ramai, hingga bapak kepala sekolah berdehem di mikrofon, menyampaikan sambutan. Seluruh keramaian tadi sirna, semua hening mendengarkan dengan seksama. Tak berapa lama, pengumuman itu mengudara. Juara kelas yang diagung-agungkan. Gegap gempitanya, seremonialnya, juga konflik iri-dengkinya. Hehe Begitulah kesenangan anak sekolah teladan, saling berbangga dengan prestasinya. Membanggakan juara kelas, juara menyanyi, juara menari, juara kebersihan kelas, juara basket, juara debat, atau juara 17an sekalipun. Sorak sorai bahagianya terbawa sampai esok hari. Kehidupan sekolah yang hanya sekali di

TemanSehatChallenge

Assalamu'alaikum gengs! Postingan ini ditujukan buat kalian yang sudah muak sama kehidupan kesehatan kalian yang buruk dan pengen berubah jadi lebih baik. Hari ini aku mau bikin challenge buat kalian, silakan masing-masing menantang diri sendiri selama 40 hari. Challenge-nya apa? 1. Minum air putih minimal 2 liter 2. Harus sudah tidur jam 9 malam (boleh jam 10) 3. Minum infused water (air rendaman buah/sayur) 4. No fast food or junk food 5. No chocholate 6. Bangun pagi lebih awal 7. Mengurangi/ nggak mengonsumsi sama sekali makanan dalam kemasan (a.k.a instan) semisal biskuit, keripik, permen, dsb. 8. Mengurangi gula putih (banget) 9. No caffeine 10. Mengurangi/ menghindari makanan berlemak, seperti susu sapi, keju, mentega, dll. 10 aja dulu... 40 hari lagi kita tambahin ya! Hihi Challenge ini super berat buat kalian yang niatnya masih kesana kemari. Challenge ini sangat berat buat kalian yang belum pernah ngerasain sakit, sampai akhirnya kalian rela menukar kebahag

Start Over

Bismillah memulai kembali. *** Tidak mudah sampai pada titik ini. Semua pilihan pilihan yang muncul di masa lalu, hingga langkah kakiku terhenti di sini, ternyata bukan perkara remeh temeh. Menemukan passion, menjalani dengan berani, menikmati tiap detiknya, meluruskan niat agar passion itu kemudian bermanfaat, sungguh bukanlah hal yang mudah :) Meyakinkan diri bahwa menulis itu self healing , meyakinkan diri bahwa menulis apapun itu 'normal', dan tidak perlu malu, minder, kecil hati, Meyakinkan diri bahwa menulis itu bisa menjadi inspirasi atau membuka sudut pandang baru bagi orang lain, meyakinkan diri bahwa menulis itu adalah bagian dari diriku, dan meyakinkan diri untuk meyakini itu semua ternyata sulit juga. Tapi dengan semua up and down yang terjadi dalam hidupku, akhirnya aku membuka lembaran baru lagi untuk memulai kembali. Tidak ada yang salah dengan menulis apapun, bahkan menulis sebuah tulisan patah hati sekalipun :') Semangat aku dan kalian semua!