Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2021

Memaafkan Diri Sendiri

Sesulit sulitnya memaafkan kesalahan orang lain, lebih sulit lagi memaafkan diri sendiri.  Pernahkah kalian memikirkan betapa kadang kita bersikap kejam pada diri sendiri?  Pada semua hal yang pernah kita lakukan di masa lalu,  Semua dosanya,  Semua khilafnya,  Semua pilihan hidupnya,  Tiba tiba semuanya menyeruak dalam ingatan tanpa ampun.  Yang membuat kita tertunduk sedih dan menyesal.  Sebab semua perkataan kita, kebodohan, kekanak kanakannya kita, Kita bersedih. "Kenapa aku dulu seperti itu?" ratap kita dalam hati.  Seolah setelah meratap itu, kita bisa mengubah kenyataan pahit yang kita alami.  Padahal... Andai kita bisa bersikap ramah pada diri ini :)  *** Kita yang nerd, cupu, culun di masa lalu, it's doesn't matter. Apa yang salah?  Mungkin kita secara tidak sengaja membuka akun Facebook kita lagi, dan semua foto beberapa tahun lalu muncul. Kemudian kita risih dan merasa malu karena foto foto itu terasa aneh saat ini.  "Kenapa dulu bajuku gitu?" &qu

Hoax "WA Keluarga"

Bismillahirrahmanirrahim Sambil sarapan, sambil nulis blog.  Sekolah sudah tatap muka selama tiga minggu. Alhamdulillah sejauh ini nggak ada masalah yang berarti. Eh tapi baru aja mikir begitu, tiba tiba ada sentilan yang lumayan mengganggu. Darimana ya memulai nulis emosinya. Hihi Nggak deh. Becanda Jadi, untuk membuka sekolahan di masa pandemi gini aja, rutenya nggak mudah.  "Oh kalau nggak mudah, ya nggak usah dibuka!" Celetuk seseorang yang otaknya dangkal.  Ya, gimana ya Sayang. Kalau sekolahnya online terus, nanti orang tua siswa tambah ngedumel karena beberapa dari mereka beranggapan guru makan gaji buta. Atau ngedumel karena mesti bayar SPP padahal anaknya nggak sekolah . Juga ngedumel karena anaknya semakin menambah beban keluarga karena nggak berguna berguna banget ketika di rumah.  Untuk mencegah pemikiran liar seperti itu, akhirnya melalui rapat dan diskusi sana sini, kami memutuskan untuk mengajukan sekolah tatap muka.  Sampai sini paham nggak?  Untuk merealisa

Batuk Uhuk Uhuk :D

Bapak batuk lagi setelah sekian lama gak batuk.  Jauh sebelum corona nyebar, bapak memang sudah sering batuk. Maklum dulunya perokok aktif.  Tapi sejak ada corona gini, aku jadi berkali lipat cemas. Mana bapak udah tua. Takut banget.  Cuman kan takdir Allah tu baik ya? Kita hanya perlu berhusnudzon. Bahwa apapun yang Allah gariskan adalah yang terbaik. Dan insya Allah kita mampu menjalaninya. :( Dulu bapak walaupun udah diingetin kayak gimana, tetep aja suka ngerokok. Prinsipnya kayak perokok kebanyakan. Ngerokok atau nggak, kalau mati ya bakal mati.  Tapi hampir semua perokok dengan prinsip itu, mereka akhirnya juga menelan prinsip itu diam diam.  Kayak bapak, semenjak sakit parah akhirnya berhenti juga ngerokok. Cuman ya sejak itu, nanti ada waktunya batuknya kumat, sampe beberapa hari. Kemudian reda...  Pas lagi kumat, aku selalu tidur gak nyenyak. Selalu malam itu kebangun karena bapak batuknya gak berenti kalau udah tengah malam.  Aku sedih dan gak bisa lanjut tidur... Nanti kalau