Pergulatan batin antara ego dan larangan Allah membuatku selalu maju mundur dan mencari celah. Sejatinya aku begitu mencintai momen hari kelahiran. Entah momenku atau momen orang terdekatku. Aku ingin merayakannya dengan baik. Walau hanya sepotong kue cokelat dan ucapan syukur. Namun, hari kelahiran tampak dilematis. Perbedaan pandangan yang mengatakan boleh kalau hanya sekadar perayaan syukur, ada pula yang melarang habis habisan. Sehingga sejak usia 25 tahunku mungkin, aku sudah berusaha mengikhlaskan melewati hari itu dengan "biasa". Walau ku akui, satu ucapan selamat terasa sangat istimewa, apalagi kalau menerima hadiah buah cinta dan sayang, atau apa saja bentuk perhatian yang diberikan di hari itu. Sejak itu pula, aku berat hati melewatkan ucapan pada orang terdekatku dan tidak menghadiri acaranya. Cukup ragu juga untuk memberikan kue atau hadiah. Walau akhirnya aku berusaha tetap membelikan mereka. *** Dan insya Allah tanggal 30 desember kali ini, usiaku 30 tahun. Rasa
"Kalau engkau bukan anak raja, dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis" (Imam Al Ghazali)