Skip to main content

Waktu Istirahat

Sepuluh tahun yang lalu mungkin, atau lebih, aku memperhatikan tetanggaku yang berangkat kerja setelah sahur. Dia mengemudikan truknya untuk mengangkut dan mengantar barang. Jarak antarnya mungkin jauh, sepertinya di luar kota. Dia adalah perantau dari Sumatera. Pindah bekerja ke Kalimantan menjadi supir truk.

Saat itu aku membatin, hebat sekali hidupnya.

Mungkin bagi sebagian orang, ini adalah hal yang biasa. Tapi bagiku luar biasa.

Sebab aku terlalu mendewakan waktu istirahat tidurku. Sehingga waktu sehabis sahur yang bisa dipakai istirahat itu, justru tetanggaku pakai untuk mulai bekerja, tentu menurutku adalah hal yang 'hebat'. Udara subuh yang menggigit membuat siapa saja ingin menarik selimutnya. Tapi mereka yang berperang melawan rasa kantuk dan godaan ingin tidur adalah orang orang yang rajin.

Termasuk supir truk tetanggaku itu, orang orang yang berdagang di pasar subuh, atau semua orang yang memulai aktivitasnya di waktu subuh. Aku berdecak kagum.

Pun kepada ibuku, semua ibu atau istri di muka bumi ini. Mereka selalu bekerja 24 jam. Di saat rasa lelah mendera, mereka tetap merawat suami dan anak anaknya. Mendahulukan kepentingan keluarganya. Bangun paling pagi untuk masak. Tidur paling larut setelah mengerjakan pekerjaan rumah. Aku berharap, aku bisa dibantu suamiku nanti. Sehingga aku bukan orang yang satu satunya bekerja di dalam rumah dan melewatkan waktu istirahatku. Huhu

Dan satu lagi, marbot masjid.
Bahkan sejak SD ku rasa, atau SMP, aku telah menyimpan kekagumanku pada para marbot masjid.

Waktu sahur, mereka harus membangunkan orang orang untuk sahur. Waktu subuh juga, harus bersiap untuk menyambut adzan subuh. Masya Allah kan? Aku salut pada semua yang tidak malas. Waktu sahur itu kan sekitar pukul 3 pagi. Apakah dalam hidup mereka tidak ada rasa malas ya? Tidak sepertiku yang sibuk membenamkan diriku semakin dalam di kasur.

Tulisan ini akhirnya ku tulis juga, setelah berpuluh tahun hanya membatin.
Ku tulis setelah mandi dan mengeringkan pakaian. Hari ini ramadhan, dan aku mulai aktivitas bekerja lagi. Aku bersyukur pekerjaanku tidak mengharuskan aku bangun sangat pagi. Pekerjaanku dimulai pukul 6.45 pagi. Untuk beberapa kesempatan tertentu, malah aku bisa dapat jadwal agak siang, sekitar pukul 8 pagi. Alhamdulillah banget... :)

Dan kini pukul 5.49. Ah! Dilema.
Kalau bersiap sekarang percuma, akan terlalu pagi sampai ke kantor.
Jadi? Kalian tau kan maksudku?
Aku akan berselimut dulu ya, dan kita ketemu beberapa puluh menit lagi. Hihi...

Selamat ramadhan
Dari aku yang mencintai istirahatku💜

Comments

Popular posts from this blog

Semua Aku Dirayakan💜

Terkadang hal sepele untuk kita, bisa sangat berharga bagi yang lain. Ditulis di hari jumat, sehari sebelum hari guru. Hari yang ku takuti :') Hari guru menjadi sakral untukku setelah aku jadi guru, 7 tahun yang lalu. Sejak itu, tiap bait lagu hymne guru selalu bermakna. Merayakan hari guru seyogyanya bukanlah kewajiban siswaku, tapi entah kenapa aku terluka bila mereka tak merayakannya bersamaku. Aku benci perasaanku ini. Aku minta maaf telah membebani mereka. Dan teman sejawatku pun begitu. Mereka bilang, "anak anak tidak perlu kasih hadiah, eh tapi kalau tidak dikasih kok sedih juga. Lihat yang lain dikasih, kok aku tidak". Begitulah hati guru, fragile nan rapuh.  Sebenarnya bukan kadonya yang membuat hari guru spesial, tapi melihat usaha mereka merayakan hari guru, membuatku terkesan. Anak anak boleh mengatakan, "ibu maaf tidak membelikan kado, kami sayang ibu, selamat hari guru", itu pun tak apa. Aku menyukainya. Anak anak boleh hanya mengucapkan, boleh mem

Paska Ujian Kompre

Bismillah... telah menyelesaikan ujian komprehensif selama tiga puluh menit dengan baik. You are really doing fine! :) Setelah menerjang badai di akhir desember sampai pertengahan maret, yang ternyata masih menyisakan hujan lebat hingga bulan mei kemarin, aku sungguh basah kuyup dan kedinginan. Tapi aku bertahan, bahkan dengan kekuatanku yang tidak seberapa, aku memberanikan diri ikut PPG. Masya Allah. Kalau diingat-ingat, kuasa Allah sangat besar padaku :') Perjalanan yang sangat sangat tidak mudah. Hm...sekian intronya ya. Hihi.  *** Anyway, sebelum ujian komprehensif hari ini, selasa malamnya temen temen di grup kim A ada beberapa yang bermaaf-maafan. Disitulah aku mulai sedih juga. Karena aku baru pertama kali menjalani pendidikan ini (dan ku rasa semua orang juga menjalani yang pertama dan terakhir kalinya), aku clueless untuk tau setelah ini tahapannya apa, setelah ini bagaimana, dll. Tapi sepertinya setelah ini ya kami akan pe-pe-el dan bakal masuk di kelompok yang lebih kec

Tulisan oleh Ust. Salim A. Fillah

Tulisan ini keren dan heart warming. "Mainkan Saja Peranmu, Tugasmu Hanya TAAT kan?!" Oleh : Salim A. Fillah Ketika ijazah S1 sudah di tangan, teman temanmu yang lain sudah berpenghasilan, sedangkan kamu, dari pagi hingga malam sibuk membentuk karakter bagi makhluk yang akan menjadi jalan surga bagi masa depan. Mainkan saja peranmu, dan tak ada yang tak berguna dari pendidikan yang kau raih, dan bahwa rezeki Allah bukan hanya tentang penghasilan kan? Memiliki anak-anak penuh cinta pun adalah rezeki-Nya. Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?