Kadang bukan kita tidak bersyukur, hanya hidup terlalu menyakitkan untuk selalu dijalani dengan ceria.
Banyak lembaran hidup yang memang perlu disabari.
Kita bukannya ingin mengeluh, tapi selalu berpikiran positif di tiap ujian hidup kurasa adalah hal yang mustahil.
***
Nabi juga pernah menangis, pernah berduka, bahkan tahun Nabi berduka itu di-notice. Nabi juga manusia yang bisa merasakan emosi sedih. 'Ām al-Ḥuzn/'Aamul Huzni, juga disebut Tahun Kesedihan adalah sebuah tahun dalam penanggalan kamariyah saat meninggalnya istri Nabi Muhammad, Sayidah Khadijah serta pamannya Abu Thalib yang juga berperan sebagai pengasuh dan pelindungnya. Paman Nabi meninggal dalam keadaan musyrik, inilah yang membuat Nabi juga sangat terpukul.
Fase menyakitkan juga hadir dalam hidup Nabi, yang sekaligus menjadi pengingat bahwa memang begitulah sunatullah kehidupan.
Kadang kita bahagia, kadang kita berduka.
***
Di jumat sore hari ini yang mestinya aku banyak berdoa, aku justru menangis sedih, sampai tulisan ini ku tulis pun aku terus menitikkan air mata.
Merasa hidup orang lain enak, merasa hidupku sengsara.
Perasaan terluka karena mengingat dulu pernah dirundung.
Padahal sudah bekerja begitu giat dan tulus demi hidup yang lebih baik, demi hidup keluarga yang lebih baik, namun dijatuhkan oleh lingkungan dan keadaan yang tidak sesuai harapan.
Perasaan kesepian dan sangat memerlukan support system.
Karena di usia yang ketigapuluh ini masih belum menemukan teman hidup yang baik.
Dan...
Merasa gagal di banyak hal.
Ya Allah, aku sangat bersedih saat ini :(
Ya Allah balutlah luka ini dengan sebaik-baik kesembuhan dariMu.
***
"Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, 'Kapankah datang pertolongan Allah?' Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat"
Komentar
Posting Komentar