Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2025

Manusia Manusia yang Bahagia

Hari ini kamu ulang tahun. Keluargamu menjanjikan makan malam bersama dan membawakan hadiah yang sangat indah. Bagaimana perasaanmu sejak kamu membuka mata di pagi hari? Ah rasanya walau matahari masih malu malu dan bersembunyi di balik mendung, kamu bahaaaagiaaa sekali. Bahkan dengan hujan yang mengguyur deras pun, hatimu tidak kelabu. Sebab ada kebahagiaan di hari ini. *** Hari ini gajian. Bahkan disertai dengan bonus juga. Sejak pagi, matamu berbinar binar. Sarapan telur mata sapi yang agak gosong pun kau telan dengan suka cita. Tak apa katamu, hari ini kamu bahagia. Motor butut yang agak mogok dan terbatuk. Ah hal kecil. Di kepalamu sudah menari nari barang yang akan kau beli setelah nanti menerima gajian dan bonus itu. Rasanya hari ini langkah kaki kurusmu begitu ringan. *** Hari ini orang tuamu yang sakit beberapa waktu lamanya, akhirnya dinyatakan pulih total dan boleh pulang dari rumah sakit. Setelah kamu merawat beliau jatuh bangun, sampai badanmu ikut juga sempoyongan, kini s...

Pagi Hari~

Pagi hari yang ku lalui, kini membuatku terlanjur nyaman. Duduk sendirian di kantor sepagi itu saat masih belum ada satu orang pun yang hadir, kecuali Aldi satpam. Mendengar deru motor anak-anak saja atau suara langkah kaki yang mereka seret tiap berjalan. Tanpa ada satu orang pun selain aku di kantor. Tidak perlu ada interaksi, hanya aku dan diriku yang setengah mengantuk. Sarapan dulu, mendengarkan lagu, kipasan, sambil scroll sosial media. Sesimpel itu. Alhamdulillah gaji UMR + tunjangan wau. Hehe Fiuh Btw, bensinku belum terisi, mau mencoba beli bensin di POM baru dekat sekolah, tapi kenapa aku takut? Haha

Sibuklah

Sibuklah, Sampai keseharian orang lain yang ia bagikan lewat unggahannya tak lagi menyita perhatianmu. Sibuklah, Sampai curhatan mereka di sosial media berikut emosi yang menguar tak mampu mengganggumu. Sibuklah, Sampai kau ada di titik bodo amat dan tak penasaran pada apa yang mereka bahas dengan suara sekecil mungkin di ruangan itu. Sibuklah, Sampai kau temukan bahwa hidupmu lebih berharga ketimbang drama hidup mereka. Sibuklah, Sampai pertemuan mereka yang tak melibatkanmu tidak lagi kau ambil pusing. Sibuklah, Sampai tiap foto yang mereka abadikan tanpamu, tak membuatmu risau sedikitpun. Sibuklah, Sampai segala pencapaian orang lain hanya kau jadikan sebagai pemecut semangatmu, alih alih kau justru sandingkan dengan ketertinggalanmu. Sibuklah, Sampai kau mulai fokus membuat daftar panjang apa yang ingin kau lakukan, kau capai, dan kau raih. Sibuklah, Sampai semua rumor atau gosip di muka bumi ini tak lebih menarik daripada tangga-tangga kemajuan yang mulai kau pijak. Sibuklah, Dan ...

Buku

Aku cuma mau memposting foto ini. Kemarin saat ke pameran buku, ku temukan dua judul buku ini berdampingan. Aneh sekali. Btw itu kenapa tanganku kayak kuli gitu ya😭

Tulus

Lagu Tulus, Interaksi dan Jatuh Suka. Dua lagu yang menemani saat mengingatmu. Lagu ini sempurna menjadi milikmu dan memorinya. Semua lagu ada orangnya. Semua orang, ada lagunya. Seperti QTPI yang memiliki lagu BTS Boy with Love dan Lebih Indah-nya Adera. Ah. Sekarang kamu pun pergi. Tiap kali lagu itu diputar, rasanya memori melihatmu terkenang. Bagaimana aku jungkir balik salah tingkah. Kepergianmu menyisakan banyak hal, salah satunya aku yang masih belum lapang. Tapi kalaupun kamu tak pergi, mungkin aku jua yang harus pergi. Sebab kita memang tak baik bersama beriringan. Takdir yang memilukan di antara kita. Seperti takdir yang memisahkan Na Hee Do dan Back Yijin. Hidup memang semengejutkan ini ya!

Jadi Guru Itu...

Jadi guru dulu ku kira pekerjaan yang gampang sekali. Ternyata sulitnya minta ampun! *** Cita cita pertamaku jadi guru. Sebab jadi dokter atau perawat terlalu berisiko. Sejak aku kecil aku sudah menyadari diriku tidak mampu mengemban tanggung jawab seberat itu. Maka ku putuskan aku akan menjadi guru. Entah kenapa rasanya menyenangkan, melihat bapak ibu guruku dulu di depan kelas. Maka disinilah aku, sedang menikmati sarapanku di ruang kantor yang sepi di hari senin pagi, dalam balutan pakaian seragam dinas.  Ternyata setelah satu dekade aku mengajar, aku tak hanya mengajar. Aku juga jadi detektif, jadi hakim, perawat, psikolog, jadi apa saja semua ku kerjakan demi melindungi anak anak. Melindungi yang diartikan secara luas ya, melindungi yang tidak bisa diartikan secara gamblang oleh pemikiran anak anak. Hari ini aku menemui lagi, kasus anak anak yang menderita stres berat, sampai panic anxiety . Mungkin karena aku pernah mengalaminya, aku tau bagaimana mengatasinya. Tapi banyak p...

Berhasil Berani (Lagi)

Belajar sendirian di kafe. Tema hari ini :) Ruang persegi panjang yang tidak terlalu lebar, tidak ramai, tidak gelap, dan tidak terlalu terang. Kafe yang tepat untuk orang introvert seperti aku. Playlist lagunya indah, tapi tertabrak dengan volume tv pegawainya yang lebih nyaring. Hm. Baru hari ini dari 32 tahun hidupku, aku sendirian di kafe. Duduk manis cukup lama. Ambiencenya sempurna untuk beristirahat dari panasnya dunia luar. Dingin, dan udaranya cukup bersih daripada asap knalpot yang membumbung di jalanan. Ah. Aku berhasil berani hari ini :) Anyway, aku juga tadi berani mengutarakan keresahanku pada rekan kerjaku perihal anak anak. Aku padahal sudah lama memendam... Karena ku pikir semua akan baik baik saja. Tapi terlalu lama untuk denial, bahwa sebenarnya keadaan memang tidak baik. Hm Tak apa, akui itu, dan beranilah :)