Bismillahirrahmanirrahim...
Singkat saja.
Ada hal penting yang ingin aku sampaikan padamu.
Semoga berguna.
Hidup itu tak jauh-jauh dari yang namanya perubahan. Bila tidak hari ini, mungkin esok lusa.
Dan hati kita, tidak ada yang tau bagaimana persisnya. Bahkan diri kita sendiri pun masih kebingungan dengan isi hatinya masing-masing.
Waktu berputar.
Setiap dari kita kadang merasa terjebak dalam hidup yang 'belum baik'. Kemudian kita memutuskan berhijrah.
Bagus.
Bukankah memang begitu seharusnya?
Aku pun 'berhijrah'. Dan terus berhijrah.
Namun ada satu hal yang sudah ku alami, yang mungkin belum atau sedang kamu alami.
Fase yang terlalu rentan. Fase yang serba tidak nyaman.
Fase apa itu?
Fase ketika kita 'baru' berhijrah dan sedang bersemangat sekali dengan semua perubahan tersebut.
Saking semangatnya, kita ingin semua sahabat kita, semua keluarga kita, dan semua orang di sekeliling kita turut merasakannya.
Dalam sekejap, semua akun sosial media kita ramai dengan kutipan Al Quran, Hadist, atau sirah Nabawiyah. Atau tak jarang tulisan kita sendiri yang mengomentari keadaan ummat Islam saat ini.
Kita juga sering mengunggah video one minute booster dari ustadz favorit kita. Kadang juga video tentang keadaan di Suriah atau negara Timur Tengah yang lain yang saat ini mengalami krisis moral.
Pokoknya sibuk. Seru. Semangat yang berapi-api.
Aku ingin seperti Al Fatih, gumammu. Aku ingin seperti Umar bin Khatab, mimpimu.
Dan masih banyak lagi.
Layaknya anak laki-laki ingusan yang baru saja diberi kuota internet unlimited untuk main game online. (Menyesuaikan keadaan jaman now ya analoginya).
Tapi sayang seribu sayang, kamu mendapati bahwa ternyata mereka, sahabatmu, keluargamu, kerabatmu, tidak seantusias kamu. Justru mereka mencemooh kamu. Mengucilkan kamu. Kamu dicap sebagai 'intoleran'.
Ah kecut hati ini, bukan?
Duhai surga, aku ingin duduk di dalamnya bersama semua yang aku cintai.
Tapi orang yang ku cintai malah abai padaku.
Bagaimana aku bisa membawakan surga pada mereka, sementara mereka mengutukku habis-habisan dan menjauhiku?
Jangan bersedih. La tahzan. Innallaha ma'ana. Ada Allah bersama kita.
Bagi kalian yang pernah, atau sedang terperangkap dalam fase ini, mungkin kalian sedang mengangguk membenarkan.
Ketahuilah. Fase ini lumrah, dan boleh aku katakan 'pasti' terjadi pada kita yang barusan berhijrah.
Kuncinya sebenarnya hanya dua. Sabar dan shalat.
Bersabar saja sayang. Semua perlu proses. Kamu jangan pernah memaksakan sesuatu kepada orang lain. Kamu harus berikan mereka waktu. Sebagaimana teman shalih/ahmu yang lebih dulu berhijah, bukankah mereka juga memberikanmu waktu?
Apa jadinya kalau mereka memaksakan kepadamu untuk segera berhijrah? Pastilah kamu pun merasa tak nyaman bukan?
Sabar... Rangkul saudara seakidahmu tanpa harus menyeret mereka. Biar mereka jalan sendiri. Sabar... Tetap doakan mereka dan ingatkan mereka dengan cara yang baik.
Begitulah seharusnya akhlak dalam berdakwah.
Kalau ada saudarimu yang belum berhijab, jangan kemudian kamu mengiriminya video azab karena tidak berhijab. Tapi, coba kamu belikan dia hijab syari yang cantik. Minta dia memakainya, puji dia, dan terus doakan.
Kalau ada saudaramu yang tidak shalat, ajak dia ke masjid shalat berjamaah. Jangan kamu menakutinya dengan neraka. Dia pun tau betul. Ajak sajalah. Kalau dia tidak mau, tak apa. Doakan saja. Besok ajak lagi. Besok ajak lagi. Begitu terus sampai nanti dia yang duluan mengajak kamu.
Sayang, hijrah itu luar biasa. Tapi tidak semua merasakan nikmatnya. Kalau kamu sudah berhijrah, ini saatnya kamu menunjukkan perubahan apa yang kamu dapat setelah hijrah. Kamu harus menjadi pribadi yang lebih baik, dan lebih lembut tentunya.
Banyak orang yang bermanhaj lurus, tapi keras dalam bersikap kepada sesama, sehingga yang lain takut. Dan banyak orang yang menyimpang, namun lembut perangainya, sehingga orang yang lain nyaman bersamanya.
Maka kita, aku dan kamu, tolong lunaklah. Sebarkan islam dengan cinta dan sayang.
Sikap kasar mungkin akhirnya bisa merubah seseorang, tapi kelembutan lebih menenangkan.
Ya?
Hihi.
Semoga postingan ini membantu.
Ps: Dan kamu sayang, andai saat ini kamu belum berhijrah, semoga detik ini kamu memutuskan berhijrah.
Memang semua perlu waktu, tapi waktu kita tidak banyak.
Harus hijrah dimulai darimana? Mulailah dari memperbaiki shalatmu.
❤
Comments
Post a Comment