Langsung ke konten utama

Talking about Kpop/Kdrama

Assalamu'alaikum :)



Sebenarnya dulu pernah menulis hal ini, tapi ku delete dan akhirnya tidak terpublish, karena too much negative energy di dalam tulisannya. Hehe

Kali ini aku akan coba menulis dengan riang dan objektif.
Ku tulis di sela maghrib dan isya, semoga kelar.

Kpop, Korean Drama, dan semua hal tentang Korea.
Itu bahasan kita hari ini.

Aku menulis ini dari perspektifku tentunya, mungkin terasa memihak.

Sejujurnya, Korean wave sudah ada sejak aku SMA kelas X, sekitar tahun 2008.
Sebut saja TVXQ, SNSD, dan Super Junior sudah menjamah beberapa teman-temanku saat itu. Aku pribadi jujur kurang tertarik, karena sulit mengakses acara Korea-nya dan lebih suka berebut menonton TV di rumah. Di saat Tiara (temanku) seringkali menonton dari HP Nokia yang cukup terbilang canggih di jamannya, aku masih tidak terlalu tertarik. Aku sempat mengintip film yang booming dari HPnya dan meminta dikirimi. Tapi kalian taulah ya, sulit sekali transaksi film atau lagu dengan modal HP-ku yang kapasitasnya tidak seberapa, bahkan Flashdisk kebanggaanku saja hanya berkapasitas 128 MB, maka sulit sekali untuk bisa menggandrungi Korean wave juga.

Akhir dari semua kesulitan itu, aku berhasil juga meminta lagu Badboy milik Rain dan film Baby and Me. Saat pertama kali menonton Baby and Me, tau tidak apa yang ada di pikiranku?
"Ya Tuhan pemain ceweknya cantikkkkkk banget dan cowoknya astaga kok bisa ada orang secakep dan sebersih itu?"
Bener-bener terkesima dan terpana! Untung belum menonton Suju. Hehe

Anyway, karena semua kesulitan itu aku tidak terlalu jatuh ke dalam Korean wave.

Kadang kalau senggang, aku bisa menonton Jewel in the Palace di Indosiar, Sassy Girl, atau serial Dong Yi (apalah ya judulnya lupa). Tapi itu juga curi curi waktu, karna meleng sedikit, channel akan berganti ke acara lain.

Hingga ketika aku kuliah, dan semua akses tersedia, aku mulai menggemari Drama Korea dan Variety Show-nya.
Kenapa?
Ya karena worth it lah.

Mulai dari penggarapan film, drama, maupun variety show-nya yang totalitas. Kualitas cerita, kamera, pemain, dan episodenya yang lekas rampung (sekitar 16 episode).
Ambil contoh drama Goblin, syuting dengan kualitas kamera yang mumpuni, syuting di luar negara dan no tipu tipu, cerita yang fresh, efek CGI yang halus, dan cepat selesai. Eurachacha Waikiki yang konyol, The Fiery Priest genre crime tapi comedy-nya dapat, Reply series dan Hospital Playlist yang keren banget pelajaran hidupnya. Atau untuk film, sebutlah Train to Busan, Miracle in Cell No 7 yang berlinang air mata, Wedding Dress sama bikin sesenggukkan. Coba deh kalian tonton.

Sebagaimana aku suka film/drama Korea, aku juga suka film Indonesia, India, Thailand, Cina, atau barat. Hanya saja untuk film Indonesia, kebanyakan yang terbaru adalah horor, dan aku tidak suka horor. Untuk barat, kalian tau kan terlalu banyak hal pornografi dan alurnya yang terburu-buru, aku kurang bisa memahami ceritanya. Walau kalau ditanya, aku suka film barat seperti Maleficent, Haunted House, Incredible, Coraline, Scooby Doo, dan Final Destination.
Anyway, apapun negaranya, asalkan film/dramanya seru, aku suka!
Film Thailand, First Love, Teacher's Diary, Pee Mak, ATM error, lucu semua!

Film China yang dibintangi Stephen Chow, semua hampir pernah aku tonton dan ngakak. Atau film India yang pemainnya Shahrukh Khan, semua sudah ku tamatkan.

Ini bukan tentang Korea-nya, ini tentang isi film/dramanya.

Dan kebetulan, diantara semuanya, Korea yang paling gercep dalam menghasilkan Film/Drama dengan cerita yang baru dengan kualitas yang bagus.
Pun sama untuk menghasilkan musik, mereka juga juara.

Terlepas dari komentar jahat yang berpandangan "Alah Korea apa bagusnya?", "Kok suka sih sama cowok yang dandan?", "Mereka aja oplas, suka banget sama plastik", dan semua komentar lainnya. Aku jujur belajar banyak hal dari semua itu.

Boyband SuJu, tentang bagaimana mereka tetap melibatkan Heechul padahal ia tidak lagi bisa menari karena kecelakaan dan kakinya dipasangi logam. Tentang bagaimana mereka tetap saling support dan mendukung. Belajar bagaimana Heechul yang lebih memilih menjadi MC ketimbang ikut konser, padahal ia talented. Belajar tanggung jawab dari seorang Lee Teuk sang leader.

BTS, sebuah boyband yang baru aku lirik tahun lalu, padahal mereka sudah 7 tahun debut. Kalian tau alasan aku suka BTS? (padahal sudah pernah aku tulis di postingan sebelumnya, mohon ijin menjelaskan ulang), karena musiknya easy listening dan liriknya hampir semua ditulis oleh leader mereka yang isinya aku banget. Lagu tentang perjuangan, perjalanan kesuksesan, love yourself, dan berbagai motivasi yang healing.

Dibanding (mohon maaf), lagu yang saat ini trend dan isinya pornografi? Atau lagu yang aji mumpung memanfaatkan kata yang tengah viral? Lirik yang kebanyakan nyeleneh. Apa yang bisa dipetik dari lagu seperti itu?

Aku suka Kpop, tidak melulu suka semua, hanya suka BTS dan SuJu.
Banyak juga yang aku tidak suka, karena beberapa hal.

Jangan dikira aku tidak suka lagu lokal? Aku tetap suka lagu Indonesia juga, karya milik Sheila on 7, Chrisye, Derby, Tulus, Feby, Fiersa, Melly Goeslaw, Kahitna, Project Pop, astaga banyak banget malah! Lagu Rhoma Irama juga oke, sarat makna.

Untuk Kdrama, aku juga belajar, belajar mengenal ilmu kedokteran, hukum yang berlaku disana, manner junior-senior mereka, rasa toleransi mereka, struggle mereka dalam pekerjaan, cara mereka bertahan di tengah semua tekanan, dan belajar bahasa Inggris tentunya (banyak yang ku tonton dalam subtitle Inggris).

Aku belajar dari variety show Running Man dan Run BTS, tentang bagaimana mereka berkompetisi untuk memenangkan lomba, tapi tetap berlapang dada menerima kekalahan, mengucapkan selamat dengan tulus pada pemenangnya, menertawakan kekalahan dirinya, yang I know that's not easy. Belajar bagaimana memperlakukan junior-senior, membawakan barang mereka, berbagi tugas, membayar tagihan makan, membelikan cemilan, mengalah, dan sebagainya.

Pelajaran apa yang bisa ku petik dari variety show kita yang terlalu banyak drama, umpatan, makian, zoom in zoom out, gosip, membongkar aib, pamer kekayaan, dsb?

Oke apapun itu kurasa aku tetap tidak berhak mencampuri selera orang lain, kan?

Setiap orang berhak menyukai sesuatu, entah mereka mengekspresikan terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.
Ada yang suka One Piece, Naruto, Conan, Doraemon, Hamtaro, Upin Ipin, Nusa Rara, Toy Story, ya terserah kan?
Selera dan kesukaan itu pure dari dalam diri, dan kita sangat tidak berhak mendikte, menjudge, memprovokasi, bahkan mengganggu.

Pernah ada yang suka One Piece kemudian ku cemooh?
Tidak.
Buat apa?

Semua hal akan menjadi baik, tergantung bagaimana kita menyikapi dan memandangnya dari sudut pandang yang positif.

Somehow, banyak orang yang depresi, lelah, suntuk, sakit, yang menggunakan ini sebagai hiburan, pelarian, motivasi, dan alasan mereka untuk semangat. Moodbooster sebutannya.
Berapa banyak orang depresi yang bisa tertawa karena menonton acara variety show?
Berapa banyak yang menemukan inspirasinya setelah mendengar lagu menyenangkan?

Mungkin hidup kalian mudah, sehingga kalian tidak perlu seperti itu kan?
Tapi di luar sana banyak yang hidupnya berat.
Dan mereka tidak memiliki teman atau keluarga yang bisa mereka ajak bertukar pikiran, mereka takut jadi beban, sehingga mereka menonton film/drama, mendengarkan lagu untuk meringankan beban mereka.

Tidak serta merta mereka yang menyukai hal-hal seperti ini adalah orang yang tidak beragama. Kejauhan mikirnya, Sayang.
Mereka tetap ibadah. Bagi ummat Muslim juga, mereka tetap mengkaji Al Qur'an. Mereka tetap ikut majelis. Mereka malahan lebih rajin dari kalian jangan-jangan? Walau mereka masih suka nonton MV Boy with Luv, mereka selalu rutin baca dzikir pagi petang. Hehe. Malah kalian yang nyinyir, justru shalatnya sering absen. Huhu

Luka orang lain kita tidak tau.

Jangan merusak kesenangan orang lain, Sayang. Kita kan manusia. Kalau kalian anggaplah mengingatkan mereka karena menurut kalian mereka sudah berlebihan menggemari sesuatu, kalian ingatkan dengan cara yang hikmah. Bukan nyinyir, nyindir begitu. Sakit hati yang membacanya.
Sudah mereka melalui semua luka dunia ini seorang diri, senangnya mereka malah kalian usik.
Menurutku, itu tidak bijak untuk dilakukan.

Apapun yang ku tulis ini, mungkin kalian anggap pembelaan.
Nay.
Bukan sih tepatnya.

Ini hanya pengingat bagi kita, aku dan kalian, untuk belajar toleransi dan menghargai sesama. Memanusiakan manusia. Maksudku, ketika kalian tidak suka KPop, fine, tidak apa apa, tidak masalah.
Tapi tolong jangan mencaci mereka dengan mengatakan mereka plastik, homo, suka dandan, lebay, dan hal hal negatif lainnya. Kan mereka manusia juga, kalian pun manusia.

Ah ya, last but not least.
Sejujurnya aku sedang berusaha mengurangi semua hal di atas. Menonton drama/film Korea, India atau darimana saja, juga mengurangi mendengarkan musik. Tapi semua kan berproses. Jangan kalian mengira aku sefanatik itu pada hal seperti ini. Aku juga berusaha, berjuang berlepas diri. Berusaha memanfaatkan sisa waktuku dengan hal yang lebih berat timbangan kebaikannya :)

Kalau kalian melihat aku memposting tentang Kdrama atau Kpop, pardon me.
I am a human :')

Biar bagaimanapun, menonton dan mendengarkan kajian ustadz Hanan Attaki jauh lebih bernilai kan? hehe
Tulisan kali ini hanya sebuah reminder dari seorang penyuka hiburan, bukan sebuah pembelaan. Semoga kalian bisa memahami maksudnya dengan baik.

Love aja, tidak suka war :D

PS: Jangan benci Kpop, nanti malah jatuh cinta. Malu :3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Win Some and Lose Some

"That's how it is. You win some you lose some. That's how the world works. I don't have any regrets at all" Suga BTS said after their concert. Sederhananya kurang lebih, untuk mendapatkan sesuatu kita harus siap kehilangan yang lain. Aku merenung sebentar. Maksudku, ku pikir aku yang tidak bisa mengatur waktuku disini. Atau...aku yang salah dalam melangkah. Nyatanya, ini semua hanyalah sebuah hukum alam yang sulit tertampik. Aku sering merasa bersalah meninggalkan rumah dari pagi sampai sore, kemudian di kamar sepanjang malam dan baru keluar kalau lapar. Rasa rasanya, aku tidak mampu kalau harus sekadar bercengkrama selepas maghrib di ruang tivi. Karena kantuk dan penat yang sangat rindu kasur. Apalagi kalau harus bekerja lagi  di rumah, seperti memasak, menyapu dan sebagainya. Di kantor semua energiku terkuras habis, tidak hanya di badan, di pikiran juga, pun di hati juga. Jadi pulang ke rumah, aku hanya ingin mengistirahatkan semua dan kemb...

Himdeureo

Jalan ini sulit, Apakah akan terasa mudah jika melaluinya bersamamu? Aku sekarang tidak mahir membuat tulisan panjang lebar lagi, mungkin karena aku tidak punya objek dalam tulisan ini. Tak ku tujukan pada siapapun, tak ku sematkan untuk siapapun. Tulisan tulisan tak bertuan. Miliki saja bila kau ingin. *** Aku ada disini. Dalam ratusan tulisan yang bisa kau baca tiap hari. Kau bisa mampir jika ingin. Kau bisa membacanya jika rindu. Seolah aku sedang bercakap di depanmu. Kau bisa membawaku dalam semua kegiatanmu. Saat kau menunggu antrian, saat kau sedang bosan, saat kau akan tidur. Aku selalu ada. Tapi bagiku, kau tidak ada dimanapun. Kau tidak bisa ku temukan dalam apapun. Kau tidak akan pernah hadir walau ku cari bertahun tahun. *** Aku membencimu, sebanyak aku ingin melupakanmu.

Aku Bersyukur

Hari ini aku mengajar. Menjelaskan dengan suara lantang dan tangan yang ku masukkan di saku. Oh ayolah. Jangan kaku begitu. Jangan kamu bilang aku sombong karena gesture ini. Tangan yang dimasukkan ke saku...memang seenak itu! Rasanya letih sekali kalau harus kamu kritik hal itu. Di sela mengajar, Anak anak kelas lain lewat sambil menoleh ke kelasku, bergantian memberikan senyum untukku, atau melambai padaku. Pun ketika aku berjalan di koridor, sapaan, tawa, malu malunya mereka, hal remeh yang ternyata menyenangkan untuk dirasakan :) Semoga semua perlakuan itu tulus dari hati. Dengan begitu, hatiku juga bisa nyaman menerimanya. :) Terima kasih ya Allah. Aku bersyukur.

Menciptakan Keberanian

Tahapan dalam hidup kadang memang seunik itu. Dan sungguh hidup bukanlah sebuah perlombaan. Setiap manusia memiliki garis waktunya masing masing. Aku menemukan banyak sisi lain dari diriku di tiap garis usiaku, dan itu berbeda dari teman sebayaku. Misalnya aku hari ini, di usia 30 tahunku, aku banyak berani melakukan sesuatu yang dulunya aku merasa malu untuk melakukannya. Hari ini aku senam pramuka bersama teman kantorku, Sekadar informasi, aku dulu tidak suka senam. Karena malu melakukan gerakan senam di hadapan banyak pasang mata yang memandang. Tapi kini, aku suka senam (yang gerakan dan musiknya memang sopan ya). Aku bersemangat melakukannya. Setelah senam, aku merasa free untuk melakukan kegiatan lainnya, aku membawa tali keluar kantor. Ternyata banyak temanku tertarik dan ingin mencoba. Aku akhirnya bermain bersama sama. Aku suka memberanikan diri bermain tali dan mengakui ketidakmampuanku dalam bermain. Dan itu tak apa, kami bersenang senang! Setelah main tali, aku memainkan ru...

Kapsul Waktu Part 1 (Teknologi)

Membicarakan masa lalu memang seseru itu. Anak anak kelahiran tahun 90an pasti sangat relate. Tapi tidak banyak yang bisa berlama-lama membicarakan masa lalu lagi saat ini, waktu semakin menghimpit, beban semakin berat di pundak, banyak pekerjaan yang mencapai tenggat. Padahal seandainya mau meluangkan waktu, aku yakin waktu yang dibutuhkan untuk mengupas masa lalu tak akan pernah sebentar. Mari kita bercakap-cakap masa lalu yang luar biasa itu disini saja, sebab kini kita sudah kehilangan banyak kesempatan. Kali ini temanya teknologi, tapi mungkin tidak runut ceritanya, aku minta maaf dulu :D Dan semoga ada kesempatan berikutnya untuk kita membicarakan tema lainnya. *** Aku punya sebuah kotak kardus kecil di lemari, isinya adalah beberapa kenangan di waktu sekolah dulu. Saat aku menyimpannya, aku tak punya maksud apa-apa selain terlalu sayang untuk membuang benda tersebut. Tapi kini aku bersyukur masih memiliki benda-benda itu, aku seperti sedang mengubur kapsul waktu. Benda-benda itu...

B E I N G G R A T E F U L

Aku begitu mencintai setiap fase hidupku. 30 desember 1993 kala itu. Aku terlahir bersama ribuan bayi mungil di luar sana.  Lahir sebagai bayi normal nan sehat. Menghirup udara yang lebih menyejukkan. Merasakan ruang yang lebih lapang. Aku menjadi jawaban yang ditunggu ibu selama sembilan bulan mengandungku. Diperdengarkan adzan sebagai tanda kepatuhan pada Rabb-ku. Diberi nama sebagai doa dan impian ayah ibu. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Setiap detik hidupku, aku dan semua manusia di belahan bumi manapun selalu dijaga malaikat. Di setiap malam kita terbaring pulas, ada doa ibu yang selalu menyelimuti. Dibesarkan dengan untaian doa doa terbaik. Dibahagiakan dengan kebesaran hati Tuhan yang Maha Baik. Diberi makan dan minum dari rejeki yang halal. Dianugerahi nikmat anggota tubuh yang sehat dan lengkap. Dilindungi dengan cinta dan harapan. Direngkuh dengan kasih dan sayang.

Nilai Oh Nilai~

Sedang mengerjakan erapor, rutinitas tiap akhir semester. Bagian paling berat adalah menuliskan nilai jujur ke anak anak. Sebenarnya bukan pelit nilai sih, tapi ya apa adanya aja ke anak, dan sebenarnya pun kalau harus apa adanya, nilainya gak akan sebagus itu hahaha Kayak 70 pun jauh kali, realnya gak sampe 70. Terus juga mikirin efek psikologisnya ke anak anak, kalau dikasih nilai segini, nanti gimana ya efeknya? Makin semangat atau gimana ya? Mikir juga, nilai ulangannya jujur atau curang ya? Gak bisa mentah-mentah ngambil nilai ulangannya, kudu ditelusuri juga kesehariannya gimana, aktif gak? Lengkap gak tugasnya? Sama guru lain gimana? Hehehe Jadi kalau ada yang bilang ibu pelit nilai, sini ku kasih lihat real-nya nilai, dan perhitungan matematis dan pertimbangan attitudenya juga. Maka  kamu akan tercengang dengan nilainya :P Dan fyi aja, nilai nilai itu sudah digodok dengan lama, dipikirin minimal tiga kali banget, kadang diubah karena kasihan, kadang diubah karena banyak hal...

Selamat Berpisah, Tuan

Selamat berpisah, Tuan Terima kasih karena menyempatkan singgah ke pelukan gadis malang sepertiku, Terima kasih untuk antusiasmu yang hanya sebentar, Terima kasih telah membawakan aku sebongkah harapan yang merekah, Terima kasih sebab menjadi mimpi baikku sampai sekarang. Kamu benar Tuan, kurasa ini karmaku, Karena telah menyia-nyiakanmu, Karena berbohong padamu dan pada perasaanku, Aku sedikit menyesal, Tuan. Mestinya aku mengaku. Tapi apakah itu akan mengubah hari ini? Apakah dengan kejujuranku, kamu tidak akan pergi? Aku meraba-raba, kenangan kita di masa lampau, Kamu hadir di saat aku sangat terjebak dalam kubangan gelap pikiranku, Kamu menawarkan cinta tulus nan sederhana. Lantas, semudah itu perasaanmu berubah Tuan Apakah tak ada sedikit pun rasa yang tertinggal? Aku memang gadis bodoh. Benar aku bagus dalam pelajaran, Tapi sangat bodoh dalam perasaan, Aku ingin membencimu Tuan, Tapi hatiku berontak, Penat. Selamat berpisah, Tuan Aku mengikhlaskanmu. Aku tak apa. Sudah biasa. Han...

Menelan Kekalahan

Kini aku tau, dampak yang harus ditanggung dari kalimat sederhana yang sering didengungkan, kalimat "yang penting ikut". Ternyata tidak sederhana kedengarannya. Berawal dari menggugurkan kewajiban, berakhir pada totalitas tanpa batas atas nama tanggung jawab dan idealisme. Aku diminta membimbing lomba. Aku sangat tidak tau apa apa, belum pernah ikut sama sekali. Dan kalau dipikir pikir, bukan bidangku juga. Tapi semua guru di muka bumi ini juga mengalami hal serupa. Sering lintas bidang yang dikuasai. Lulusan apa, tiba tiba mengajar apa. Ternyata hal seperti itu sudah jadi makanan sehari-hari. Singkat cerita aku mengerahkan seluruh tenaga, waktu, pikiran, bahkan uangku. Tapi tak apa. Aku akan melakukan yang terbaik. Begitu juga anakku, dia harus mendapatkan bimbingan yang terbaik dari aku. Dia juga bahkan harus mendapat dukungan moral (yang aku sendiri tertatih tatih memupuk diriku) setiap waktu. Aku mempelajari dengan seksama isi juknis, aku mempelajari semua material yang k...
Mau produktif menulis, tapi makin kesini makin membuncah rasa malasku, Hati yang khawatir, cemas berkepanjangan, tiba tiba datang menyerang, Aku ingin produktif, tapi terlalu malas