Skip to main content

Apresiasi Diri dan Bersyukur

Bismillahirrahmanirrahim... 

Kehabisan lembar diary dan belum sempat hunting lagi, insyaAllah kalau ada kesempatan nanti beli. 

Alhamdulillah buat semua hal. 
Bapak ibu sehat. 
Adik sehat. 
Pupus sehat lincah dan lucu. 
Punya stok habasyi oil untuk bulan depan.
Punya stok madu sampai akhir bulan ini. 
Senin kemarin pulang sekolah nggak pusing (biasanya sering pusing, entah karena kena panas matahari terlalu lama atau gimana). 
Punya stok makanan kucing sampai minggu depan. 
Paketan lagi dikirim dari Surabaya, moga besok udah nyampe. 
Punya temen baik dan tulus. 
Punya insentif dari Prakerja sampai bulan Desember (aku termasuk karyawan yang kena pemotongan gaji fyi). 
Punya paket data sampai bulan depan. 
Punya pendapatan dari les privat (les privat perdana setelah vakum dua tahun lalu). 
Punya kerjaan. 
Punya tempat tinggal. 
Punya makanan. 
Punya badan sehat. 
Alhamdulillah akhirnya punya tabungan :(

Masya Allah tabarakallah buat semua nikmat yang seringkali nggak ku terimakasihi. 

Btw, malam ini aku ngobrol sama diriku, hati ke hati. :)
Hingga aku akhirnya sampai pada titik, berserah. 
Semuanya rencana Allah... Aku hanya perlu percaya bahwa apapun yang terjadi (setelah aku berusaha) semua hak Allah. 

Aku nggak lagi berada di titik 'pengen bunuh diri' seperti tiga empat bulan yang lalu. Entah kenapa. Mungkin karena belakangan aku berusaha membahagiakan diriku sendiri dengan cara sederhana, misal nonton drama favoritku, tidur pagi, makan, bikin jus atau es jeruk, minum madu jahe, donasi, beli skin care, nabung, bikin es kopi, jajan, belanja di sopi, dsb. Sesederhana itu. 

Malam ini istirahat. Besok insya Allah berkegiatan lagi. Semoga kehidupanku semakin membaik :')

Ah ya, jujur aku agak tertekan karena sampai di tahun kelima aku kerja, aku belum punya apapun sebagai tabungan. 
Tapi aku selalu menyadarkan diri, bahwa... Setidaknya uangku tidak terbuang percuma untuk diriku saja. Semoga hatiku menjadi tentram dengan ingatan ini. 
Dan semoga kekhawatiranku hilang. 

Bukan karena boros, tapi ada prioritas dalam hidupku. 
:) 

Kalian bisa menuliskan hal seperti ini dalam catatan kalian, bahwa selama ini kalian telah melakukan dan memiliki banyak hal baik. Jadi, sayangi diri kalian yang telah berkorban dan berusaha sehebat ini. 

Comments

Popular posts from this blog

Semua Aku Dirayakan💜

Terkadang hal sepele untuk kita, bisa sangat berharga bagi yang lain. Ditulis di hari jumat, sehari sebelum hari guru. Hari yang ku takuti :') Hari guru menjadi sakral untukku setelah aku jadi guru, 7 tahun yang lalu. Sejak itu, tiap bait lagu hymne guru selalu bermakna. Merayakan hari guru seyogyanya bukanlah kewajiban siswaku, tapi entah kenapa aku terluka bila mereka tak merayakannya bersamaku. Aku benci perasaanku ini. Aku minta maaf telah membebani mereka. Dan teman sejawatku pun begitu. Mereka bilang, "anak anak tidak perlu kasih hadiah, eh tapi kalau tidak dikasih kok sedih juga. Lihat yang lain dikasih, kok aku tidak". Begitulah hati guru, fragile nan rapuh.  Sebenarnya bukan kadonya yang membuat hari guru spesial, tapi melihat usaha mereka merayakan hari guru, membuatku terkesan. Anak anak boleh mengatakan, "ibu maaf tidak membelikan kado, kami sayang ibu, selamat hari guru", itu pun tak apa. Aku menyukainya. Anak anak boleh hanya mengucapkan, boleh mem

Paska Ujian Kompre

Bismillah... telah menyelesaikan ujian komprehensif selama tiga puluh menit dengan baik. You are really doing fine! :) Setelah menerjang badai di akhir desember sampai pertengahan maret, yang ternyata masih menyisakan hujan lebat hingga bulan mei kemarin, aku sungguh basah kuyup dan kedinginan. Tapi aku bertahan, bahkan dengan kekuatanku yang tidak seberapa, aku memberanikan diri ikut PPG. Masya Allah. Kalau diingat-ingat, kuasa Allah sangat besar padaku :') Perjalanan yang sangat sangat tidak mudah. Hm...sekian intronya ya. Hihi.  *** Anyway, sebelum ujian komprehensif hari ini, selasa malamnya temen temen di grup kim A ada beberapa yang bermaaf-maafan. Disitulah aku mulai sedih juga. Karena aku baru pertama kali menjalani pendidikan ini (dan ku rasa semua orang juga menjalani yang pertama dan terakhir kalinya), aku clueless untuk tau setelah ini tahapannya apa, setelah ini bagaimana, dll. Tapi sepertinya setelah ini ya kami akan pe-pe-el dan bakal masuk di kelompok yang lebih kec

Tulisan oleh Ust. Salim A. Fillah

Tulisan ini keren dan heart warming. "Mainkan Saja Peranmu, Tugasmu Hanya TAAT kan?!" Oleh : Salim A. Fillah Ketika ijazah S1 sudah di tangan, teman temanmu yang lain sudah berpenghasilan, sedangkan kamu, dari pagi hingga malam sibuk membentuk karakter bagi makhluk yang akan menjadi jalan surga bagi masa depan. Mainkan saja peranmu, dan tak ada yang tak berguna dari pendidikan yang kau raih, dan bahwa rezeki Allah bukan hanya tentang penghasilan kan? Memiliki anak-anak penuh cinta pun adalah rezeki-Nya. Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?