Hari ini aku nonton di bioskop.
Terakhir kali aku nonton rasanya 6 tahun yang lalu, dengan sebuah perasaan yang sama, aku tidak terlalu suka nonton di bioskop.
Entahlah. Aku juga tidak tau pasti alasan aku tidak suka.
Mungkin karena pricey untuk sekadar nonton (yang bisa ku lakukan di rumah).
Mungkin juga karena suasana bioskop yang seperti memasuki dimensi lain. Tempat yang gelap, besar, dan aneh.
Mungkin juga karena teman temanku selalu menawarkan pilihan film yang tidak ku suka.
Mungkin juga karena pilihan waktunya yang selalu berbenturan dengan waktu shalat.
Dan banyak hal hal yang selalu hadir sebagai alasan, padahal memang aku hanya tidak terlalu suka.
Tapi hari ini semua terasa pas?
Aku sedang punya uang lebih.
Aku tiba tiba ingin merasakan ambience bioskop itu lagi.
Satu temanku yang tidak biasa, mengajakku.
Tawaran film yang temanya cukup ramah untukku.
Aku sedang tidak shalat.
Ya terlepas dari itu semua, aku hanya sedang ingin saja.
Memasuki ruang bioskop yang besar, luas, gelap, dan kedap suara. Rasanya asing.
Perasaan sia sia karena telah membuang uang lima puluh lima ribu untuk sebuah film, campur aduk dengan suguhan cinematik yang tentu tidak ada di rumah.
Perasaan takut karena tidak bisa melihat keadaan dunia luar, bergumul dengan rasa nyaman yang ku paksakan hadir di kursi empuk dan suasana yang cozy.
Sepanjang film, aku seperti teringat kenapa selama ini aku memang tidak terlalu suka nonton di bioskop.
Tapi seandainya kamu bertanya "kenapa hari ini kamu memutuskan menonton? Bukannya kamu dari dulu tidak suka?"
Aku tidak tau juga kenapa.
Lucu juga.
Hari ini keteguhan prinsipku mengenai nonton di bioskop patah karena situasi dan keadaan yang tepat.
Manusia.
Mudah berubah ubah. Seperti hari ini suka alpukat, mungkin beberapa tahun lagi akan benci alpukat.
Aku harap, prinsipku mengenai keinginanku bertemu jodoh dengan cara yang natural juga bisa patah segera.
Aku harap, apapun yang Allah berikan untukku, aku bisa menerimanya.
***
Anyway, dalam beberapa bulan belakangan ini, aku seperti mencoba banyak hal.
Aku trip berdua adikku ke Palangka, menginap di hotel, kesana kemari pesan mobil online, dan bermain panahan...
Aku juga lagi lagi belajar berdamai dengan situasi memuakkan.
Aku belajar berani mengutarakan pendapat terhadap orang yang toxic, walau suaraku gemetar hebat.
Aku kembali menonton di bioskop.
Aku...belajar menjadi versi baru dalam hidupku lagi dan lagi.
Ujian demi ujian yang hadir dalam hidupku... Mengubah diriku menjadi orang yang tentu berbeda dari aku yang dulu.
Beberapa orang mungkin menyayangkan perubahanku, tapi aku menyadari bahwa pendapat mereka tidak terlalu memusingkan untukku.
Disinilah aku, di usiaku yang hampir 32 tahun, menjadi versi diriku yang lebih baru (lagi) dan lebih baik (lagi).
Komentar
Posting Komentar