Demi menulis apa yang sedang menyesaki kepala, sampai rela meninggalkan soal ulangan yang padahal dikejar deadline.
Bismillahirrahmanirrahim...
Jadi, malam ini, Nak.
Postingan ini ditujukan untuk kalian anak-anak ibu yang lucu dan menggemaskan (pada akhirnya kalian menjadi lucu dan menggemaskan bagi ibu).
To be honest, jarang sekali momen paska perpisahan itu baper ya, sampai-sampai tertuang di blog ini. Tapi mungkin dua tahun cukup lah sebagai pertimbangan kenapa kalian agak berkesan hingga akhirnya ibu rela menuliskan surat ini disini.
Hidup itu...begitulah adanya.
Seperti siklus siang dan malam. Bumi berotasi dan berevolusi. Semua di dunia ini memang fitrahnya berubah. Suka tidak suka, inilah hukum alam, yang walaupun kalian jerit-jeritan mengatakan tidak ingin, alam tidak akan pernah bergeming barang sepersekian mili detik sekalipun.
Ibu tentunya pernah merasakan hal yang sama. Tujuh tahun yang lalu. Di bulan mei seperti ini juga. Dalam pakaian seragam putih abu-abu yang sedikit berwarna. Berkerumun dalam lautan wajah-wajah bahagia penuh haru biru. Ramai saling berjabat tangan dan berpelukan. Tawa yang bercampur tangisan. Perasaan suka dan duka yang hadir tak terelakkan.
Percayalah, Nak.
Setiap pertemuan di dunia ini memang semu. Tidak ada yang abadi. Ayah ibu dan kita pun bisa saling meninggalkan dan ditinggalkan. Apalagi kita yang awalnya bukanlah siapa-siapa, lantas menghabiskan waktu bersama-sama di lingkungan yang sama, hanya karena persamaan itu saja, Nak. Tak ada darah yang sama mengalir dalam nadi kita. Maka, perpisahan itu merupakan kepastian yang membahagiakan. Bukankah kalian justru kalut kalau tidak berpisah dengan kami? Benarkan?
Hari perpisahan selalu menjadi hari yang berat sebenarnya. Momen jabatan tangan di hari perpisahan, belum lagi anak-anak perempuan ibu yang cantik-cantik bergantian memeluk ibu begitu erat dengan mata berkaca-kacanya. Kenapa jadi hari yang kelabu begini? Harusnya hari itu kita berbahagia. Karena satu fase dalam hidup kita selesai sudah. Walau sejujurnya, tidak menyangka, anak-anak ibu harus segera pergi dari sekolahan ini. Pergi jauh untuk mengejar cita-cita dan mimpinya. Sementara kami tertinggal disini, menunggu kalian kembali untuk menceritakan perjuangan kesuksesan kalian.
Teringat ketika kalian masih menjadi siswa. Setiap harinya kita lalui dengan susah payah. Diskusi yang kita lakukan di kelas, tanya jawab, dan semua rutinitas kita. Kadang kalian jenuh dan akhirnya lebih suka sibuk sendiri, kadang ibu dikejar deadline hingga sering meninggalkan kalian, kadang cuaca begitu terik hingga kita kehausan, kadang kalian terlambat masuk kelas, hingga ibu harus memberikan kalian teguran yang melelahkan, dan berbagai hal-hal ajaib yang kita jalani setiap harinya. Hukuman itu, semua tugas, semua keluhan maupun tawanya, dan semua pernak pernik di sekolah ini. Kalau diingat kembali semua momen itu, ada sedikit perasaan lega. Terlewati juga masa-masa itu. Walau di detik berikutnya, ada terbersit perasaan rindu.
Baru ibu menyadari, dari ratusan hari yang kita habiskan bersama, ternyata ibu belum meluangkan waktu ibu untuk mengucap satu dua patah kata manis pada kalian. Mungkin kita terlalu sibuk kala itu atau kita yang seringkali baru menghargai sesuatu ketika kita mulai kehilangannya. Maka, ijinkan ibu menyampaikan perasaan maaf ibu sedalam-dalamnya pada kalian. Ibu meminta maaf untuk semua kata-kata kurang baik yang pernah ibu ucapkan, untuk semua tegurannya, untuk semua amarahnya ibu, hukumannya, atau juga untuk semua waktu belajar kalian yang seringkali tanpa kehadiran ibu (mungkin bagian ini ibu tidak perlu meminta maaf). Somehow, ibu kadang merasa bersalah karena lebih memprioritaskan pekerjaan ibu di kantor ketimbang menemani kalian belajar di kelas, tapi semoga kalian berkenan memaafkan kekurangannya ibu ya. Manusia kan fitrahnya terbatas. Maaf sudah mengecewakan. Maaf juga untuk beberapa hati yang patah karena ibu ya. Hihi.
Dan pastinya ibu banyak berterima kasih pada kalian semua, anak-anak ibu yang sholeh dan sholehah. Terima kasih karena sebagian dari kalian (atau mungkin semuanya) menyayangi ibu dengan semua kurangnya ibu. Ibu juga menyayangi kalian❤
Terima kasih karena menerima ibu menjadi bagian dari hidupnya kalian (yang sepertinya satu dua tahun lagi mungkin akan segera menghilang dari ingatan). Terima kasih atas semua jerih payahnya mengerjakan tugas-tugas kita yang banyak sekali, walau tidak semuanya mengerjakan sih -_-
Terima kasih karena menerima ibu menjadi bagian dari hidupnya kalian (yang sepertinya satu dua tahun lagi mungkin akan segera menghilang dari ingatan). Terima kasih atas semua jerih payahnya mengerjakan tugas-tugas kita yang banyak sekali, walau tidak semuanya mengerjakan sih -_-
Semoga, kalian menjadi anak-anak sukses. Semoga kalian menjadi bagian dari generasi emas yang seringkali dibicarakan Nabi pada masanya dulu. Semoga jadi anak-anak yang sholeh dan sholehah, bermanfaat bagi orang lain, dirindukan semua orang, dan bahagia selalu.
Berbahagialah anak-anak ibu. Sampai jumpa di kehidupan yang lain. Ibu berharap di kehidupan yang lain itu kalian telah menjadi versi terbaik kalian. Oke?
Hidup ini memang berat, melelahkan, menyilaukan, dan penuh kesenangan semu. Maka jangan pernah sekalipun jauh dari Allah. Jangan pernah sekalipun meninggalkan shalat. Agar tidak letih hati kalian, Nak. Paham kan ya?
Sekian surat terbuka ini untuk kalian. Semoga bermanfaat~
I love you to the moon and back❤
Kaki-nya aja lah ya |
PS: Suratnya kek alay gitu ya? Ini tuh bukan alay, tapi manis~
Lagi sakit tenggorokan dan nggak bisa minum es kopi, maag-nya kok nggak sembuh-sembuh ya? :'(
Bentar lagi ramadhan, semoga sehat selalu ya lambung, mari berbaikan sampai nanti puasanya selesai :) kikikikkkkkk
Lagi sakit tenggorokan dan nggak bisa minum es kopi, maag-nya kok nggak sembuh-sembuh ya? :'(
Bentar lagi ramadhan, semoga sehat selalu ya lambung, mari berbaikan sampai nanti puasanya selesai :) kikikikkkkkk
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
BalasHapusHow cuteee ❤❤❤ panjang sekalih bu :" tangannya apa kabar bu? /pijit tangan ibu/
BalasHapus😅 ibu nggak suka nih kalau nggak ada namanya😞
HapusMakasih bu atas ilmu yang diberikan mohon maaf lh bu apabila selama pian ngajar orang ulun selalu melakukan kesalahan
BalasHapusIyaa anak ibu❤❤ 😉
HapusKangen ini bu
HapusDo you still remember me bu? Makasih ya bu sudah menyempatkan buat surat untuk kami 😊 terimakasih juga atas ilmu yg ibu berikan, sekarang kami minta doa dari ibu semoga kami yang melanjutkan pendidikan bisa sukses next time nya, kami tidak akan pernah lupa bu dengan keluarga besar SMKN 3 Sampit, kami juga kangen bu, tp dunia terus berjalan bu, kami jg perlu berkembang saat ini hanya doa dan semangat ibu kami perlukan, dna semoga kita bertemu lagi suatu saat bu, see you again bu mukti 🤗
BalasHapusBy:Anjas Prisma Taufiq
Hi Anjas! Of course I still remember. How is it going on?
HapusSudah satu tahun berselang, ibu tetep harus doain kalian juga nih?
Iya ibu doakan deh buat semuanya, semoga sehat, sukses, dan happy dunia akhirat.
Trims sudah mampir kesini ^^
I am now in Padang, west sumatera bu, melanjutkan pendidikan di Univ negeri padang :), lebaran nggak pulkam bu?
Hapus