Langsung ke konten utama

Surat Terbuka untuk Kelas XII 2018

Demi menulis apa yang sedang menyesaki kepala, sampai rela meninggalkan soal ulangan yang padahal dikejar deadline.

Bismillahirrahmanirrahim...

Jadi, malam ini, Nak.
Postingan ini ditujukan untuk kalian anak-anak ibu yang lucu dan menggemaskan (pada akhirnya kalian menjadi lucu dan menggemaskan bagi ibu).
To be honest, jarang sekali momen paska perpisahan itu baper ya, sampai-sampai tertuang di blog ini. Tapi mungkin dua tahun cukup lah sebagai pertimbangan kenapa kalian agak berkesan hingga akhirnya ibu rela menuliskan surat ini disini.

Hidup itu...begitulah adanya.

Seperti siklus siang dan malam. Bumi berotasi dan berevolusi. Semua di dunia ini memang fitrahnya berubah. Suka tidak suka, inilah hukum alam, yang walaupun kalian jerit-jeritan mengatakan tidak ingin, alam tidak akan pernah bergeming barang sepersekian mili detik sekalipun.

Ibu tentunya pernah merasakan hal yang sama. Tujuh tahun yang lalu. Di bulan mei seperti ini juga. Dalam pakaian seragam putih abu-abu yang sedikit berwarna. Berkerumun dalam lautan wajah-wajah bahagia penuh haru biru. Ramai saling berjabat tangan dan berpelukan. Tawa yang bercampur tangisan. Perasaan suka dan duka yang hadir tak terelakkan.

Percayalah, Nak.
Setiap pertemuan di dunia ini memang semu. Tidak ada yang abadi. Ayah ibu dan kita pun bisa saling meninggalkan dan ditinggalkan. Apalagi kita yang awalnya bukanlah siapa-siapa, lantas menghabiskan waktu bersama-sama di lingkungan yang sama, hanya karena persamaan itu saja, Nak. Tak ada darah yang sama mengalir dalam nadi kita. Maka, perpisahan itu merupakan kepastian yang membahagiakan. Bukankah kalian justru kalut kalau tidak berpisah dengan kami? Benarkan?

Hari perpisahan selalu menjadi hari yang berat sebenarnya. Momen jabatan tangan di hari perpisahan, belum lagi anak-anak perempuan ibu yang cantik-cantik bergantian memeluk ibu begitu erat dengan mata berkaca-kacanya. Kenapa jadi hari yang kelabu begini? Harusnya hari itu kita berbahagia. Karena satu fase dalam hidup kita selesai sudah. Walau sejujurnya, tidak menyangka, anak-anak ibu harus segera pergi dari sekolahan ini. Pergi jauh untuk mengejar cita-cita dan mimpinya. Sementara kami tertinggal disini, menunggu kalian kembali untuk menceritakan perjuangan kesuksesan kalian.

Teringat ketika kalian masih menjadi siswa. Setiap harinya kita lalui dengan susah payah. Diskusi yang kita lakukan di kelas, tanya jawab, dan semua rutinitas kita. Kadang kalian jenuh dan akhirnya lebih suka sibuk sendiri, kadang ibu dikejar deadline hingga sering meninggalkan kalian, kadang cuaca begitu terik hingga kita kehausan, kadang kalian terlambat masuk kelas, hingga ibu harus memberikan kalian teguran yang melelahkan, dan berbagai hal-hal ajaib yang kita jalani setiap harinya. Hukuman itu, semua tugas, semua keluhan maupun tawanya, dan semua pernak pernik di sekolah ini. Kalau diingat kembali semua momen itu, ada sedikit perasaan lega. Terlewati juga masa-masa itu. Walau di detik berikutnya, ada terbersit perasaan rindu.

Baru ibu menyadari, dari ratusan hari yang kita habiskan bersama, ternyata ibu belum meluangkan waktu ibu untuk mengucap satu dua patah kata manis pada kalian. Mungkin kita terlalu sibuk kala itu atau kita yang seringkali baru menghargai sesuatu ketika kita mulai kehilangannya. Maka, ijinkan ibu menyampaikan perasaan maaf ibu sedalam-dalamnya pada kalian. Ibu meminta maaf untuk semua kata-kata kurang baik yang pernah ibu ucapkan, untuk semua tegurannya, untuk semua amarahnya ibu, hukumannya, atau juga untuk semua waktu belajar kalian yang seringkali tanpa kehadiran ibu (mungkin bagian ini ibu tidak perlu meminta maaf). Somehow, ibu kadang merasa bersalah karena lebih memprioritaskan pekerjaan ibu di kantor ketimbang menemani kalian belajar di kelas, tapi semoga kalian berkenan memaafkan kekurangannya ibu ya. Manusia kan fitrahnya terbatas. Maaf sudah mengecewakan. Maaf juga untuk beberapa hati yang patah karena ibu ya. Hihi.

Dan pastinya ibu banyak berterima kasih pada kalian semua, anak-anak ibu yang sholeh dan sholehah. Terima kasih karena sebagian dari kalian (atau mungkin semuanya) menyayangi ibu dengan semua kurangnya ibu. Ibu juga menyayangi kalian❤
Terima kasih karena menerima ibu menjadi bagian dari hidupnya kalian (yang sepertinya satu dua tahun lagi mungkin akan segera menghilang dari ingatan). Terima kasih atas semua jerih payahnya mengerjakan tugas-tugas kita yang banyak sekali, walau tidak semuanya mengerjakan sih -_-

Semoga, kalian menjadi anak-anak sukses. Semoga kalian menjadi bagian dari generasi emas yang seringkali dibicarakan Nabi pada masanya dulu. Semoga jadi anak-anak yang sholeh dan sholehah, bermanfaat bagi orang lain, dirindukan semua orang, dan bahagia selalu.

Berbahagialah anak-anak ibu. Sampai jumpa di kehidupan yang lain. Ibu berharap di kehidupan yang lain itu kalian telah menjadi versi terbaik kalian. Oke?

Hidup ini memang berat, melelahkan, menyilaukan, dan penuh kesenangan semu. Maka jangan pernah sekalipun jauh dari Allah. Jangan pernah sekalipun meninggalkan shalat. Agar tidak letih hati kalian, Nak. Paham kan ya?

Sekian surat terbuka ini untuk kalian. Semoga bermanfaat~
I love you to the moon and back❤

Kaki-nya aja lah ya

Last but not least. Please put your best comment here and show to the world that you are my students! (Semoga kalian bisa input komentarnya ya :p )



PS: Suratnya kek alay gitu ya? Ini tuh bukan alay, tapi manis~
Lagi sakit tenggorokan dan nggak bisa minum es kopi, maag-nya kok nggak sembuh-sembuh ya? :'(
Bentar lagi ramadhan, semoga sehat selalu ya lambung, mari berbaikan sampai nanti puasanya selesai :) kikikikkkkkk

Komentar

  1. ❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

    BalasHapus
  2. How cuteee ❤❤❤ panjang sekalih bu :" tangannya apa kabar bu? /pijit tangan ibu/

    BalasHapus
    Balasan
    1. 😅 ibu nggak suka nih kalau nggak ada namanya😞

      Hapus
  3. Makasih bu atas ilmu yang diberikan mohon maaf lh bu apabila selama pian ngajar orang ulun selalu melakukan kesalahan

    BalasHapus
  4. Do you still remember me bu? Makasih ya bu sudah menyempatkan buat surat untuk kami 😊 terimakasih juga atas ilmu yg ibu berikan, sekarang kami minta doa dari ibu semoga kami yang melanjutkan pendidikan bisa sukses next time nya, kami tidak akan pernah lupa bu dengan keluarga besar SMKN 3 Sampit, kami juga kangen bu, tp dunia terus berjalan bu, kami jg perlu berkembang saat ini hanya doa dan semangat ibu kami perlukan, dna semoga kita bertemu lagi suatu saat bu, see you again bu mukti 🤗
    By:Anjas Prisma Taufiq

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi Anjas! Of course I still remember. How is it going on?
      Sudah satu tahun berselang, ibu tetep harus doain kalian juga nih?
      Iya ibu doakan deh buat semuanya, semoga sehat, sukses, dan happy dunia akhirat.
      Trims sudah mampir kesini ^^

      Hapus
    2. I am now in Padang, west sumatera bu, melanjutkan pendidikan di Univ negeri padang :), lebaran nggak pulkam bu?

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kos Putri 165

  Assalamu'alaikum, Blogger...   Tidak terasa sudah 3 tahun saya tinggal di kota cantik ini. Menjadi pendatang memang bukan h al yang mudah, karena selain kita harus bisa beradaptasi, kita juga harus bisa menemukan tempat tinggal yang cocok dan nyaman. Selama ini saya sudah 3 kali pindah kos-kosan. Mulai dari di daerah Yos Sudarso, Pangeran Samudera, dan yang terakhir di Borneo. Alhamdulillah, sekarang saya sudah menemukan kos yang sesuai dengan keinginan saya. Nah, dengan segala kerendahan hati saya :D Hari ini saya akan berbagi pengalaman selama berada di kos saya ini, yaitu Kost Putri 165. Yuk disimak!

Nasihat untuk Para Bapak

Pesan dari para ibu ibu kemarin pagi "Mukti nanti kalau cari suami harus yang berlebih ya (materi)" Ku jawab, "Yang kurang aja belum tentu dapat bu" hihi ❤❤❤ Nggak usah senegatif itu bacanya. Para ibu itu menceritakan tentang lelahnya jadi wanita karir. Mereka meninggalkan anak demi mendapatkan penghasilan. Bukan, sungguh bukan hanya karena mereka mengejar gengsi. Tapi karena penghasilan suaminya dirasa belum mencukupi. Mereka harus bekerja di luar, itu demi membantu perekonomian bersama. Wanita karir yang harus bekerja dan meninggalkan anak. Tidak sesederhana yang terlintas dibenak para bapak. :) Meninggalkan anak itu bukan perkara mudah. Apakah dengan menitipkannya ke pengasuh atau menitipkannya ke ibu mereka jadi solusi? Sejujurnya tidak. Tetap akan ada yang hilang di antara hubungan ibu-anak. Apa itu? Memori dan kedekatan emosional. Bukankah madrasah pertama itu jatuh ke tangan seorang ibu? Lantas bagaimana bisa ibunya mengaj

Jealous

I wished you the best of All this world could give And I told you when you left me There's nothing to forgive But I always thought you'd come back, tell me all you found was Heartbreak and misery It's hard for me to say, I'm jealous of the way You're happy without me

Pilihan Pilihan Asdfghjkl!

Semua orang membuatku merasa bersalah, di tiap pilihan hidup yang ku ambil. Sulit sekali mencari mereka yang mendukung. Misal aku memilih A, mereka akan bertanya kenapa aku tidak memilih B? Misal aku tidak memilih A, mereka akan mempermasalahkan aku yang tidak memilih. Misal aku salah dalam memilih, mereka akan menudingku sebagai orang yang paling salah di muka bumi ini. Hidup yang cuma sekali ini, tanpa ada simulasinya, tanpa ada try out nya, kenapa harus selalu saling menghakimi? Apakah kalian menjalani hidup ini sebelumnya? Aku baru sekali saja. Tolong jangan buat aku kelelahan. Aku tidak menerima pinangan A, aku menolak pinangan B, aku membatalkan mengenal C. Sudahlah. Tak perlu kau tanya alasannya hanya untuk mempermasalahkan keputusanku. Hanya untuk mencap aku sebagai seorang perempuan pemilih dan punya standar yang tinggi. Peluklah aku, hargai keputusanku, dan dengarkanlah aku. Aku lelah. Sangat lelah. Aku juga sulit mengenali diriku sendiri. Kenapa aku tidak suka A, tidak mau B

Sabtu yang Produktif (?)

Assalamualaikum! Apa kabar sabtunya? Apakah lagi malas-malasan? atau kerja? atau melakukan hal-hal yang bermanfaat? It's really great I can say hi to all of you in this amazing saturday :)) yeay Belakangan aku buntu banget, aku minggu lalu ikut tes PPPK yang dengan terpaksa ku ikuti... Karena I didn't have any choice, bahasa mudahnya adalah... mau nggak mau harus diikuti. Panjang banget kalau harus diceritakan disini, yang pastinya dengan berat hati ku ikuti. Tapi prinsipku adalah ALL IN or NOTHING. Jadi karena aku sudah ikut, aku harus maksimal, semaksimal yang aku mampu. Karena perasaan bersalah dan menyesal pada diri sendiri adalah sesuatu yang aku nggak bisa obatin dan atasin. Sehingga aku bener-bener mengerahkan semuanya disini. Mulai dari pemberkasan yang aku perhatiin baik-baik, formasi yang sempat bermasalah dan coba aku selesaikan dengan baik, menginput semua data di hari yang baik, sampai aku lolos di pemberkasan dan aku sangat lega ketika itu. Aku janji untuk sungguh

Berani

Bersemangat di satu pilihan, tidak lantas membuat hati ringan. Karena seringkali muncul tanda tanya, benarkah pilihan ini? Rasa takut, khawatir, dan cemas mulai berkerumun, seperti semut yang mengerumuni gula. Seperti tahun lalu, yang mestinya aku tidak perlu ikut karnaval agustusan, tapi tiba tiba aku ingin ikut. Rasanya aneh kalau tidak ikut. Beberapa teman baik tidak bisa ikut, aku mulai merasa takut, apakah ikut karnaval adalah pilihan yang benar? Perasaan khawatir, cemas, dan takut untuk memulai sesuatu, adalah hal yang wajar dirasakan. Tapi memberanikan diri untuk terus maju adalah hal yang mestinya dilakukan. Jadi tak apa merasa tidak nyaman di awal :) Walau takut, tapi tetap maju, adalah keberanian. Kita sudah hebat. :) Kita tidak membiarkan perasaan tidak nyaman itu menguasai kita, yang lantas membuat kita mundur. *** Seperti hari ini, rasa tidak nyaman itu muncul lagi. Ah. Tapi tak apa :) Bismillah

Happy Graduation Kelas XII 2019

Ditujukan untuk anak anak baik yang berhati lapang dan berpikiran terbuka. Bagi yang hatinya sempit, pikirannya tertutup, emosian, sebaiknya tidak perlu membaca❤ hihi Bismillahirrahmanirrahim... Assalamualaikum... Memenuhi janji nulis tadi. Let me say this first ya, "Selamat perpisahan anak-anak!" Alhamdulillah hari kemarin nggak ada yang nangis. Semuanya happy. Semuanya cantik cantik dan ganteng ganteng as always. Sebenarnya cuman mau nulis "sorry and thank you" aja sih ini. Hehe. Sebelumnya juga ibu minta maaf, karena tulisan ini ditujukan untuk anak anak seangkatan, ibu nggak bisa kalau harus menuliskan nama kalian satu satu dan mengulasnya. Gimana ibu bisa nulis ulasan buat 199 anak? Too much ya, Nak. Bisa nangis jari jari ibu. Anyway. Ya, akhirnya kita sampai di hari ini. Ibu bahagia untuk kesempatan yang sudah Allah berikan pada ibu. Ibu bisa mengantarkan kalian sampai disini. Selesai sudah tanggung jawab ibu. Untuk beberap

Perbandingan Duka

Dulu ketika daftar ulang kampus, aku ke Palangka sama bapak. Ternyata... Nggak mudah. Aku nangis sendirian di hotel. Merasa bersalah dan takut. Bersalah karena merepotkan bapak yang harus 4 jam perjalanan ke Palangka naik motor. Bersalah karena bapak harus capek kayak gitu. Bersalah karena ibu di rumah cemas.  Takut karena merasa asing dan takut karena sendirian.  Kemudian aku membandingkan. Susah mana sama temenku yang kuliah di Jerman? Dibanding aku yang jarak 4 jam aja. Sementara di Jerman sana, kalau mau balik, nggak mudah perjalanannya. Buktinya dia kuat? Mampu? Bisa?  Kenapa aku lemah? Setelah membandingkan itu, akhirnya aku... Berusaha menanggung semua pilihan yang ku tempuh dengan gagah berani.  *** Sama seperti malam ini.  Aku nangis karena rindu Mayam.  Satu satunya cara adalah membandingkan... Susah mana dengan selebriti Korea yang rela jauh dari keluarganya demi jadi trainee atau ikut audisi dimana mana? Kamu kira mereka nggak rindu keluarga mereka?  Beginilah hidup. Harus