"That's how it is. You win some you lose some. That's how the world works. I don't have any regrets at all" Suga BTS said after their concert.
Sederhananya kurang lebih, untuk mendapatkan sesuatu kita harus siap kehilangan yang lain.
Aku merenung sebentar. Maksudku, ku pikir aku yang tidak bisa mengatur waktuku disini. Atau...aku yang salah dalam melangkah.
Nyatanya, ini semua hanyalah sebuah hukum alam yang sulit tertampik.
Aku sering merasa bersalah meninggalkan rumah dari pagi sampai sore, kemudian di kamar sepanjang malam dan baru keluar kalau lapar.
Rasa rasanya, aku tidak mampu kalau harus sekadar bercengkrama selepas maghrib di ruang tivi. Karena kantuk dan penat yang sangat rindu kasur. Apalagi kalau harus bekerja lagi di rumah, seperti memasak, menyapu dan sebagainya.
Di kantor semua energiku terkuras habis, tidak hanya di badan, di pikiran juga, pun di hati juga. Jadi pulang ke rumah, aku hanya ingin mengistirahatkan semua dan kembali fit esok harinya.
Tapi selama ini, sejujurnya aku tidak sungguhan istirahat. Di satu sisi aku terbebani karena aku merasa tidak cukup waktu untuk keluargaku di rumah, aku merasa seolah aku harus berkumpul bercerita dengan mereka sepulang bekerja. Quality time, kalau orang modern menyebutnya.
Di sisi yang lain, aku lebih sering kelelahan dan tidur tiduran saja di kamar. Menyerah pada keinginan untuk berkualititaim.
Tragisnya, kadang ada beberapa hari aku harus tetap bekerja bahkan sampai di sepuluh menit sebelum tidur malamku. Tidak ada waktu istirahat bahkan di rumah.
Namun, semua itu terbayar dengan rupiah.
Sesuatu yang bisa mengenyangkan perut yang lapar, sesuatu yang bisa dikenakan, atau sebagai simpanan.
Aku kehilangan waktuku, tapi aku dibayar atas semua kehilangan itu. Dari uang yang ku peroleh, aku bisa membantu mencukupi kebutuhan di rumah.
Aku bisa membeli kue atau cemilan untuk dimakan orang tua ku di kala mereka menonton tivi. Aku bisa membelikan adikku mainan yang bisa ia mainkan setiap hari.
Waktu dan uang adalah hal yang berbanding terbalik.
Kamu harus siap kehilangan banyak waktu demi mendapatkan uang.
Kalau ada yang lebih memilih menyelamatkan waktu daripada uang, toh akhirnya menyulitkan. Semisal aku memutuskan menganggur demi bisa lebih lama di rumah, agar bisa mengobrol tak henti dengan orang tua ku. Apakah keluargaku jadi harmonis dan hangat?
Tunggu sampai kami kehabisan cemilan dan kebutuhan pokok. Apa tidak jadi neraka di rumah?
Semakin banyak waktumu tergadai, semakin banyak pula harta yang akan kamu dapatkan. Pun sebaliknya.
Semakin banyak waktumu tergadai, semakin banyak pula harta yang akan kamu dapatkan. Pun sebaliknya.
Maka, sudah jadi hal yang lumrah kalau ada CEO perusahaan hebat yang keluarganya tidak utuh. Karena pikiran mereka satu, badan mereka satu. Sulit membaginya. Bukan tidak bisa, tapi sulit. Tidak semua orang mampu berjalan beriringan. Mereka harus memimpin perusahaan dan karyawannya, tapi mereka juga dituntut untuk bisa selalu ada bagi keluarga.
Atau ada aktor/aktris yang membintangi banyak film, keliling dunia, tapi anak anak mereka masuk penjara karena narkoba, akibat kurang pengawasan dari orang tuanya. Mau bagaimana? Orang tuanya sibuk cari nafkah, anaknya hanya ditemani pundi pundi uang. Kehilangan role model, dan tersesat dalam pencariannya.
Entah bagaimana akhirnya. Setiap manusia harus selalu memilih jalan terbaiknya.
Semoga kita adalah manusia manusia yang cukup hartanya, cukup pula waktunya, tidak hanya cukup namun berkah pula. :)
Aamiin ya?
Comments
Post a Comment