Skip to main content

Terima Kasih, Sayang❤

Bismillah, selasa pagi.

Sejenak mundur dari keramaian. Membuka lembaran masa lalu.

Hari ini sekali lagi, aku ingin berterima kasih pada diri. Masya Allah, terima kasih Sayang atas semua kekuatan yang berhasil kita himpun untuk melalui hari demi hari di masa silam.

Banyak sekali mendung yang berhasil kita lewati. Dengan semua guruh dan petirnya.
Banyak sekali hujan yang kita lalui, dengan atau tanpa payung. Kita lalui gagah berani. Walau seringkali harus basah kuyup, menggigil sampai demam.

Panas matahari yang menyilaukan, kadang harus berlindung di bawah bayang bayang gedung tinggi. Panas yang membuat keringat mengucur tak tertahankan.

Kita, mampu melewati semua terjal itu Sayang.

Menikmati pelangi yang terlukis angkuh di langit atau sejenak mendongak sambil menyipitkan mata, demi melihat gumpalan awan putih di siang hari. Hujan yang turun rintik rintik, dan kita berlarian di bawahnya.

Hidup yang seperti apa yang kita inginkan?
Pertanyaan itu selalu mengganggu.

Berkali kali kita nyaris menyerah, menggigit bibir bawah menahan tangis. Berkali kali jua kita hampir bunuh diri, ketika semua terasa begitu tidak adil dan menyesakkan.

Hidup yang begitu getir. Sementara di bumi belahan lain, semua tampak bahagia tak seperti kita yang nelangsa.

Perlakuan dunia yang tak ramah. Hinaan dan fitnah yang bertubi tubi. Sakit hati dan perasaan tersinggung yang kerap kita telan. Entah apakah itu obat atau racun. Kita tak mampu melakukan apapun selain meyakini bahwa esok kan lebih baik.

Kita, berhasil melaluinya Sayang. Semuanya.

Pil pahit itu...walau tak jua kita rasakan manis di lidah, setidaknya semoga menyembuhkan sakit sakit dalam diri ini.

Kita meringis mengingat kejadian demi kejadian yang melintas di benak kita. Memori menyakitkan itu, apakah akan melekat kuat? Atau tergerus waktu?

Ternyata setelah tahun tahun berlalu, kita selalu terkenang semuanya. Memang benar kata orang, ingatan buruk tak pernah mau lenyap. Sekalipun kita begitu berusaha.

Sayang, terima kasih karena kita sudah berjuang sehebat ini dan tak menyerah. Kendatipun silet sudah siap menyayat nadi, kita tak jua melukainya. Sayang, aku berharap semua luka, tangis, darah, dan keringat kita menguatkan sekaligus melembutkan kita.
Sekeras apapun hidup yang sudah kita lalui, semoga hati kita tetap lembut.

Perasaan dikucilkan dan tidak diinginkan dari sekeliling, mari kita selalu mengabaikannya. Mari kita percaya bahwa seburuk apapun diri ini, pasti selalu diingini dan diistimewakan setidaknya oleh satu orang.

Jangan menyerah, bahkan berpikir untuk menyerah pun, jangan.

Bismillah ...
Mari terus menjalani sisa usia ini dengan sebuah perjalanan yang baik, iya, ayo kita jalani berdua.

Comments

Popular posts from this blog

Semua Aku Dirayakan💜

Terkadang hal sepele untuk kita, bisa sangat berharga bagi yang lain. Ditulis di hari jumat, sehari sebelum hari guru. Hari yang ku takuti :') Hari guru menjadi sakral untukku setelah aku jadi guru, 7 tahun yang lalu. Sejak itu, tiap bait lagu hymne guru selalu bermakna. Merayakan hari guru seyogyanya bukanlah kewajiban siswaku, tapi entah kenapa aku terluka bila mereka tak merayakannya bersamaku. Aku benci perasaanku ini. Aku minta maaf telah membebani mereka. Dan teman sejawatku pun begitu. Mereka bilang, "anak anak tidak perlu kasih hadiah, eh tapi kalau tidak dikasih kok sedih juga. Lihat yang lain dikasih, kok aku tidak". Begitulah hati guru, fragile nan rapuh.  Sebenarnya bukan kadonya yang membuat hari guru spesial, tapi melihat usaha mereka merayakan hari guru, membuatku terkesan. Anak anak boleh mengatakan, "ibu maaf tidak membelikan kado, kami sayang ibu, selamat hari guru", itu pun tak apa. Aku menyukainya. Anak anak boleh hanya mengucapkan, boleh mem

Paska Ujian Kompre

Bismillah... telah menyelesaikan ujian komprehensif selama tiga puluh menit dengan baik. You are really doing fine! :) Setelah menerjang badai di akhir desember sampai pertengahan maret, yang ternyata masih menyisakan hujan lebat hingga bulan mei kemarin, aku sungguh basah kuyup dan kedinginan. Tapi aku bertahan, bahkan dengan kekuatanku yang tidak seberapa, aku memberanikan diri ikut PPG. Masya Allah. Kalau diingat-ingat, kuasa Allah sangat besar padaku :') Perjalanan yang sangat sangat tidak mudah. Hm...sekian intronya ya. Hihi.  *** Anyway, sebelum ujian komprehensif hari ini, selasa malamnya temen temen di grup kim A ada beberapa yang bermaaf-maafan. Disitulah aku mulai sedih juga. Karena aku baru pertama kali menjalani pendidikan ini (dan ku rasa semua orang juga menjalani yang pertama dan terakhir kalinya), aku clueless untuk tau setelah ini tahapannya apa, setelah ini bagaimana, dll. Tapi sepertinya setelah ini ya kami akan pe-pe-el dan bakal masuk di kelompok yang lebih kec

Happy Graduation Kelas XII 2019

Ditujukan untuk anak anak baik yang berhati lapang dan berpikiran terbuka. Bagi yang hatinya sempit, pikirannya tertutup, emosian, sebaiknya tidak perlu membaca❤ hihi Bismillahirrahmanirrahim... Assalamualaikum... Memenuhi janji nulis tadi. Let me say this first ya, "Selamat perpisahan anak-anak!" Alhamdulillah hari kemarin nggak ada yang nangis. Semuanya happy. Semuanya cantik cantik dan ganteng ganteng as always. Sebenarnya cuman mau nulis "sorry and thank you" aja sih ini. Hehe. Sebelumnya juga ibu minta maaf, karena tulisan ini ditujukan untuk anak anak seangkatan, ibu nggak bisa kalau harus menuliskan nama kalian satu satu dan mengulasnya. Gimana ibu bisa nulis ulasan buat 199 anak? Too much ya, Nak. Bisa nangis jari jari ibu. Anyway. Ya, akhirnya kita sampai di hari ini. Ibu bahagia untuk kesempatan yang sudah Allah berikan pada ibu. Ibu bisa mengantarkan kalian sampai disini. Selesai sudah tanggung jawab ibu. Untuk beberap