Sesepele dan sederhana sekali. Sebab hidup yang rumit dan semrawut ini memang harus disederhanakan saja. Tapi "semir sepatu" menjadi trigger dari rasa kecewa dan marah yang tidak pernah tersampaikan, bertahun tahun. Pola yang berulang. Rasa tidak aman dari sebuah tempat yang kita sebut rumah. Termasuk di dalamnya ada Bapak Ibu yang mestinya jadi tempat teraman dan ternyaman. Luka lama, trauma yang tidak tuntas, rasa maaf yang tidak pernah hadir, rasa maklum dan pengertian yang dijejalkan paksa, rasa syukur yang dibenturkan, perasaan ingin dimengerti yang nyatanya tidak pernah singgah. Padahal harganya setidaknya lebih murah daripada harga yang harus dibayar untuk menjaga keutuhan keluarga. Tapi masih belum ada yang bisa membayarnya juga. Sebab tidak ada mata uang yang sepadan selain kata "maaf" yang tulus.
"Kalau engkau bukan anak raja, dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis" (Imam Al Ghazali)