Assalamu'alaikum Blogger
Postingan ini ditekankan untuk saudariku muslimah yang belum berjilbab. Tapi kalau yang lain mau baca, silakan :)
Sekarang mari kita sedikit ulas, alasan para wanita muslimah yang belum berjilbab dan jawabannya.
1, “Aku Belum Berjilbab, Karena… “
Hatiku masih belum mantap untuk berjilbab. Jika hatiku sudah
mantap, aku akan segera berjilbab. Lagipula aku masih melaksanakan shalat,
puasa dan semua perintah wajib kok..” Nah, saya sering temui alasan ini. Sebenarnya saya pun begitu dulu tapi sadarkah Anda, siapa
yang memerintahkan kita untuk mengenakan jilbab? Dia-lah Allah, Rabb-mu, Rabb seluruh
manusia, Rabb alam semesta.
2. “Iman kan letaknya di hati.
Dan yang tahu hati seseorang hanya aku dan Allah.”
Seseorang yang beramal hanya sebatas perbuatan dan lisan, tanpa disertai
dengan keyakinan penuh dalam hatinya, maka dia termasuk ke dalam golongan orang
munafik. Sementara seseorang yang beriman hanya dengan hatinya, tanpa
direalisasikan dengan amal perbuatan yang nyata, maka dia termasuk kepada
golongan orang fasik. Keduanya bukanlah bagian dari golongan orang mukmin.
Karena seorang mukmin tidak hanya meyakini dengan hati, tetapi dia juga
merealisasikan apa yang diyakininya melalui lisan dan amal perbuatan. Dan jika
engkau telah mengimani perintah jilbab dengan hatimu dan engkau juga telah
mengakuinya dengan lisanmu, maka sempurnakanlah keyakinanmu itu dengan
bersegera mengamalkan perintah jilbab.
3. “Aku kan masih muda…”
Saudariku, justru karena kita masih muda, inilah saatnya untuk berjilbab. Karena pada hakikatnya kita tidak tau batasan umur kita kan? Apa harus menunggu lanjut usia dulu baru berjilbab?
4. “Jilbab bikin rambutku jadi rontok…”
Kesehatan rambut bergantung pada kesehatan tubuh secara umum.
Bahwa apa saja yang mempengaruhi kesehatan tubuh, berupa sakit atau kekurangan
gizi akan menyebabkan lemahnya rambut. Dan dalam kondisi mengenakan jilbab,
rambut harus dicuci dengan shampo dua atau tiga kali dalam sepekan, untuk mengurangi kadar lemak pada kulit kepala. Karena sesudah tiga hari, minyak pada kulit kepala
akan berubah menjadi asam dan hal itu akan menyebabkan patahnya batang rambut,
dan rambut pun akan rontok.
5. “Kalau aku pakai jilbab, nanti tidak ada
laki-laki yang mau menikah denganku. Jadi, aku pakai jilbabnya nanti saja,
sesudah menikah.”
Wahai saudariku… Tahukah engkau siapakah lelaki yang datang
meminangmu itu, sementara engkau masih belum berjilbab? Dia adalah lelaki
dayyuts, yang tidak memiliki perasaan cemburu melihatmu mengobral aurat
sembarangan. Bagaimana engkau bisa berpendapat bahwa setelah menikah nanti,
suamimu itu akan ridha membiarkanmu mengulur jilbab dan menutup aurat,
sementara sebelum pernikahan itu terjadi dia masih santai saja mendapati dirimu
tampil dengan pakaian ala kadarnya? Jika benar dia mencintai dirimu, maka
seharusnya dia memiliki perasaan cemburu ketika melihat auratmu terbuka barang
sejengkal saja. Dia akan menjaga dirimu
dari pandangan liar lelaki hidung belang yang berkeliaran di luar sana. Dia akan
lebih memilih dirimu yang berjilbab daripada dirimu yang tanpa jilbab. Inilah
yang dinamakan pembuktian cinta yang hakiki!
6. “Pakai jilbab itu ribet
dan mengganggu pekerjaan. Bisa-bisa nanti aku dipecat dari pekerjaan.”
Saudariku… Islam tidak pernah membatasi ruang
gerak seseorang selama hal tersebut tidak mengandung kemaksiatan kepada Allah.
Jilbab yang menjadi salah satu syari’at Islam adalah sebuah penghargaan
sekaligus perlindungan bagi kaum wanita, terutama jika dia hendakmelakukan
aktivitas di luar rumahnya. Maka dengan perginya engkau untuk bekerja di luar
rumah tanpa jilbab justru akan mendatangkan petaka yang seharusnya dapat engkau
hindari.Tahukah engkau saudariku, siapa yang memberimu rizki? Bukankah Allah -Rabb
yang berada di atas ‘Arsy-Nya- yang memerintahkan para malaikat untuk
membagikan rizki kepada setiap hamba tanpa ada yang dikurangi barang sedikitpun? Mengapa engkau lebih mengkhawatirkan atasanmu
yang juga rizkinya bergantung kepada kemurahan Allah?
7. “Jilbab itu bikin gerah, dan aku tidak kuat
kepanasan.”
Saudariku… Panas mentari yang engkau rasakan di dalam dunia ini
tidak sebanding dengan panasnya Neraka yang akan kau terima kelak, jika engkau
masih belum mau untuk berjilbab. Sungguh, dia tidak sebanding.
8. “Jilbab itu pilihan. Siapa yang mau pakai
jilbab silakan, yang belum mau juga gak apa-apa. Yang penting akhlaknya saja
benar.”
Duhai saudariku… Sepertinya engkau belum tahu apa yang dimaksud
dengan akhlak mulia itu. Engkau menafikan jilbab dari cakupan akhlak mulia,
padahal sudah jelas bahwa jilbab adalah salah satu bentuk perwujudan akhlak
mulia. Jika tidak, maka Allah tidak akan memerintahkan kita untuk berjilbab,
karena dia tidak termasuk ke dalam akhlak mulia
9.
“Sepertinya Allah belum memberiku hidayah untuk segera berjilbab.”
Hidayah Allah tidak akan
datang begitu saja, tanpa engkau melakukan apa-apa. Engkau harus menjalankan
sunnatullah, yakni dengan mencari sebab-sebab datangnya hidayah
tersebut. Ketahuilah bahwa hidayah itu terbagi menjadi dua, yaitu
hidayatul bayan dan hidayatut taufiq. Hidayatul bayan adalah bimbingan atau
petunjuk kepada kebenaran, dan di dalamnya terdapat campur tangan manusia.
Adapun hidayatut taufiq adalah sepenuhnya hak Allah. Dia merupakan peneguhan,
penjagaan, dan pertolongan yang diberikan Allah kepada hati seseorang agar
tetap dalam kebenaran. Dan hidayah ini akan datang setelah hidayatul bayan
dilakukan.
Sekian, semoga bermanfaat.
Comments
Post a Comment