Bismillahirrahmanirrahim...
Mereka nggak bakalan tau bagaimana seriusnya para penderita anxiety berusaha memerangi dirinya sendiri, sampai 'virus' itu hinggap di dirinya.
Hehe.
Kalimat pembuka yang horor. Sehoror kenyataan bahwa sampai bulan segini, belum juga gajian. Jahat deh.
Anxiety itu apa sih?
Jadi anxiety itu semacam kecemasan yang berlebih. Serangan panik.
Fatal nggak? Fatal lah! Saking cemasnya, survivornya (ku sebut survivor aja) bisa sampai sesak nafas, keringat dingin, dan nggak sadarkan diri. Lebih lanjut, ini bakalan mengancam jiwa juga. Depresi, kehilangan akal sehat, atau sakit fisik.
Dan aku. Survivornya juga.
Anxiety ini lebih sering menjangkit pada pasien lambung, semacam GERD, maag, dan sejenisnya.
Jadi ya, orang yang punya maag kambuhan itu, sebagian besar panikan orangnya. Mereka nggak bakalan percaya, bahwa penyakit yang ada di dirinya itu 'cuma' maag. Kenapa? Karena keluhannya rame. Nggak cuma ulu hatinya yang sakit. Dadanya juga sesak, jantung berdebar, sakit punggung, sakit perut dimana-mana, pusing, sinusitis, batuk, dan banyak lagi. Seriusan. Nggak percaya?
Banyak kok sudah buktinya.
Beberapa penderita maag biasanya nggak cuma minta USG, ada yang sampe minta EKG juga. Dikiranya dia juga sakit jantung.
Beneran. Ini nggak becanda.
Beneran. Ini nggak becanda.
That's why, mereka yang punya riwayat atau sedang menderita maag, bentar-bentar panik dan nggak suka sendirian.
Mereka juga paling nggak bisa liat berita orang meninggal. Nggak usah liat, denger ada orang meninggal aja takut banget. Bahkan aku, sampe nggak berani tidur sendiri. :'( dan andai kamar mandi dirumahku itu engselnya nggak rusak, nggak bakalan aku kunci. Takut tiba-tiba collapse di kamar mandi soalnya.
Masa segitunya?
Iya beneran segininya!
Sudah hampir 7 bulan aku merasakan kecemasan kayak gini. Subhanallah. Nggak enak. Nangis terus bawaannya.
Hihi
Tiap bangun tidur tuh melow, tiap mau tidur melow juga.
Sakit dikit, mikirnya kejauhan. Semisal pilek, "duh ini sakit apa ya, pileknya nggak sembuh sembuh", ditambah googling dan nemu aneh-aneh. Atau misal, perut bagian kanan agak nyeri, ya Allah mikirnya udah kesana kemari. Ini kenapa, ini apa ya, ya Allah gimana.
Hehe
Tapi lihat, aku bertahan sampai sekarang! Alhamdulillah.
Walau bertahannya masih diwarnai sama ketakutan, khawatir, nangis nangis. It's okay!
Buat kalian, para survivor juga, kalian nggak sendirian. Dan kalian tuh nggak kenapa-kenapa! Kalian cuman cemas, dan cemas itulah yang bikin perutnya tambah nggak enak.
Solusinya gimana? Ya dilawan!
Solusinya gimana? Ya dilawan!
Lawan aja. Fight!!!
Jangan biasain sendirian. Cari temen. Temenan. Cerita tentang rencana masa depan. Cerita tentang film yang kalian suka. Cerita tentang planning dakwah yang sedang kalian emban.
Aktif. Ikut kegiatan kemanusiaan. Ikut kegiatan sosial. Pokoknya jangan sampai ada waktu kosong.
Tapi tetap sesuai kemampuan. Kasih waktu buat kalian istirahat. Makan yang sehat. Makan sayur, makan buah, minum madu. Dan yang paling utama, jadikan ini ajang buat introspeksi diri dan mendekat sama Allah.
Insya Allah nanti kecemasannya sirna. Beneran.
Nggak bisa instan memang, nyembuhin tuh lama. Nggak bisa yang semalaman langsung sehat. Maka harus sabar.
Kalau lagi cemas, bawa berdzikir. Istighfar. Kalau masih juga, bawa baca Al Quran. Kalau masih nggak ilang, shalat dua rakaat.
Kalau kecemasan masih ada, padahal sudah melakukan hal-hal di atas, berarti dosisnya kurang!
Tingkatin dosisnya.
Dzikirnya dibanyakin, baca Al Qurannya dikhusyukin, shalatnya dilamain. Kan gitu? Hihi
Apapun yang terjadi, berprasangka baik aja, dan temukan hikmahnya.
Beberapa orang yang cemasnya berlebih kayak gini, dan parnoan takut mati (kayak aku banget) bakalan nggak semangat hidup. Apa-apa jadi pesimis. Seolah masa depan nggak berpihak di sisi mereka.
Sisi baiknya apa? Ya semoga jadi zuhud, alias hidup super sederhana dan nggak terlalu cinta dunia.
Sisi nggak baiknya? Ya kalau nggak ditemenin, bisa bahaya. Karena orang yang nggak semangat hidup, susah untuk menjalani hidupnya layaknya orang normal.
Makanya pesan aku, kalau kamu bukan survivor, tapi punya temen, sahabat, keluarga, atau kerabat yang kayak gini, tolong banget dirangkul. Tolong tetap dibersamai. Diajak buat melihat dunia dan disemangatin terus. Dengerin aja keluhannya (walau ngebosenin), dengerin aja ketakutannya, dengerin. Mereka sebenarnya nggak mau juga gini. Mereka pengen normal. Tapi mereka pernah trauma dan nggak mudah buat balik normal lagi.
Intinya, kalau ada yang menderita anxiety gini, tugas kita adalah tetap genggam tangannya. Tetap sayangin. Dan buat kalian yang anxiety, jangan mau dikalahin sama rasa cemas. Lawan!
Yaaaa?
❤
Dzikirnya dibanyakin, baca Al Qurannya dikhusyukin, shalatnya dilamain. Kan gitu? Hihi
Apapun yang terjadi, berprasangka baik aja, dan temukan hikmahnya.
Beberapa orang yang cemasnya berlebih kayak gini, dan parnoan takut mati (kayak aku banget) bakalan nggak semangat hidup. Apa-apa jadi pesimis. Seolah masa depan nggak berpihak di sisi mereka.
Sisi baiknya apa? Ya semoga jadi zuhud, alias hidup super sederhana dan nggak terlalu cinta dunia.
Sisi nggak baiknya? Ya kalau nggak ditemenin, bisa bahaya. Karena orang yang nggak semangat hidup, susah untuk menjalani hidupnya layaknya orang normal.
Makanya pesan aku, kalau kamu bukan survivor, tapi punya temen, sahabat, keluarga, atau kerabat yang kayak gini, tolong banget dirangkul. Tolong tetap dibersamai. Diajak buat melihat dunia dan disemangatin terus. Dengerin aja keluhannya (walau ngebosenin), dengerin aja ketakutannya, dengerin. Mereka sebenarnya nggak mau juga gini. Mereka pengen normal. Tapi mereka pernah trauma dan nggak mudah buat balik normal lagi.
Intinya, kalau ada yang menderita anxiety gini, tugas kita adalah tetap genggam tangannya. Tetap sayangin. Dan buat kalian yang anxiety, jangan mau dikalahin sama rasa cemas. Lawan!
Yaaaa?
❤
Comments
Post a Comment