Ada satu waktu, dimana kamu tak lagi berharap banyak hal.
Hanya ingin hidup bahagia dengan tubuh yang sehat.
Duniamu kelam, sekelam malam.
Duniamu sepi, sesepi dini hari.
Kamu pernah terbangun pukul 1 dini hari? Apa kamu dengar kebisingannya? Tidak. Justru kamu hanya bisa merasakan sunyi. Bahkan rasa-rasanya, daun yang jatuh dari pohonnya pun bisa terdengar gemerisiknya.
Ada seorang perempuan, yang sering menangis.
Matanya sembap. Senyumnya tak terlukis. Pikirannya kalut. Seolah kamu hanya bisa melihat raga tanpa jiwa.
Hidupku tidak akan lama lagi, gumamnya. Berulang kali. Setiap hari.
Dia kini lebih banyak diam. Padahal dia dulunya adalah perempuan berisik yang ceria. Lompat kesana kemari. Tertawa riuh. Mencubiti teman-temannya gemas. Atau membalas gangguan dari teman-teman yang menggodanya.
Kau lihat dia baik-baik saja. Tapi kau tak pernah tau perang apa yang berkecamuk di batinnya.
Dia tak lagi punya harapan, satu-satunya yang tersisa hanya iman.
Dia tak menginginkan dunia. Dia tak lagi memimpikan hari esok. Baginya, bisa melewati hari ini dengan baik pun, menjadi hal yang layak untuk disyukuri.
Dia pasrah. Berserah.
Terserah Allah mau menggariskan bagaimana, selama itu baik.
Dia tak lagi ingin umur panjang, dia hanya ingin diberikan kesudahan yang baik.
Hingga akhirnya, dia bertemu denganmu. Seseorang yang kemudian membuat dia menginginkan hari esok.
Kepadamu, semua sakitnya disimpan rapat-rapat.
Kepadamu, semua lemahnya ditahan.
Kepadamu, dia ingin menunjukkan tampilan dirinya yang paling baik.
Dan kepadamu, dia mulai berani meminta untuk hidup.
Kenapa banyak orang yang sakit parah masih bisa bertahan hidup?
Kenapa banyak orang yang hidupnya pontang-panting, sehari makan, sehari tidak, tapi masih bisa berdiri kuat untuk menghadapi hari esok?
Kenapa banyak orang yang hidupnya berdarah-darah, tapi masih sanggup berjalan meniti masa depan, padahal kakinya pun terseok?
Karena mereka memiliki 'sesuatu'. Entah itu mimpi, impian, harapan, ambisi, ataupun seseorang yang dicintai.
Seorang single parent mampu bekerja hingga larut malam, demi anaknya.
Seorang bapak sanggup tak lagi bisa merasakan panas matahari, demi menyuapi anak istrinya di rumah.
Seorang anak rela merantau jauh, demi mengirimi uang tak seberapa untuk orang tuanya di kampung halaman.
Terbuat dari apa hati mereka? Baja? Bahkan dalam diamnya, mereka sering menangis tergugu.
Tapi mereka percaya, hari esok akan lebih baik. Mereka punya iman dan harapan yang menjadikan mereka kuat. Sampai mereka pun tidak tau, mengapa mereka bisa sekuat ini.
Maka, bila hidupmu sulit, buatlah sebuah harapan. Demi memaknai hidup lebih baik.
Berharaplah apapun yang bisa mendorongmu untuk kuat.
Bahkan, kalau kamu sungguh tak menemukan apapun, kamu bisa berharap sesuatu yang tak ada di dunia.
Bukankah kamu bisa berharap surga?
Buatlah harapan.
Agar kamu kuat dan hidup❤
I love this...❤❤❤
ReplyDeleteThanks❤
Delete