Tentu seseorang lebih baik sendiri, namun taat. Ketimbang bersama orang lain yang justru melakukan maksiat.
***
"Kamu masih lajang ya? Kenapa sih udah tua lo"
"Kamu mau sampai kapan gak nikah nikah?"
"Kamu terlalu pemilih pasti kan?"
Kata seseorang yang sudah menikah... Menanyakan hal tersebut kepada seseorang yang masih sendirian.
Tak ada penyelesaian.
Hanya sebuah rasa penasaran yang menggebu ingin dicurahkan.
***
Padahal yang bertanya itu, bukanlah seseorang yang menempuh jalan lurus.
Padahal yang bertanya pun... Banyak kekurangannya.
Ibarat seperti seorang koruptor yang menasehati rekan kerjanya yang miskin, "Makanya kamu jangan males. Kerja dong kayak saya. Nih saya udah beli rumah mewah"
Paham gak sih?
***
"Kamu kenapa sih belum nikah?"
Padahal ia tau bahwa jodoh, maut, rejeki ketetapanNya Allah.
Pertanyaan yang senada dengan "Kamu kenapa sih belum mati?"
Jawabannya ya, memang belum saatnya.
"Kamu terlalu pemilih ya?"
Padahal dulu... Ia juga memilih pasangannya dengan jalan pacaran, kan?
Padahal ia memilih dan tidak dipilihkan.
Padahal ia tau, bahwa menjalani hubungan ya harus sekufu, satu frekuensi, tidak boleh sembarangan.
Bayangkan! Menikah itu sekali saja, bukan?
Kalau tidak dipikirkan baik baik, lantas bagaimana?
Kalau asal pilih saja, bagaimana?
Hanya karena didesak, terdesak.
Hanya karena usia.
Hanya karena ini itu.
Menikah itu ibadah. Salah pilih makmum, masih bisa diluruskan. Tapi kalau salah pilih imam? Bagaimana meluruskannya?
Ikan di pasar saja, kita MEMILIH. Jangan ikan yang busuk, jangan begini begitu.
Masa pasangan kita, kita tidak boleh memilih?
Menyukai atau mencintai seseorang, apakah pantas dipertanyakan alasannya?
***
Kenapa seseorang yang sampai detik ini masih lajang, disalahkan karena ia hendak MEMILIH pasangannya?
Apakah karena ia lajang, lalu ia tidak diberi kesempatan memilih?
Apakah lajang adalah sebuah kesalahan dan tindak kriminal?
***
Kalau kamu saja dulunya bermaksiat dan belum bertobat, tolong jangan campuri urusan orang beriman yang taat.
Comments
Post a Comment