Langsung ke konten utama

Insya Allah-nya Maher Zain

"Akan ada masa dimana gula (yang padahal mudah larut dalam air) tidak bisa larut lagi di dalam air. Bukan karena gulanya baper, tapi karena gulanya sudah jenuh."

Assalamu'alaikum, Insom(a)nia.

Pernah merasa capek dan kehilangan semangat?
Pernah berada di posisi berjuang sampai berdarah-darah tapi ternyata sia-sia?
Pernah menghela napas berat sampai dua puluh kali dalam sehari?
Pernah teriak pakai toa masjid sampai kehabisan suara, tapi tidak ada yang mendengarkan?

Yes, that's me! (kecuali yang terakhir).

Perasaan saat ini sama seperti perasaan yang dimiliki para pejuang Muslim yang sedang berhadapan dengan Ksatria Khalid bin Walid dalam barisan kaum kafir.
Bingung harus maju atau mundur.
Sama galaunya dengan campuran yang berada dalam fase koloid. Dibilang larutan, ya tidak tepat, dibilang suspensi juga tidak sepenuhnya benar.


Kalau meminjam istilahnya anak matematika, ini keadaan undefined.

Ada satu masa dimana kita akan bertemu orang yang beruntung, yaitu orang-orang yang bahkan salahnya pun dianggap baik-baik saja. Tapi di satu sisi, kita akan bertemu orang yang tidak beruntung, dimana salah dan benarnya tidak dianggap baik-baik saja.
Unfortunately, I am the unlucky one. :'(














Pasti mampu, pasti kuat, pasti bisa, hanya sedang lelah saja sebenarnya.
Perlu istirahat dalam ketenangan dan kedamaian.
Perlu menghindar dari hiruk pikuk dunia dan semua kerlap kerlipnya.

Saat ini saya berharap mas Maher Zain tiba-tiba duduk manis di hadapan sambil menyenandungkan lagu Insya Allah.
Walaupun masalahnya tidak hilang serta merta, minimal bisa cuci mata.
Kalau sedang seperti ini, lagunya Maher mah ngena banget yah. Adem dengernya~


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kos Putri 165

  Assalamu'alaikum, Blogger...   Tidak terasa sudah 3 tahun saya tinggal di kota cantik ini. Menjadi pendatang memang bukan h al yang mudah, karena selain kita harus bisa beradaptasi, kita juga harus bisa menemukan tempat tinggal yang cocok dan nyaman. Selama ini saya sudah 3 kali pindah kos-kosan. Mulai dari di daerah Yos Sudarso, Pangeran Samudera, dan yang terakhir di Borneo. Alhamdulillah, sekarang saya sudah menemukan kos yang sesuai dengan keinginan saya. Nah, dengan segala kerendahan hati saya :D Hari ini saya akan berbagi pengalaman selama berada di kos saya ini, yaitu Kost Putri 165. Yuk disimak!

Jealous

I wished you the best of All this world could give And I told you when you left me There's nothing to forgive But I always thought you'd come back, tell me all you found was Heartbreak and misery It's hard for me to say, I'm jealous of the way You're happy without me

Nasihat untuk Para Bapak

Pesan dari para ibu ibu kemarin pagi "Mukti nanti kalau cari suami harus yang berlebih ya (materi)" Ku jawab, "Yang kurang aja belum tentu dapat bu" hihi ❤❤❤ Nggak usah senegatif itu bacanya. Para ibu itu menceritakan tentang lelahnya jadi wanita karir. Mereka meninggalkan anak demi mendapatkan penghasilan. Bukan, sungguh bukan hanya karena mereka mengejar gengsi. Tapi karena penghasilan suaminya dirasa belum mencukupi. Mereka harus bekerja di luar, itu demi membantu perekonomian bersama. Wanita karir yang harus bekerja dan meninggalkan anak. Tidak sesederhana yang terlintas dibenak para bapak. :) Meninggalkan anak itu bukan perkara mudah. Apakah dengan menitipkannya ke pengasuh atau menitipkannya ke ibu mereka jadi solusi? Sejujurnya tidak. Tetap akan ada yang hilang di antara hubungan ibu-anak. Apa itu? Memori dan kedekatan emosional. Bukankah madrasah pertama itu jatuh ke tangan seorang ibu? Lantas bagaimana bisa ibunya mengaj...

Surat Terbuka untuk Kelas XII 2018

Demi menulis apa yang sedang menyesaki kepala, sampai rela meninggalkan soal ulangan yang padahal dikejar deadline. Bismillahirrahmanirrahim... Jadi, malam ini, Nak. Postingan ini ditujukan untuk kalian anak-anak ibu yang lucu dan menggemaskan (pada akhirnya kalian menjadi lucu dan menggemaskan bagi ibu). To be honest , jarang sekali momen paska perpisahan itu baper ya, sampai-sampai tertuang di blog ini. Tapi mungkin dua tahun cukup lah sebagai pertimbangan kenapa kalian agak berkesan hingga akhirnya ibu rela menuliskan surat ini disini.

Pilihan Pilihan Asdfghjkl!

Semua orang membuatku merasa bersalah, di tiap pilihan hidup yang ku ambil. Sulit sekali mencari mereka yang mendukung. Misal aku memilih A, mereka akan bertanya kenapa aku tidak memilih B? Misal aku tidak memilih A, mereka akan mempermasalahkan aku yang tidak memilih. Misal aku salah dalam memilih, mereka akan menudingku sebagai orang yang paling salah di muka bumi ini. Hidup yang cuma sekali ini, tanpa ada simulasinya, tanpa ada try out nya, kenapa harus selalu saling menghakimi? Apakah kalian menjalani hidup ini sebelumnya? Aku baru sekali saja. Tolong jangan buat aku kelelahan. Aku tidak menerima pinangan A, aku menolak pinangan B, aku membatalkan mengenal C. Sudahlah. Tak perlu kau tanya alasannya hanya untuk mempermasalahkan keputusanku. Hanya untuk mencap aku sebagai seorang perempuan pemilih dan punya standar yang tinggi. Peluklah aku, hargai keputusanku, dan dengarkanlah aku. Aku lelah. Sangat lelah. Aku juga sulit mengenali diriku sendiri. Kenapa aku tidak suka A, tidak mau B...

Coward

Seseorang yang menyuruhmu pergi, terkadang bukan membencimu atau tidak menyukaimu.  Bisa jadi dia tetap ingin kamu berada di sisinya, namun takut melukaimu dan membuatmu melihat sisi buruknya.  Menyuruhmu pergi, juga menyakitkan baginya. Tapi tak apa, selama kamu menemukan jalan yang lebih baik, dia bisa menahan rindunya dalam senyap.  *** Setelah beberapa waktu, ternyata dia mulai menyesali ketidakjujurannya. :)  Apa yang dia lakukan selama ini bukanlah "pengorbanan" tapi "tindakan pengecut".

Berani

Bersemangat di satu pilihan, tidak lantas membuat hati ringan. Karena seringkali muncul tanda tanya, benarkah pilihan ini? Rasa takut, khawatir, dan cemas mulai berkerumun, seperti semut yang mengerumuni gula. Seperti tahun lalu, yang mestinya aku tidak perlu ikut karnaval agustusan, tapi tiba tiba aku ingin ikut. Rasanya aneh kalau tidak ikut. Beberapa teman baik tidak bisa ikut, aku mulai merasa takut, apakah ikut karnaval adalah pilihan yang benar? Perasaan khawatir, cemas, dan takut untuk memulai sesuatu, adalah hal yang wajar dirasakan. Tapi memberanikan diri untuk terus maju adalah hal yang mestinya dilakukan. Jadi tak apa merasa tidak nyaman di awal :) Walau takut, tapi tetap maju, adalah keberanian. Kita sudah hebat. :) Kita tidak membiarkan perasaan tidak nyaman itu menguasai kita, yang lantas membuat kita mundur. *** Seperti hari ini, rasa tidak nyaman itu muncul lagi. Ah. Tapi tak apa :) Bismillah

Aku Bersyukur

Hari ini aku mengajar. Menjelaskan dengan suara lantang dan tangan yang ku masukkan di saku. Oh ayolah. Jangan kaku begitu. Jangan kamu bilang aku sombong karena gesture ini. Tangan yang dimasukkan ke saku...memang seenak itu! Rasanya letih sekali kalau harus kamu kritik hal itu. Di sela mengajar, Anak anak kelas lain lewat sambil menoleh ke kelasku, bergantian memberikan senyum untukku, atau melambai padaku. Pun ketika aku berjalan di koridor, sapaan, tawa, malu malunya mereka, hal remeh yang ternyata menyenangkan untuk dirasakan :) Semoga semua perlakuan itu tulus dari hati. Dengan begitu, hatiku juga bisa nyaman menerimanya. :) Terima kasih ya Allah. Aku bersyukur.

Jadilah Baik, Pak Bu!

Every teacher have a different teaching style Kan? Aku berharap tidak ada lagi guru atau bahkan orang awam yang mengkritisi bagaimana cara guru mengajar. Mengkritisi dengan cara yang tidak bijak, maksudku. "Saya tidak setuju dengan cara bapak A mengajar, menurut saya ..." Komentar salah satu guru dengan sombongnya. "Saya tidak suka dengan ibu B mengajar, ibu B itu beliau biasanya menerapkan metode lama yang sudah tidak sesuai dengan metode saat ini ..." Kritik seorang guru di hadapan rekan rekannya. Atau bahkan, "Kenapa guru C ini ngajar kok nggak becus, masa beliau ..." Seorang awam berceloteh dikerumuni tetangga tetangganya. Subhanallah. Kritik boleh, tapi ditujukan hanya untuk membangun, bukan menjatuhkan. Bedanya tipis sekali, kadang niat seseorang ingin membangun karakter orang lain, tapi setan bisa saja membisikan hal tidak baik sehingga ada kesombongan yang terselip dibalik kritik tersebut. Apalagi kalau mengkritik di khalayak ramai....