Assalamu'alaikum semua anak berbakti~
Setiap kali mendengar lagunya Anji yang berjudul Bidadari Tak Bersayap, bawaanya jadi sendu. Dengerinnya sambil membayangkan si ibuk :')
❤❤❤
Tidak perlu menjadi sesuatu untuk bisa merasakan rasanya jadi 'sesuatu'.
Tidak perlu menjadi dokter untuk merasakan adrenalin yang selalu berpacu tiap kali harus menyelamatkan nyawa seseorang. Tidak perlu menjadi bidan untuk bisa mendengarkan tangis bayi dan tawa bahagia orang tuanya. Tidak perlu menjadi pengamen untuk tau susahnya mendapat uang receh hanya dengan modal suara dan ukulele.
Kamu, tidak perlu menjalani peran orang lain untuk bisa memahami perjuangannya mereka. How they can survive for their life, every struggle they've had, or every pain they get for a gain.
Kamu pun tidak perlu harus mengetahui bagaimana luka mereka demi menghargai mereka.
Dan kamu tidak perlu menjadi seorang ibu terlebih dahulu, untuk mengetahui setiap jengkal perjuangannya, kemudian merasa berhutang budi padanya.
Tapi, saya tidak akan pernah menampik bahwa kadang kala manusia bisa alpa. Hingga Tuhan perlu sedikit menegur, untuk menyembuhkan kealpaan ummatnya.
Dan Tuhan menjadikan keadaan sebagai penegur terbaik untuk saya.
Dan Tuhan menjadikan keadaan sebagai penegur terbaik untuk saya.
Saya baru mengetahui beratnya jadi ibu, setelah 20 tahun hidup saya.
Merantau kuliah membawa banyak sekali pelajaran hidup yang bermanfaat.
Saya akhirnya menyadari susahnya ibu memasak tiap hari, semenjak saya mulai masak sendiri di kos. Setiap hari bingung memilih menu, belanja, masak. Kalaupun sudah dimasak dengan susah payah, kadang tidak dihabiskan, jadi masakannya terbuang. Kadang juga masak, tapi yang dimasakin tidak suka menunya, jadi tidak dimakan. Sedihnya itu di dapur :'(
Lain masak, lain juga berberes rumah. Bahkan sebelum anak-anaknya terbangun dari tidur lelapnya, ibu sudah bangun pagi buta untuk mulai mencuci baju, menyapu, menyetrika, dan banyak lagi. Sesuatu yang melelahkan dan tidak ada habisnya. Kadang juga ada kejadian yang tidak penting, semisal ada baju yang sobek, lalu ibu harus menambakan kegiatan 'menjahit' dalam daily activities-nya. Atau ada anggota keluarga yang jatuh sakit, jadi ibu harus menunda semua kegiatannya dengan menjadi dokter pribadi dan merawatnya sampai sembuh.
Pekerjaan ibu yang tiada pernah 'selesai'. Begitu terus berlanjut setiap harinya.
Tidakkah kamu merasakan lelahnya?
Itulah kenapa kamu tidak perlu harus menjadi seorang ibu dulu untuk berbakti padanya. Karena kita dibatasi waktu. Kita dan ibu sama-sama tidak mengetahui waktu kita di dunia ini. Kamu tidak tau kapan kamu menikah dan melahirkan seorang anak, dan ibu tidak tau kapan dia harus beristirahat ke pangkuan Tuhan.
Ketika kamu mulai beranjak dewasa, kamu bahagia dengan semua metamorfosa yang terjadi dalam hidupmu. Kamu berkarir, melawan dunia dengan tanganmu. Kamu bertambah tampan/cantik dengan mengenakan pakaian terbaikmu. Kamu dan seperempat abad masa berjayamu.
Tapi sayang, bahagiamu juga disisipi duka. Kamu yang beranjak dewasa, dan ibumu yang mulai menua. Kamu yang terlampau bersemangat dengan tenagamu, dan ibu yang mulai ringkih dan rapuh.
Tidakkah kamu perhatikan setiap kerut di wajahnya yang mulai nampak jelas?
Tidakkah kamu melihat semburat rambut yang mulai memutih?
Tidakkah kamu merasakan genggaman tangannya yang melemah?
Pernahkah kamu memperhatikan telapak kakinya yang kasar karena bekerja begitu keras?
Pernahkah kamu membandingkan tinggi badan kalian yang mulai punya jarak? Kamu yang bertambah tinggi dan ibu yang sedikit membungkuk.
Kawan, coba kamu perhatikan perubahan itu. Dekati ibumu, dan perhatikan setiap detil raganya. Semoga hatimu tidak kelu melihat semua perubahan itu.
Tiap kali kamu jatuh sakit, ibu selalu merawatmu dan menunggu sembuhmu.
Tapi, saat ibu sakit dan kamu merawatnya, ada sebuah ketakutan yang selalu saja menghantui. Kamu takut ibumu tidak kunjung membaik. Kamu takut, itu sakit terakhirnya sebelum dia pergi.
Bahkan aku, terlalu takut dengan sakit flu ibuku.
Kita tidak sedang berprasangka buruk, hanya ketakutan itu tidak pernah mau musnah. Kita selalu mendoakan kesembuhan ibu, tapi hati kita kadang goyah.
Dan kamu tau apa bagian terburuknya? Yakni, ketika ibumu sakit dan kamu tidak berada di sampingnya. Kamu terpisah jarak demi sebuah kontrak karirmu.
❤❤❤
Ibu.
Seseorang yang bisa menyulapmu menjadi sosok dewasa tangguh di luar, namun menjadi anak paling manja ketika di rumah.
Ibu.
Seseorang yang bahkan hanya dengan menyentuh tangannya, hati kita serta merta merasakan damai. Hanya dengan mendengar suaranya, kita tau bahwa kita sedang berada di rumah. Dan hanya dengan melihatnya, kita tau bahwa semua akan baik-baik saja.
Ibu.
Dan tangan ajaibnya, bisa membuat masakan paling enak di dunia. Telur dadar atau mi instan, yang mungkin semua pun bisa memasaknya, akan terasa berbeda kalau yang membuat ibu.
Ibu.
Dan semua pintanya yang kadang kekanak-kanakan. Aku menyukainya.
Pernah satu waktu, ibu sakit, aku sakit, ibu meminta aku membelikan kue bolu cokelat. Tapi aku berusaha membelikan, ku pikir, selama ini demi menyenangkan hati ibu, I'll be alrite. Kalaupun sedang sakit dan mungkin kenapa-kenapa di jalan, setidaknya lebih baik daripada melihat sedihnya ibu karena tidak dibelikan kue.
Atau ibu yang tiba-tiba mau makan es krim jam 5 sore di saat kami sedang bersiap untuk berbuka puasa. Lalu ibu yang juga kepingin minum es kelapa jam 5.20 sore. Dan mau makan martabak juga jam 5.25 sore. Cobaan macam apa ini ya Lord? Dikerjain kayaknya sama si ibu. -_-
Ibu.
Dan semua tentangnya.
Aku pernah mendengar cerita dari ceramahnya Ust. Hanan Attaki, beliau menceritakan seorang ulama besar yang taat pada ibunya. Ulama itu rela meninggalkan kegiatan mengajarnya di hadapan seluruh muridnya untuk memberi makan ayam atas mandat ibunya. See? Memberi makan ayam sebenarnya bisa ditunda, tapi ulama tersebut tidak membantah, justru patuh melaksanakan perintah ibunya. Bayangkan. Ulama. Mengajar. Tapi lebih memilih berhenti mengajar sebentar, untuk memberi makan ayam. Kita?
Dalam sebuah firman Allah, Allah telah memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, jangan membentak mereka, dan menganjurkan kita untuk mengucapkan perkataan baik pada keduanya. Tertuang dalam Al Quran surat Al Israa' ayat 23 - 24.
"Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, 'ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil'" (QS. Al Israa': 23-24)
Begitu pentingnya sosok ibu dalam hidup, sampai Allah mengingatkan agar kita berbakti padanya. Perintah birrul walidain ini juga tercantum dalam surat An Nisaa' ayat 36.
Jadi sebenarnya, berbakti itu bukan pilihan, tapi kewajiban, Kita tidak punya hak menolak, selama perintahnya bukan kepada kemaksiatan.
Belajarlah mengalah untuk wanita terkuat di rumahmu. Seseorang yang dulu memeliharamu di rahimnya, yang rela tidak tidur demi dirimu, yang rela kehilangan banyak waktu dan tenaganya untuk merawat kamu. Seseorang yang menimangmu dan mendoakan kebaikan bagimu. Seseorang yang pertama kali terluka bila ada yang menyakitimu. Seseorang yang bertaruh nyawa demi kamu.
Bila ibumu masih ada. Habiskanlah waktumu bersamanya, bahkan jangan pernah terlewat sedikit saja. Karena nantinya kita akan saling meninggalkan dan ditinggalkan. Dan semoganya, ditinggalkan dan meninggalkan ini cuma berlaku di dunia. Nanti di surga, semoga Allah berkenan mengumpulkan kita kembali bersama mereka, keluarga tercinta.
Jangan sampai, kamu menyia-nyiakan waktumu dengannya. Kamu tidak akan pernah tau bagaimana rasanya hancur kehilangan dia. Jangan sampai kamu menyesal telah berlaku buruk padanya, dan menghabiskan sisa umurmu dengan menangisinya.
Jangan sampai kamu baru meluangkan waktumu bercakap-cakap di pusaranya, padahal kamu masih punya waktu bercengkrama bersamanya saat ini.
Bila kamu jauh dari ibu. Mendekatlah. Uangmu, hartamu, bahagia sesaatmu, tidak akan pernah bisa membayar semua kenangan bersama ibu. Uangmu yang kamu kirimkan setiap bulan, yang kamu kira bisa menggantikan kehadiranmu, tidak ada artinya dibanding dekapan ibu.
Kalau kamu selama ini tidak bersamanya karena satu dan lain hal. Dia tetaplah ibumu.
Kalau rumahmu broken, dan ibumu tidak disisimu. Berdoalah. Allah saja bisa menjungkir balikkan sebuah kota, apalagi hanya membolak balik hati manusia. Ada hati yang perlu tiap saat diketuk dengan doa, maka banyaklah berdoa.
Bagaimanapun dia. Dia ibumu. Ada darah yang sama mengalir dalam pembuluh darahmu dan dia. Jangan kamu membencinya. Jangan pula kamu membenci dirimu.
Kalau kamu dan ibumu memiliki sebuah perbedaan. Maka membaurlah tanpa melebur. Tidak apa berbeda, asal tetap dekat dan bersama.
Mari sama-sama belajar berbakti pada malaikat kita ini :))
Bila ibumu masih ada. Habiskanlah waktumu bersamanya, bahkan jangan pernah terlewat sedikit saja. Karena nantinya kita akan saling meninggalkan dan ditinggalkan. Dan semoganya, ditinggalkan dan meninggalkan ini cuma berlaku di dunia. Nanti di surga, semoga Allah berkenan mengumpulkan kita kembali bersama mereka, keluarga tercinta.
Jangan sampai, kamu menyia-nyiakan waktumu dengannya. Kamu tidak akan pernah tau bagaimana rasanya hancur kehilangan dia. Jangan sampai kamu menyesal telah berlaku buruk padanya, dan menghabiskan sisa umurmu dengan menangisinya.
Jangan sampai kamu baru meluangkan waktumu bercakap-cakap di pusaranya, padahal kamu masih punya waktu bercengkrama bersamanya saat ini.
Bila kamu jauh dari ibu. Mendekatlah. Uangmu, hartamu, bahagia sesaatmu, tidak akan pernah bisa membayar semua kenangan bersama ibu. Uangmu yang kamu kirimkan setiap bulan, yang kamu kira bisa menggantikan kehadiranmu, tidak ada artinya dibanding dekapan ibu.
Kalau kamu selama ini tidak bersamanya karena satu dan lain hal. Dia tetaplah ibumu.
Kalau rumahmu broken, dan ibumu tidak disisimu. Berdoalah. Allah saja bisa menjungkir balikkan sebuah kota, apalagi hanya membolak balik hati manusia. Ada hati yang perlu tiap saat diketuk dengan doa, maka banyaklah berdoa.
Bagaimanapun dia. Dia ibumu. Ada darah yang sama mengalir dalam pembuluh darahmu dan dia. Jangan kamu membencinya. Jangan pula kamu membenci dirimu.
Kalau kamu dan ibumu memiliki sebuah perbedaan. Maka membaurlah tanpa melebur. Tidak apa berbeda, asal tetap dekat dan bersama.
Mari sama-sama belajar berbakti pada malaikat kita ini :))
Last but not least.
Ada seuntai lirik lagu manis milik Anji. Have a nice day~
Bidadari tak bersayap datang padaku
Dikirim Tuhan dalam wujud wajah kamu
Dikirim Tuhan dalam wujud diri kamu
Sungguh tenang ku rasa, saat bersamamu
Sederhana namun indah, kau mencintaiku
Sampai habis umurku
Sampai habis usia
Mau kah dirimu jadi teman hidupku
Kaulah satu di hati
Kau yang teristimewa
Mau kah dirimu hidup denganku
Diam-diam ku pandangi wajahnya
Tuhan ku sayang sekali wanita ini
Comments
Post a Comment