Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum gengs?
Postingan ini ditulis di sela-sela kesibukan pagi hari. Sambil sarapan buah, sambil nulis. Hihi
Tadi malam, setelah menyelesaikan nonton Running Man, iseng buka blog bentar. Ngeklik label 'masa kuliah'. Sekedar memastikan isi postingannya alay apa nggak aja sih. Karena gaya bahasaku mudah berubah tergantung bacaan yang lagi ku baca kala itu. Siapa tau alay banget isinya, jadi mau diedit.
Eh nggak taunya malah baper liat postingan-postingannya. Tiba-tiba keinget masa perjuangan waktu kuliah. Inget jungkir balik nyelesaikan skripsi. Inget jamannya penelitian kimia.
Dan yang paling bikin sedih, inget sama anak-anak G3.8. Sudah baca belum postingan G3.8 tahun 2015 yang lalu?
Naha kalau belum, baca aja dulu disini. (sekalian promosi)
Jadi, gimana kabarnya wahai ji tri poin eig?
Sudah 4 tahun sejak postingan itu dipublish. Apa saja perubahannya yang terjadi dalam jarak waktu yang panjang itu?
Gimana kabarnya Patliya, Dahlidung, Tarisnawati, Wita Hidayatullah, dan Epa Hikmah?
Sebenernya, tanpa harus say "hi" pun, kita bisa menebak kabarnya ya. Karena kecanggihan teknologi yang memudahkan satu sama lain untuk saling bikin story, kemudian yang lain nontonin. Tapi memang nggak akan ada yang bisa mengalahkan sapaan sih. Sapaan tuh lebih sakral dan intens.
Ok. Let's begin.
Gimana kabar Patliya (26)?
Setelah lebih dulu membangun keluarga kecilnya bersama Samsul, dan meninggalkan mantannya si Nono, Patliya dan keluarga sekarang dikaruniai anak laki-laki yang nggak mau dipegang sama aku. Hiks. Nama anaknya, si...si... Arka! Saking banyaknya nama anak kecil di sekeliling. Masya Allah. Hehe
Patliya jadi guru, sesuai dengan apa yang dicita-citakan kampus kita ya. Mencetak pendidik generasi penerus bangsa. Patliya sekarang balik ke kampung halaman, Parenggean. Berusaha memajukan kampungnya agar siap menghadapi arus global berlandaskan iptek dan imtak (yakali).
Gimana kabarmu Pat? Males banget aku chat ni anak. Udah sama kayak Wita jaman dulu. Dichat malam, bisa sampai seminggu baru dibaca. Dibaca doang, taunya di end chat ya.
Next, Dahlidung yang juga guru. Alhamdulillah Dahlidung jadi guru kimia SMK satu kota sama aku. Jadi kalau ada pertemuan, peluang ketemu ibuk ini lebih besar. Terus kalau sudah ketemu, masya Allah rempong seperti biasa. Kikik kikik nggak ingat umur. Dahlidung baru aja jadi ibuk beneran. Alhamdulillah, barakallah.
Semoga dengan adanya titipan Allah, Dahlidung bisa jadi perempuan yang lebih kuat menghadapi dunia dan menghadapi orang-orang iri di sekelilingnya ya. Hahaha.
Selamat begadang dan kurang tidur! Dinikmati. Semoga lillah.
Berikutnya ada si bolang, yang apakah sekarang masih suka membolang?
Nah pertanyaan itu masih menyisakan tanda tanya besar. Karena semenjak lulus kuliah, Epa Hikmah jadi susah dihubungi. Epa Hikmah juga sudah berkeluarga bersama anak fisika satu angkatan. Sekarang Epa Hikmah tinggal di Palangka Raya seperti mimpinya jaman kuliah. Alhamdulillah.
Semoga Epa Hikmah meninggalkan kebiasaan pagi pulang pagi ya, sudah dirumah aja masak sop.
Kalau ingat Epa sebenernya banyak juga suka dukanya. Mengingat Epa adalah teman kos yang kemana-mana barengan. Semoganya, kita saling ridho atas apa yang pernah terjadi di antara kita ya. Siapa tau kita ada punya utang gitu, terus lupa kebayar. Siapa tau aku ada makai bajumu, terus aku amnesia ku kira itu bajuku. Siapa tau aku ada makai sikat gigimu buat nyikat lantai. Siapa tau juga, aku makan indomi-mu yang padahal aku tau itu memang punyamu. Hahaha. Ya Allah. Maaf ya Epa atas semua salah dan kurangnya aku. Terima kasih untuk semua kebaikanmu. Semoga kita bisa terus menjaga silaturahmi. Aamiin.
Yang keempat ada Tarisnawati (26). Jadi apa ultraman kita ini? Jadi pengusaha keripik kulit lumpia! Hihi. Alhamdulillah ya tercapai cita-citamu berwirausaha. Eh masih jual pulsa nggak?
Tarisnawati juga berkeluarga dan alhamdulillah diberikan amanah anak dari Allah. Sekarang Tarisna tinggal di Samuda, biar bagaimanapun dekat sama keluarga selalu lebih nyaman kan? Ingat nggak waktu sore jaman kuliah dulu? Aku pernah nanya, nanti kalau sudah kerja maunya dekat sama orang tua atau nggak? Lalu kamu bilang, mau jauh. Terus aku kasih tau suka dukanya kalau jauh. Terus aku kasih tau juga, bahwa uang nggak akan pernah bisa menggantikan kehadiran kita di hadapan orang tua.
Dan alhamdulillah, kini kamu nggak jauh sama keluarga.
Pasti bukan karena obrolan kita saat itu, ya memang kamunya sudah sedewasa ini untuk memutuskan mana yang lebih baik. Kan?
Terakhir, Wita. Wita gimana kabarnya?
Wita, aku nggak pernah bisa kuat jadi kamu.
Wita apa yang selama ini menari-nari di pikiranmu? Apa yang selama ini kamu simpan untuk dirimu sendiri, yang nggak kamu bagi ke kami?
Wita, bagaimana kamu menghadapi semua ini sendirian? Kenapa kamu nggak pernah cerita apapun pada kami?
Nggak pernah ada kata terlambat apapun itu konteksnya (kecuali kematian). Semua hal masih bisa dikejar Wita. SEMUA. Apapun itu.
Entah titel strata 1, entah pekerjaan prestisius, entah keluarga. Semua masih bisa dikejar. Walaupun, kenapa harus kejar-kejaran? Ini dunianya kamu, kamu berhak menentukan waktumu sendiri. Kamu nggak tertinggal, kamu nggak terlambat.
Kamu punya banyak kesempatan untuk menyelesaikan apapun yang belum terselesaikan. Asal kamu MAU untuk terus maju.
Jangan berhenti ya?
Kami tetap ada disini mendukung kamu. Walau kami sudah jauh, walau kami sibuk dengan dunia paskakampus kami, tapi hati kami selalu bersama kamu. Serius. Kami sayang kamu dan ingin yang terbaik untukmu Wita. Oke?
Ah, satu lagi tentang Irma. Bonus ya. Hihi
Irma si mantan keluarga Chan. Wkwk
Gimana kehidupan barunya bu dosen? Gimana suaminya? Gimana kehamilannya?
Sudah nggak khawatir lagi kan?
Alhamdulillah.
Ya jalani aja dengan baik skenario Allah. Kamu orang baik, semoga dikelilingi orang yang baik ya.
Terima kasih untuk semua kebaikannya ke aku. Terima kasih karena bantuin aku selama ini, bahkan sampai saat ini.
Masya Allah, capek juga nulis ini. Huhu
Harapannya, selalu yang terbaik buat teman teman semua.
Kalau dulu pencapaian kita adalah lulus tepat waktu, sekarang pencapaian apa yang dikejar?
Berkeluarga? Aku pribadi sih nggak (ya kan belum berkeluarga) :p
Nggak, serius kok. Buat aku, berkeluarga bukanlah sebuah pencapaian. Pencapaianku dua aja saat ini, bahagia dan sehat. Karena aku pernah ada di posisi hampir berkeluarga, dan aku nggak menemukan kebahagiaan disana, entah mungkin karena nggak cinta aja kali. Ya intinya gitu lah. Aku cuman pengen bahagia dan sehat. Dan itu cukup.
Kalau berkeluarga bisa membahagiakan, insya Allah akan segera. Buat sekarang memang belum ketemu yang bisa membahagiakan. :'(
(Kok tiba-tiba bahas ini sih)
Hahahahah
Kesimpulannya, semoga ji tri poin eig berbahagia selalu. Semoga sehat selalu. Semoga bisa ketemu lagi di surga Allah, bisa tetanggaan, dan bisa ngerumpi saban hari.
Ps: Mager banget padahal ya Rabb.
Postingan ini ditulis di sela-sela kesibukan pagi hari. Sambil sarapan buah, sambil nulis. Hihi
Tadi malam, setelah menyelesaikan nonton Running Man, iseng buka blog bentar. Ngeklik label 'masa kuliah'. Sekedar memastikan isi postingannya alay apa nggak aja sih. Karena gaya bahasaku mudah berubah tergantung bacaan yang lagi ku baca kala itu. Siapa tau alay banget isinya, jadi mau diedit.
Eh nggak taunya malah baper liat postingan-postingannya. Tiba-tiba keinget masa perjuangan waktu kuliah. Inget jungkir balik nyelesaikan skripsi. Inget jamannya penelitian kimia.
Dan yang paling bikin sedih, inget sama anak-anak G3.8. Sudah baca belum postingan G3.8 tahun 2015 yang lalu?
Naha kalau belum, baca aja dulu disini. (sekalian promosi)
Jadi, gimana kabarnya wahai ji tri poin eig?
Sudah 4 tahun sejak postingan itu dipublish. Apa saja perubahannya yang terjadi dalam jarak waktu yang panjang itu?
Gimana kabarnya Patliya, Dahlidung, Tarisnawati, Wita Hidayatullah, dan Epa Hikmah?
Sebenernya, tanpa harus say "hi" pun, kita bisa menebak kabarnya ya. Karena kecanggihan teknologi yang memudahkan satu sama lain untuk saling bikin story, kemudian yang lain nontonin. Tapi memang nggak akan ada yang bisa mengalahkan sapaan sih. Sapaan tuh lebih sakral dan intens.
Ok. Let's begin.
Gimana kabar Patliya (26)?
Setelah lebih dulu membangun keluarga kecilnya bersama Samsul, dan meninggalkan mantannya si Nono, Patliya dan keluarga sekarang dikaruniai anak laki-laki yang nggak mau dipegang sama aku. Hiks. Nama anaknya, si...si... Arka! Saking banyaknya nama anak kecil di sekeliling. Masya Allah. Hehe
Patliya jadi guru, sesuai dengan apa yang dicita-citakan kampus kita ya. Mencetak pendidik generasi penerus bangsa. Patliya sekarang balik ke kampung halaman, Parenggean. Berusaha memajukan kampungnya agar siap menghadapi arus global berlandaskan iptek dan imtak (yakali).
Gimana kabarmu Pat? Males banget aku chat ni anak. Udah sama kayak Wita jaman dulu. Dichat malam, bisa sampai seminggu baru dibaca. Dibaca doang, taunya di end chat ya.
Next, Dahlidung yang juga guru. Alhamdulillah Dahlidung jadi guru kimia SMK satu kota sama aku. Jadi kalau ada pertemuan, peluang ketemu ibuk ini lebih besar. Terus kalau sudah ketemu, masya Allah rempong seperti biasa. Kikik kikik nggak ingat umur. Dahlidung baru aja jadi ibuk beneran. Alhamdulillah, barakallah.
Semoga dengan adanya titipan Allah, Dahlidung bisa jadi perempuan yang lebih kuat menghadapi dunia dan menghadapi orang-orang iri di sekelilingnya ya. Hahaha.
Selamat begadang dan kurang tidur! Dinikmati. Semoga lillah.
Berikutnya ada si bolang, yang apakah sekarang masih suka membolang?
Nah pertanyaan itu masih menyisakan tanda tanya besar. Karena semenjak lulus kuliah, Epa Hikmah jadi susah dihubungi. Epa Hikmah juga sudah berkeluarga bersama anak fisika satu angkatan. Sekarang Epa Hikmah tinggal di Palangka Raya seperti mimpinya jaman kuliah. Alhamdulillah.
Semoga Epa Hikmah meninggalkan kebiasaan pagi pulang pagi ya, sudah dirumah aja masak sop.
Kalau ingat Epa sebenernya banyak juga suka dukanya. Mengingat Epa adalah teman kos yang kemana-mana barengan. Semoganya, kita saling ridho atas apa yang pernah terjadi di antara kita ya. Siapa tau kita ada punya utang gitu, terus lupa kebayar. Siapa tau aku ada makai bajumu, terus aku amnesia ku kira itu bajuku. Siapa tau aku ada makai sikat gigimu buat nyikat lantai. Siapa tau juga, aku makan indomi-mu yang padahal aku tau itu memang punyamu. Hahaha. Ya Allah. Maaf ya Epa atas semua salah dan kurangnya aku. Terima kasih untuk semua kebaikanmu. Semoga kita bisa terus menjaga silaturahmi. Aamiin.
Yang keempat ada Tarisnawati (26). Jadi apa ultraman kita ini? Jadi pengusaha keripik kulit lumpia! Hihi. Alhamdulillah ya tercapai cita-citamu berwirausaha. Eh masih jual pulsa nggak?
Tarisnawati juga berkeluarga dan alhamdulillah diberikan amanah anak dari Allah. Sekarang Tarisna tinggal di Samuda, biar bagaimanapun dekat sama keluarga selalu lebih nyaman kan? Ingat nggak waktu sore jaman kuliah dulu? Aku pernah nanya, nanti kalau sudah kerja maunya dekat sama orang tua atau nggak? Lalu kamu bilang, mau jauh. Terus aku kasih tau suka dukanya kalau jauh. Terus aku kasih tau juga, bahwa uang nggak akan pernah bisa menggantikan kehadiran kita di hadapan orang tua.
Dan alhamdulillah, kini kamu nggak jauh sama keluarga.
Pasti bukan karena obrolan kita saat itu, ya memang kamunya sudah sedewasa ini untuk memutuskan mana yang lebih baik. Kan?
Terakhir, Wita. Wita gimana kabarnya?
Wita, aku nggak pernah bisa kuat jadi kamu.
Wita apa yang selama ini menari-nari di pikiranmu? Apa yang selama ini kamu simpan untuk dirimu sendiri, yang nggak kamu bagi ke kami?
Wita, bagaimana kamu menghadapi semua ini sendirian? Kenapa kamu nggak pernah cerita apapun pada kami?
Nggak pernah ada kata terlambat apapun itu konteksnya (kecuali kematian). Semua hal masih bisa dikejar Wita. SEMUA. Apapun itu.
Entah titel strata 1, entah pekerjaan prestisius, entah keluarga. Semua masih bisa dikejar. Walaupun, kenapa harus kejar-kejaran? Ini dunianya kamu, kamu berhak menentukan waktumu sendiri. Kamu nggak tertinggal, kamu nggak terlambat.
Kamu punya banyak kesempatan untuk menyelesaikan apapun yang belum terselesaikan. Asal kamu MAU untuk terus maju.
Jangan berhenti ya?
Kami tetap ada disini mendukung kamu. Walau kami sudah jauh, walau kami sibuk dengan dunia paskakampus kami, tapi hati kami selalu bersama kamu. Serius. Kami sayang kamu dan ingin yang terbaik untukmu Wita. Oke?
Ah, satu lagi tentang Irma. Bonus ya. Hihi
Irma si mantan keluarga Chan. Wkwk
Gimana kehidupan barunya bu dosen? Gimana suaminya? Gimana kehamilannya?
Sudah nggak khawatir lagi kan?
Alhamdulillah.
Ya jalani aja dengan baik skenario Allah. Kamu orang baik, semoga dikelilingi orang yang baik ya.
Terima kasih untuk semua kebaikannya ke aku. Terima kasih karena bantuin aku selama ini, bahkan sampai saat ini.
Masya Allah, capek juga nulis ini. Huhu
Harapannya, selalu yang terbaik buat teman teman semua.
Kalau dulu pencapaian kita adalah lulus tepat waktu, sekarang pencapaian apa yang dikejar?
Berkeluarga? Aku pribadi sih nggak (ya kan belum berkeluarga) :p
Nggak, serius kok. Buat aku, berkeluarga bukanlah sebuah pencapaian. Pencapaianku dua aja saat ini, bahagia dan sehat. Karena aku pernah ada di posisi hampir berkeluarga, dan aku nggak menemukan kebahagiaan disana, entah mungkin karena nggak cinta aja kali. Ya intinya gitu lah. Aku cuman pengen bahagia dan sehat. Dan itu cukup.
Kalau berkeluarga bisa membahagiakan, insya Allah akan segera. Buat sekarang memang belum ketemu yang bisa membahagiakan. :'(
(Kok tiba-tiba bahas ini sih)
Hahahahah
Kesimpulannya, semoga ji tri poin eig berbahagia selalu. Semoga sehat selalu. Semoga bisa ketemu lagi di surga Allah, bisa tetanggaan, dan bisa ngerumpi saban hari.
Ps: Mager banget padahal ya Rabb.
Comments
Post a Comment